Menambah Barisan Relawan

Jurnalis : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

fotoHong Thay, relawan Tzu Chi Pekanbaru tengah memperagakan cara makan yang baik di Tzu Chi. Ini merupakan salah satu materi pelatihan relawan abu putih yang dilakukan Tzu Chi Pekanbaru, Minggu, 18 April 2010.

Estafet cinta kasih Tzu Chi terus-menerus disebarkan tiada henti oleh insan Tzu Chi Pekanbaru. Sebanyak 56 Bodisatwa Tzu Chi kembali dilantik sebagai relawan abu putih pada hari Minggu, 18 April 2010 yang diadakan di rumah Tzu Chi Pekanbaru yang baru saja diresmikan pada 16 Maret 2010 lalu. Pelatihan relawan abu putih ini bukanlah pelatihan yang pertama kali dilaksanakan di Pekanbaru. Namun, ini merupakan pertama kalinya Tzu Chi Pekanbaru mengoordinir semua acara dan dipresentasikan langsung oleh para relawan Tzu Chi Pekanbaru.

 

Menjalin Jodoh dengan Semua Orang
Pembawa acara pelatihan menyapa hangat dan ramah para Bodisawva. Para peserta yang tidak sabar untuk menerima materi pelatihan ini juga membalas dengan ramah dan semangat sapaan tersebut.

Di sesi awal pelatihan peserta disuguhkan dengan Kisah Tzu Chi dan Jalinan Jodoh Tzu Chi yang dibawakan oleh Hong Thay Shixiong. “Untuk menjalin jodoh yang baik dengan setiap orang, kunci utamanya adalah senyum. Di Tzu Chi ada satu jenis krim yang sangat bagus, orangtua pun bisa menjadi awet muda kalau memakainya. Di mana kita bisa membelinya? Tidak perlu dibeli, karena setiap orang telah memilikinya. Krim tersebut adalah sebuah senyuman,” kata Hong Thay, “jangan hanya tersenyum, namun juga harus tetap bersemangat.“ Demikian Hong Thay berbagi rahasia menjalin jodoh yang baik dengan setiap orang. 

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan materi “Kisah Tzu Chi Indonesia” yang  disajikan oleh Jamaluddin Shixiong. Ada satu bahasa yang dipergunakan oleh setiap orang di mana pun mereka berada, yaitu bahasa cinta. Di Tzu Chi, bahasa cinta diapresiasikan dalam bentuk bahasa isyarat tangan. Relawan biru putih mempersembahkan bahasa isyarat tangan dari sebuah lagu yang berjudul “Ing Wei Ni Ing Wei Wo” (Karena Kamu, Karena Saya). Jika setiap orang memiliki kesatuan hati dan mau berusaha pasti akan menghasilkan kekuatan besar.

foto  foto

Ket : - Sebanyak 56 orang relawan Tzu Chi Pekanbaru mengikuti pelatihan relawan abu putih pada hari Minggu,            18 April 2010. (kiri)
         - Kevin Audrino Budiman, seorang mahasiswa berusia 17 tahun berbagi cerita bahwa dapat bertemu             dengan Tzu Chi karena adanya jalinan jodoh. (kanan)

Hong Thay Shixiong yang telah cukup dikenal oleh para peserta pelatihan menyampaikan bagaimana Misi Amal Tzu Chi dilakukan. “Pada umumnya kita melakukan amal ketika masuk ke dunia Tzu Chi. Ketika kita terjun ke dalam dunia Tzu Chi, cinta kasih kita berkobar-kobar. Tetapi Master Cheng Yen juga mengajari kita bagaimana cara melakukan amal yang baik supaya penerima bantuan dapat menerima dengan baik. Dalam dunia Tzu Chi kita belajar mengembangkan kebijaksaanaan kita. Jangan malu untuk berbuat kebajikan. Sebelum membantu orang kita harus membantu diri sendiri. Harus menjaga diri sendiri, “ terang Hong Thay.

“Kita perlu melakukan survei untuk mengetahui apa yang kita bisa lakukan untuk membantu agar tepat sasaran dan benar. Dibutuhkan kebijaksanaan untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa masalah,“ tambah Hong Thay. Selain Misi Amal, materi misi Pelestarian Lingkungan juga kembali disajikan oleh Hong Thay Shixiong.

foto  foto

Ket : - Para peserta juga diajak untuk menggalakkan pola makan vegetarian. Seorang anggota komite Tzu Chi             melayani para peserta. (kiri).
         - Tzu Chi adalah organisasi sosial yang lintas agama, ras, suku, dan golongan. Para relawan             memperagakan isyarat tangan "Satu Keluarga". (kanan)

Relawan Mewakili Citra Tzu Chi
Selanjutnya Asriani Shijie memaparkan kepada peserta pelatihan mengenai indahnya budaya Tzu Chi. “Pada waktu berseragam kita sudah tidak mewakili diri sendiri, kita mewakili Tzu Chi. Jadi harus lebih menjaga sikap,” tegas Asriani.

Kehidupan yang bahagia. Apakah arti kebahagiaan itu? Kehidupan yang seperti apakah yang dinamakan bahagia? “Kita bertanggung jawab atas kebahagian kita, bukan dari faktor luar. Tidak ada yang bisa membuat kita bahagia selain diri kita sendiri, bukan karena rumah, mobil, uang dan sebagainya. Kebahagian merupakan sebuah pilihan. Kita yang membuat kita bahagia,“ kata Mina Shijie dengan penuh semangat berbagi inspirasi dengan para peserta mengenai kehidupan yang bahagia.

“Kaya bukan karena kita memiliki banyak materi, kaya adalah mensyukuri apa yang kita miliki. Alangkah bahagianya jika kita bisa mensyukuri apa yang bisa kita miliki, baru bisa puas atas kehidupan kita. Untuk merasakan berkah pada diri sendiri, kita harus merasa bahwa diri kitalah yang paling beruntung. Semua tergantung pada pola pikir kita. Orang yang berpikiran positif akan lebih bahagia,“ kata Mina menambahkan.

Berikutnya dihadirkan seorang peserta untuk berbagi pemikiran dengan semua yang ikut dalam pelatihan. Kevin Audrino Budiman, seorang mahasiswa berusia 17 tahun yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat berbagi cerita bahwa dapat bertemu dengan Tzu Chi karena adanya jalinan jodoh. “Saya bertemu seorang wanita asal Taiwan yang sudah cukup lama tinggal di Indonesia. Saya belajar bahasa Mandarin dengannya. Dia adalah relawan Tzu Chi juga. Namun saat itu, saya tidak begitu mempedulikan keaktifan beliau di Tzu Chi. Lalu saya pindah ke Pekanbaru untuk studi. Bertemu kembali dengan Tzu Chi melalu baksos pengobatan yang baru-baru ini dilakukan. Banyak sekali hal yang saya dapatkan walaupun baru mengenal Tzu Chi. Saya banyak belajar dan bersyukur di Tzu Chi,” kata Kevin.

  
 
 

Artikel Terkait

Membalas Kebaikan Alam dengan Menanam

Membalas Kebaikan Alam dengan Menanam

10 Maret 2017
Minggu, 5 Maret 2017, relawan Tzu Chi komunitas Kebon Jeruk 1 melakukan kegiatan pelestarian lingkungan di Blok D Taman Aries, Jakarta Barat. Pada kegiatan itu mereka juga melakukan aksi tanam pohon.
Suara Kasih: Melindungi Semua Makhluk

Suara Kasih: Melindungi Semua Makhluk

08 Februari 2012
Setiap orang harus berintrospeksi dan menyadari kesalahan dahulu. Karena itu, kita harus bertobat satu per satu. Dengan bertobat satu per satu, barulah kita bisa berhenti menciptakan karma buruk dan tak terus terjerumus ke dalam lingkaran buruk.
Bantuan Biaya Pendidikan Bikin Adik-Kakak Ini Makin Semangat Belajar

Bantuan Biaya Pendidikan Bikin Adik-Kakak Ini Makin Semangat Belajar

07 Juni 2023

Kondisi ekonomi keluarga sepeninggal suami membuat Aprina ketar-ketir, terutama agar kedua putrinya tak sampai putus sekolah. Aprina bersyukur karena Tzu Chi membantu biaya pendidikan kedua putrinya.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -