Menambah Ilmu Melalui Tzu Chi

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
 

foto
Rabu, 27 November 2013, sebanyak 73 anggota KOREM 052/WKR melakukan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi untuk study banding sekaligus mengenal lebih dekat Tzu Chi Indonesia.

Rabu, 27 November 2013, KOREM 052/WKR melakukan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi dalam rangka study banding sekaligus berkenalan dengan rumah insan Tzu Chi, Aula Jing Si. Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah akrab di telinga Komandan KOREM (Danrem) 052, Kolonel Kav. Wawan Ruswandi, ini menjadi tempat yang dipilih untuk study banding karena latarbelakang kegitan sosial yang sejalan dengan apa yang dilakukan KOREM. “Kami sejalan, di misi amal, pendidikan dimana kita juga banyak memberikan beasiswa bagi anak-anak. Nah di sini kami ingin menambah ilmu dengan belajar misi pelestarian lingkungan, pemilahan sampah, serta program-program apa saja yang dijalankan oleh Tzu Chi,” ujar Danrem.

Hari itu, KOREM 052/WKR yang membawahi wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara, Tangerang Selatan, Tangerang Kota, dan Kepulauan Seribu ini membawa sebanyak 73 anggota yang terdiri dari anggota KOREM, KODIM, KORAMIL, PERSIT, dan guru serta kepala sekolah dari Yayasan Kartika Candra Kirana.

Selama pengenalan Yayasan Buddha Tzu Chi, para tamu banyak disuguhi informasi berkaitan dengan apa itu Tzu Chi, visi dan misi serta apa saja yang telah dilakukan oleh Tzu Chi. Dari mulai misi Amal, Kesehatan, Pendidikan, Budaya Humanis serta Pelestarian Lingkungan. Tanggapan positif pun datang dari para anggota KOREM ini saat mendengarkan penjelasan mengenai Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Para peserta terlebih dahulu mendengar penjelasan mengenai Tzu Chi (kiri).
  • Dengan dibagi menjadi tiga kelompok kecil, mereka berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi untuk belajar pentingnya dan bagaimana cara memilah sampah serta sampah apa saja yang sekiranya dapat didaur ulang (kanan).

Membantu yang Kurang Mampu, Mendidik yang Mampu
“Bapak tahu kenapa kalau Tzu Chi memberikan bantuan selalu membungkuk dan bilang terimakasih?” tanya Hong Tjin Shixiong saat membawa Komandan KOREM untuk melakukan tur Jing Si Tang. “Nggak tahu pak, itu alasannya apa ya?” tanyanya penasaran. “Ya, karena kita bersyukur dan itu tadi, kita berterimakasih pada mereka yang dibantu,” jawab Hong Tjin, namun mimik muka Wawan tak kunjung menunjukkan rasa puas terhadap jawaban Hong Tjin. “Kalau tidak ada mereka (yang dibantu), bagaimana kita bisa berbuat baik (dengan memberikan bantuan)? Kita ini seperti diberikan kesempatan untuk berbuat baik kepada mereka dan sekaligus kita bisa bersyukur karena bukan kita yang terkena bencana. Maka dari itu kita berterimakasih,” jelas Hong Tjin disambut dengan anggukan Wawan.

Selain Wawan, para anggotanya juga diajak untuk berkeliling Aula Jing Si. Dengan dibagi menjadi tiga kelompok kecil, mereka berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi untuk belajar pentingnya dan bagaimana cara memilah sampah serta sampah apa saja yang sekiranya dapat didaur ulang. Dengan mengetahui bagaimana cara memilah sampah ini, mereka berharap nantinya dapat memraktekkannya di komunitas masing-masing, dan juga dapat menularkan ilmu pada yang lain.

Setelah menimba ilmu di depo Pelestarian Lingkungan, mereka diajak kembali memasuki gedung Aula Jing Si untuk melanjutkan tur. Pengetahuan mereka mengenai Tzu Chi kembali bertambah saat melihat berbagai poster di exhibition hall dan juga lorong Fa Hua.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain ke depo, mereka juga diajak untuk melihat berbagai poster mengenai Tzu Chi Indonesia di exhibition hall dan juga lorong Fa Hua (kiri).
  • Dalam kunjungan ini, mereka juga mendapatkan celengan bambu dan berpartisipasi dalam penggalangan dana amal Tzu Chi melalui program Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) (kanan).

“Ini adalah seorang keluarga pasien yang dibantu oleh Tzu Chi bernama Lim Cun Bie, sehari-hari dia berjualan siomai. Jadi karena anaknya dibantu berobat, dia sangat berterimakasih pada Tzu Chi. Wujud terimakasihnya ini adalah dengan ikut membantu orang lain melalui celengan bambu. Setiap pergi jualan, dia selalu membawa celengan bambu dan hasil dari celengan ini dia danakan ke Tzu Chi,” kata Rusito Shixiong menjelaskan poster misi Amal Tzu Chi di lorong Fa Hua. Dari sini mereka kembali tertegun dan melihat bagaimana cinta kasih dapat tumbuh di mana saja.

“Yayasan Buddha Tzu Chi ini bagus sekali dengan menyebarkan cinta kasih pada sesama. Jadi tidak hanya memberikan bantuan saja, tidak dididik meminta terus, tapi bagaimana walaupun sedikit bisa memberi pada sesama,” ujar Ririn Kusumaningrum, Ketua Koorcab PERSIT (Persatuan Istri Tentara) Kartika Candra Kirana menanggapi penjelasan dari pemandu tur.

Dalam kunjungan ini, mereka juga mendapatkan celengan bambu dan berpartisipasi dalam penggalangan dana amal Tzu Chi melalui program Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT).

  
 

Artikel Terkait

Bangkit dari Mimpi Kelam

Bangkit dari Mimpi Kelam

07 Desember 2009
Lebih kurang dua tahun kondisi ini terus terjadi, pergi pagi dan pulang larut malam. Karena takut kembali ke rumah, saat lapar Acai terpaksa mengais makanan di tong sampah, maupun meminta-minta. Kondisi ini membuat depresi Acai semakin parah.
Kursi Roda yang Telah Lama Diimpikan Kini Ada di depan Mata

Kursi Roda yang Telah Lama Diimpikan Kini Ada di depan Mata

06 Desember 2021

Siapa sih yang tak suka diberi kejutan? Apalagi kejutan itu berupa barang yang sudah lama diimpikan. Seperti Amalia (34) yang sedari dulu ingin membelikan kursi roda khusus untuk putrinya.

Pembagian Sembako Lebaran di Malang

Pembagian Sembako Lebaran di Malang

29 Agustus 2012 Pembagian sembako kali  ini dipusatkan di kota Malang. Bibit cinta kasih Tzu Chi telah mulai bertumbuh di kota ini dalam setahun terakhir. Relawan dan donator dengan perlahan bertambah seiring dengan berbagai kegiatan yang dirintis oleh relawan Tzu Chi di Malang dan Surabaya.
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -