Menambah Rasa Syukur

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Henry Tando (He Qi Utara), Hadi Pranoto
 
 

fotoPara siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien Taiwan yang tengah berkunjung ke Indonesia juga turut berpartisipasi dalam kegiatan pembagian beras di Pademangan pada hari Sabtu, 6 Agustus 2011.

Ada yang berbeda dalam kegiatan pembagian beras cinta kasih Tzu Chi di Pademangan, Jakarta Utara pada hari Sabtu, 6 Agustus 2011 lalu. Suasana pembagian beras bertambah meriah dengan kehadiran 30 murid SMA Tzu Chi Hualien, Taiwan yang turut berpartisipasi dalam kegiatan beras ini.

Dengan kecerian khas remaja, mereka tanpa sungkan membantu pelaksanaan pembagian beras ini, mulai dari menyambut warga dengan nyanyian sampai membagikan dan membawakan beras kepada warga yang berusia lanjut. Pan Hsin An, siswa kelas 2 SMA Tzu Chi Hualien ini adalah salah satunya. Selama pembagian beras, beberapa kali ia membantu warga membawakan karung berisi beras seberat 20 kg. Pengalaman ini sangat berkesan dan membuatnya terharu. “Meskipun nggak tahu bahasanya, tetapi bisa bantu warga dan kemudian mereka bilang ‘terima kasih’ itu sangat menyenangkan sekali,” ungkapnya.

Hal yang sama diungkapkan Hsin Hua Lai, siswi kelas 2 SMA Tzu Chi Hualien lainnya. “Meski lelah, tetapi senang,” ungkapnya. Hsin Hua Lai sendiri belum pernah mengikuti kegiatan pembagian beras Tzu Chi di Taiwan, hanya saat di Amerika ia pernah mengikuti pembagian makanan (Food Bank) bagi para tunawisma di sana. Hsin yang berpembawaan ramah dan ceria ini merasa terkesan dengan masyarakat Indonesia. “Orang-orang di sini (Indonesia -red) sangat menyenangkan dan ramah sekali. Kita senyum, mereka bisa senyum 2 kali lebih lebar dari kita,” ujarnya sembari tersenyum.

foto  foto

Keterangan :

  • “Meskipun tidak tahu bahasanya, tetapi bisa bantu warga dan kemudian mereka bilang ‘terima kasih’ itu sangat menyenangkan sekali,” ungkap Pan Hsin An, siswa kelas 2 SMA Tzu Chi Hualien. (kiri)
  • Mengikuti kegiatan pembagian beras memberi kesan mendalam bagi Hsin Hua Lai (tengah). Selama berkunjung di Indonesia, khususnya Singkawang, membuat siswi kelas 2 SMA Tzu Chi Hualien ini semakin menyadari berkah yang dimilikinya. (kanan)

Melihat Penderitaan, Baru Bisa Merasakan Berkah
Siswa-siswi SMA Tzu Chi Hualien ini sendiri sudah sejak tanggal 31 Juli 2011 lalu tiba di Jakarta dan telah mengunjungi berbagai tempat: Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Sekolah Cinta Kasih, RSKB Cinta Kasih, Sekolah Tzu Chi Indonesia, dan juga ke Kota Singkawang di Kalimantan Barat. Para siswa SMA Tzu Chi Hualien Taiwan ini sendiri akan kembali ke negaranya pada tanggal 12 Agustus 2011. Seusai mengikuti kegiatan pembagian beras di Pademangan, para siswa SMA Tzu Chi Hualien ini kemudian juga mengikuti kegiatan pembagian beras di Pondok Pesantren Nurul Iman (Bogor), berkunjung ke Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan, Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya (Tangerang), SD Dinamika (Bantar Gebang Bekasi), dan mengunjungi obyek-obyek budaya lainnya di Indonesia.

Menurut Yao Chik Hua, Wakil Kepala Sekolah SMA Tzu Chi Taiwan (Bidang Kurikulum), tujuan dari kunjungan siswa SMA Tzu Chi Taiwan ke Indonesia ini adalah dalam rangka memberikan pemahaman kepada para siswa bahwa masih banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan, sekaligus untuk menyadari berkah yang mereka miliki. “Dengan melihat penderitaan maka mereka (para siswa –red) baru bisa merasakan berkah atau keberuntungan mereka,” kata Yao Chik Hua, “kita juga ingin menyebarkan budaya humanis di Indonesia.”

foto  foto

Keterangan :

  • Kehadiran murid-murid SMA Tzu Chi Hualien ini memberi warna berbeda dan keceriaan di dalam pembagian beras Tzu Chi di Pademangan, Jakarta Utara. (kiri)
  • Seusai melakukan pembagian beras di Pademangan, para murid SMA Tzu Chi Hualien ini juga mengunjungi rumah warga penerima bantuan Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Cilincing, Jakarta Utara. (kanan)

Dan jika melihat rangkaian kegiatan kunjungan para siswa ini, rasanya harapan itu tak “jauh panggang dari api”. Pengalaman berkunjung ke Singkawang, Kalimantan Barat memberikan kesan mendalam bagi Hsin Hua Lai. Melihat perjuangan anak-anak seusianya di kota yang dikenal dengan julukan “Kota Seribu Kuil” ini membuat siswi kelas 2 SMA Tzu Chi Hualien ini trenyuh sekaligus memotivasinya untuk tak menyia-nyiakan berkah yang dimilikinya. “Melihat kehidupan mereka, saya merasa sangat bersyukur sekali. Anak-anak di sana keinginan belajarnya sangat tinggi sekali, meski mereka sendiri tidak tahu apakah tahun depan masih bisa sekolah atau tidak,” ungkap Hsin Hua Lai, “ini mendorong saya untuk semakin giat belajar.”

Besar di lingkungan keluarga yang relatif mampu, Hsien Hua Lai pun sebelumnya tak pernah melihat langsung kehidupan anak-anak lain yang tak seberuntung dirinya. Hsin yang sangat menyukai anak-anak juga menyempatkan diri untuk mengajari bahasa Mandarin kepada anak-anak di Singkawang. “Melihat mereka belajar membuat saya rasanya ingin ‘bertobat’. Kadang saya masih suka main-main,” ucap Hsin Hua Lai malu-malu. Kunjungan Hsin Hua Lai  dan rekan-rekannya belum usai, namun sudah begitu banyak pelajaran berharga yang didapatnya selama di Indonesia. Ketika ditanyakan apakah jika ada kesempatan tahun depan untuk datang lagi ke Indonesia ia bersedia datang, dengan cepat ia menjawab, “Pasti mau.”

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Menjaga Pikiran dan Moralitas

Suara Kasih : Menjaga Pikiran dan Moralitas

04 Maret 2011 Kita harus memanfaatkan waktu untuk berbuat baik dan melenyapkan kegelapan batin. Kita harus segera bertobat tanpa menunda waktu lagi. Janganlah kita mengulur waktu karena ada banyak hal yang tak dapat ditunda.
Tetesan Keringat Membuka Cakrawala Kebahagiaan

Tetesan Keringat Membuka Cakrawala Kebahagiaan

13 Desember 2017
Relawan Tzu Chi mempraktikkan cinta kasih dengan cara membantu salah satu penerima bantuan Tzu Chi, Yuni Sara untuk membersihkan rumahnya yang beraroma tidak sedap dan kotor.
Langkah Efektif Mengajar Budaya Humanis

Langkah Efektif Mengajar Budaya Humanis

14 Juli 2009 Seberapa pentingkah pendidikan budi pekerti bagi seorang murid? ”Sepandai apapun orang, tetapi jika tidak memiliki budi pekerti yang baik, maka dia akan menjadi orang jahat yang pintar. Tapi kalau dia pintar dan ditambah dengan karakter yang baik, maka dia akan jadi orang pintar yang baik,” tegas Indi Y Wirawan, Kepala Sekolah Ehipassiko.
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -