Menambah Barisan Relawan
Jurnalis : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru)Hong Thay, relawan Tzu Chi Pekanbaru tengah memperagakan cara makan yang baik di Tzu Chi. Ini merupakan salah satu materi pelatihan relawan abu putih yang dilakukan Tzu Chi Pekanbaru, Minggu, 18 April 2010. |
| ||
Menjalin Jodoh dengan Semua Orang Di sesi awal pelatihan peserta disuguhkan dengan Kisah Tzu Chi dan Jalinan Jodoh Tzu Chi yang dibawakan oleh Hong Thay Shixiong. “Untuk menjalin jodoh yang baik dengan setiap orang, kunci utamanya adalah senyum. Di Tzu Chi ada satu jenis krim yang sangat bagus, orangtua pun bisa menjadi awet muda kalau memakainya. Di mana kita bisa membelinya? Tidak perlu dibeli, karena setiap orang telah memilikinya. Krim tersebut adalah sebuah senyuman,” kata Hong Thay, “jangan hanya tersenyum, namun juga harus tetap bersemangat.“ Demikian Hong Thay berbagi rahasia menjalin jodoh yang baik dengan setiap orang. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan materi “Kisah Tzu Chi Indonesia” yang disajikan oleh Jamaluddin Shixiong. Ada satu bahasa yang dipergunakan oleh setiap orang di mana pun mereka berada, yaitu bahasa cinta. Di Tzu Chi, bahasa cinta diapresiasikan dalam bentuk bahasa isyarat tangan. Relawan biru putih mempersembahkan bahasa isyarat tangan dari sebuah lagu yang berjudul “Ing Wei Ni Ing Wei Wo” (Karena Kamu, Karena Saya). Jika setiap orang memiliki kesatuan hati dan mau berusaha pasti akan menghasilkan kekuatan besar.
Ket : - Sebanyak 56 orang relawan Tzu Chi Pekanbaru mengikuti pelatihan relawan abu putih pada hari Minggu, 18 April 2010. (kiri) Hong Thay Shixiong yang telah cukup dikenal oleh para peserta pelatihan menyampaikan bagaimana Misi Amal Tzu Chi dilakukan. “Pada umumnya kita melakukan amal ketika masuk ke dunia Tzu Chi. Ketika kita terjun ke dalam dunia Tzu Chi, cinta kasih kita berkobar-kobar. Tetapi Master Cheng Yen juga mengajari kita bagaimana cara melakukan amal yang baik supaya penerima bantuan dapat menerima dengan baik. Dalam dunia Tzu Chi kita belajar mengembangkan kebijaksaanaan kita. Jangan malu untuk berbuat kebajikan. Sebelum membantu orang kita harus membantu diri sendiri. Harus menjaga diri sendiri, “ terang Hong Thay. “Kita perlu melakukan survei untuk mengetahui apa yang kita bisa lakukan untuk membantu agar tepat sasaran dan benar. Dibutuhkan kebijaksanaan untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa masalah,“ tambah Hong Thay. Selain Misi Amal, materi misi Pelestarian Lingkungan juga kembali disajikan oleh Hong Thay Shixiong.
Ket : - Para peserta juga diajak untuk menggalakkan pola makan vegetarian. Seorang anggota komite Tzu Chi melayani para peserta. (kiri). Relawan Mewakili Citra Tzu Chi Kehidupan yang bahagia. Apakah arti kebahagiaan itu? Kehidupan yang seperti apakah yang dinamakan bahagia? “Kita bertanggung jawab atas kebahagian kita, bukan dari faktor luar. Tidak ada yang bisa membuat kita bahagia selain diri kita sendiri, bukan karena rumah, mobil, uang dan sebagainya. Kebahagian merupakan sebuah pilihan. Kita yang membuat kita bahagia,“ kata Mina Shijie dengan penuh semangat berbagi inspirasi dengan para peserta mengenai kehidupan yang bahagia. “Kaya bukan karena kita memiliki banyak materi, kaya adalah mensyukuri apa yang kita miliki. Alangkah bahagianya jika kita bisa mensyukuri apa yang bisa kita miliki, baru bisa puas atas kehidupan kita. Untuk merasakan berkah pada diri sendiri, kita harus merasa bahwa diri kitalah yang paling beruntung. Semua tergantung pada pola pikir kita. Orang yang berpikiran positif akan lebih bahagia,“ kata Mina menambahkan. Berikutnya dihadirkan seorang peserta untuk berbagi pemikiran dengan semua yang ikut dalam pelatihan. Kevin Audrino Budiman, seorang mahasiswa berusia 17 tahun yang berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat berbagi cerita bahwa dapat bertemu dengan Tzu Chi karena adanya jalinan jodoh. “Saya bertemu seorang wanita asal Taiwan yang sudah cukup lama tinggal di Indonesia. Saya belajar bahasa Mandarin dengannya. Dia adalah relawan Tzu Chi juga. Namun saat itu, saya tidak begitu mempedulikan keaktifan beliau di Tzu Chi. Lalu saya pindah ke Pekanbaru untuk studi. Bertemu kembali dengan Tzu Chi melalu baksos pengobatan yang baru-baru ini dilakukan. Banyak sekali hal yang saya dapatkan walaupun baru mengenal Tzu Chi. Saya banyak belajar dan bersyukur di Tzu Chi,” kata Kevin. | |||
Artikel Terkait
Membalas Kebaikan Alam dengan Menanam
10 Maret 2017Suara Kasih: Melindungi Semua Makhluk
08 Februari 2012Bantuan Biaya Pendidikan Bikin Adik-Kakak Ini Makin Semangat Belajar
07 Juni 2023Kondisi ekonomi keluarga sepeninggal suami membuat Aprina ketar-ketir, terutama agar kedua putrinya tak sampai putus sekolah. Aprina bersyukur karena Tzu Chi membantu biaya pendidikan kedua putrinya.