Menambah Barisan Bodhisatwa di Pekanbaru

Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Anthony dan Chia Chai Chua (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

fotoTzu Chi Pekanbaru mengadakan pelatihan relawan abu putih pada tanggal 19 Juni 2011. Para peserta menerima cindera mata dari Ketua (Hong Thay) dan Wakil Ketua (Lutiana) Tzu Chi Pekanbaru.

 

“Tak Peduli kehidupan ini Panjang atau Pendek, asalkan dengan bersungguh hati bersumbangsih niat kebajikan, maka akan menciptakan melodi indah kehidupan.

(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

 

Apakah hakikat kebahagiaan sesungguhnya? Pertanyaan inilah yang mengawali pelatihan relawan Abu Putih Tzu Chi Kantor Penghubung Pekanbaru yang diikuti oleh sekitar 117 relawan di Hotel Grand Elite Pekanbaru pada tanggal 19 Juni 2011. Kegiatan Pelatihan dimulai pukul 08.30 dan selesai pukul 16.30 WIB.

Uang yang banyak, rumah yang mewah, usaha yang mapan bukan menjadi jaminan seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan. Tapi kebahagiaan dapat kita rasakan saat kita dapat bersumbangsih niat kebajikan untuk diri sendiri, keluarga dan ”saudara-saudara” kita yang membutuhkan uluran cinta kasih. Saat senyuman mereka merekah kembali, kita akan merasakan kebahagiaan/kepuasan batin yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Inilah perasaan bahagia yang dirasakan oleh relawan Tzu Chi saat mereka dapat membagi cinta kasih universal untuk sesama.

Pelatihan menjadi lebih semarak dan hidup berkat uluran tangan kasih dan ketulusan dari relawab Tzu Chi Jakarta (Like Shijie, Ji Shou Shixiong, Ci Xin Shijie, Nony Shijie, Hoey Leng Shijie, Merry Shijie) yang khusus datang untuk memberikan training. Sungguh merupakan satu keberuntungan dan berkah bagi Tzu Chi Pekanbaru mendapatkan training dari relawan-relawan yang sudah memiliki banyak pengalaman seputar dunia Tzu Chi.  

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 117 relawan Tzu Chi Pekanbaru mengikuti pelatihan relawan abu putih yang diadakan Grand Elite Hotel Pekanbaru. (kiri)
  • Dalam training kali ini para relawan dari Tzu Chi Jakarta juga turut memberikan sharing dan pengalamannya selama menjadi relawan Tzu Chi. (kanan)

Dalam pemaparannya Ji Shou Shixiong menjelaskan tujuan dari Tzu Chi adalah “menyucikan hati manusia, masyarakat yang aman dan damai dan dunia bebas bencana”. Tujuan utama menjadi relawan Tzu Chi sebenarnya adalah tempat untuk pembinaan dan pelatihan diri sendiri. Hidup yang sangat singkat ini hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Melalui tayangan-tayangan video singkat dan sangat bermakna ini menyadarkan kita bahkan kita harus segera bertindak untuk membuat  hidup ini menjadi berwarna dan bermakna dengan berbuat lebih banyak kebajikan dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada tanpa harus menunda-nunda lagi. Waktu sudah tidak dapat ditunda . “Just do it (lakukan saja).

Like Shijie mempertegas lagi bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk kita sendiri – hukum karma. Dan istilah kerennya adalah ”Siapa yang memakan, siapa yang kenyang”  artinya siapa yang melakukan karma kebajikan, dia jugalah yang akan memetik atau menikmati hasilnya.

Semua relawan Tzu Chi Jakarta dengan antusias dan semangat menyampaikan materi trainingnya. Dan semua peserta pun tak menyia-nyiakan kesempatan berharga ini untuk memahami lebih dalam seputar dunia Tzu Chi dari senior-senior yang berpengalaman ini. Sesi demi sesi telah dilalui dengan sukacita dan saatnya bagi peserta untuk melakukan sharing tentang ketertarikan mereka untuk bergabung ke barisan Bodhisatwa Tzu Chi Pekanbaru.

Menginspirasi Melalui Tindakan
Rosmini Shijie, relawan di bagian konsumsi tertarik bergabung ke Tzu Chi berkat sikap ramah tamah dan cinta kasih yang diberikan relawan Tzu Chi saat kakak iparnya membutuhkan bantuan. Meskipun ketidakkekalan datang – kakak iparnya meninggal dunia dan belum sempat mendapatkan bantuan Tzu Chi— namun inilah langkah awal ketertarikan Rosmini melangkah ke Tzu Chi mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen. Tekad untuk bergabung semakin mantap saat Shijie ini mengikuti kunjungan kasih ke rumah Gan En Hu (penerima bantuan pengobatan Tzu Chi) yang terkena stroke dan tinggal bersama suaminya yang mengalami gangguan jiwa. Melihat kondisi yang cukup memprihatinkan, tanpa disadari Rosmini berkata dalam hati, ”Ternyata saya sangat beruntung dibanding dengan Gan En Hu yang mengalami stroke ini.” Seiring berjalannya waktu dan tanpa disadari Rosmini yang sebelumnya cukup temperamental dan keras kepala mulai merubah sifat menjadi lebih sabar dan pengertian. Dan Perubahan ini pun berdampak pada keluarganya yang lambat laun juga ikut berubah, dan saat ini Rosmini merasa sangat bahagia dan tetap akan bersumbangsih dengan keahlian memasaknya, apalagi ke depannya akan hadir kelas memasak masakan vegetarian di Tzu Chi Pekanbaru.


foto  foto

Keterangan :

  • ”Badan boleh sakit, tapi batin tidak boleh sakit. Selagi badan masih sehat, lakukanlah sebanyak mungkin kebajikan,” pesan Dewi Shijie, salah seorang peserta training yang tengah menjalani kemoterapi. (kiri)
  • Anak-anak murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Pekanbaru juga menampilkan isyarat tangan sebagai bagian dari pertunjukan budaya humanis Tzu Chi. (kanan)

Bagi Rudi Hartono Shixiong, yang menjadi daya tarik untuk ikut dalam barisan Bodhisatwa Tzu Chi adalah karena prinsip dan tata krama Tzu Chi. ”Hidup adalah saat ini dan selagi masih bisa berbuat untuk sesama akan saya lakukan dengan maksimal,” ungkap Rudi Hartono. Prinsip ini sesuai dengan apa yang selalu disampaikan Master Cheng Yen dalam setiap ceramahnya, ”Jangan menunda lagi, Just do It.

Sharing terakhir disampaikan oleh Dewi Shijie, yang dapat menginspirasi kita semua dengan semangat pantang menyerahnya. Saat ini Dewi sedang menjalani kemoterapi. Shijie ini sudah menjalani 4 kali kemoterapi yang berefek pada rontoknya rambut yang merupakan mahkota setiap wanita. Namun keadaan ini tidak membuat Dewi berkecil hati ataupun malu. Dengan kondisi kesehatan yang tidak prima, Shijie ini dapat mengikuti training dengan sangat baik dan tak ada kata lelah terucap. ” Badan boleh sakit, tapi batin tidak boleh sakit. Selagi badan masih sehat, lakukanlah sebanyak mungkin kebajikan,” pesan Dewi Shijie. ”Berkat kunjungan kasih dan perhatian yang diberikan insan Tzu Chi Pekanbaru, hari ini saya bisa begitu tegar dan semangat untuk melawan penyakit di badan dan mengikuti training ini dan saya berhasil mengikuti dengan baik. Gan en kepada shixiong- shijie semua,” ungkap Dewi haru. Semangat Dewi patut menjadi contoh dan cambuk bagi kita semua untuk memanfaatkan hidup dan kesempatan yang datang dengan sebaik-baiknya dan membuat hidup menjadi lebih bermakna. Semoga Dewi shijie diberikan kekuatan dan kesembuhan. Jiao You......!

Semangat Dewi shijie mengingatkan kita pada Kata Perenungan Master Cheng Yen, ”Penyakit pada tubuh tidaklah menakutkan, batin yang sakit justru lebih mengerikan.” Dewi Shijie telah mempraktikkan Dharma Master Cheng Yen dengan sangat baik. Bagaimana dengan kita semua? Ingat selalu Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Ada 2 hal yang tidak dapat ditunda di dunia ini; pertama berbakti kepada orangtua,  dan kedua berbuat kebajikan.”

Training ditutup dengan menyanyikan lagu “Satu Keluarga”. ”Walau kita bukan lahir dari rahim ibu yang sama, namun kita tinggal dan hidup di bumi yang sama dan sudah selayaklah untuk saling menyayangi, saling syukur, saling percaya, karena kita saling membutuhkan di dunia ini,” ungkap Meliana Shijie selaku MC mengakhiri pelatihan hari ini. Semoga semua peserta mendapatkan berkah, semangat dan tekad untuk melangkah mengikuti Jejak Master Cheng Yen membabarkan semangat cinta kasih universal agar masyarakat aman dan damai serta dunia terhindar dari bencana.

  
 

Artikel Terkait

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Andir, Bandung

Bantuan Bagi Korban Kebakaran di Andir, Bandung

30 Juli 2024

Prihatin dengan kondisi warga korban kebakaran di Kecamatan Andir, Kota Bandung, relawan Tzu Chi memberikan bantuan berupa paket kebakaran, sembako, dan membantu warga memasak di dapur umum. Kebakaran menghanguskan 13 rumah.

Melayani Dengan Hati

Melayani Dengan Hati

08 Desember 2016
Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas yang tergabung dalam Dharmawanita Tzu Chi Xie Li Kalimantan Timur 2 mengadakan penyuluhan bagi ibu-ibu yang berada di lingkungan Rantau Panjang dan sekitarnya.
Internasional: Festival Musim Panas

Internasional: Festival Musim Panas

16 September 2010 Pada bulan Juli 2010 itu, para relawan kembali ke sebuah kota di Jepang barat yang hancur oleh gempa bumi enam tahun lalu untuk merayakan pemulihan dan bantuan yang telah diberikan selama bencana.
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -