Menampilkan Performa Terbaik untuk Diri dan Orang Tua

Jurnalis : Canny, Evita (He Qi Barat) , Fotografer : Canny, Evita (He Qi Barat)

Pada 14-15 November 2015, sebanyak 291 murid kelas budi pekerti Tzu Shao mengikuti Kamp pendewasaan murid kelas budi pekerti Tzu Shao dengan bertempat di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Kamp pendewasaan kelas budi pekerti Tzu Shao merupakan kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan oleh relawan Tzu Chi Indonesia. Tahun ini, kegiatan tersebut kembali digelar pada 14-15 November 2015 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Banyak kisah yang terekam dalam kegiatan tersebut. Banyak pula kenangan yang diceritakan oleh murid-murid selama mereka bergabung dalam kelas budi pekerti Tzu Chi. Misalnya Ryu Oliver, salah satu murid yang ikut dalam kamp pendewasaan.

Ryu bercerita bahwa sudah 2 tahun lamanya ia mengikuti kelas budi pekerti ini. Satu hal yang berkesan dalam ingatan Ryu adalah saat pertama kali ia ikut dalam kelas. “Saat itu ada relawan yang bercerita tentang celengan bambu,” katanya. Melalui kelas budi pekerti yang ia ikuti tersebut, ia memperoleh celengan bambu dan diajak untuk belajar membantu banyak orang.

Anak pertama dari 2 bersaudara ini pun tidak menolak ide baik yang ditawarkan oleh relawan. Sejak saat itu, ia bersama adiknya yang turut bergabung dalam kelas budi pekerti Er Dong Ban mulai menyisihkan uang jajannya untuk dimasukkan  ke celengan.

Setelah dua tahun terus menyisihkan uang jajan untuk ditabung dalam celengan bambu, baru pada tahun ini (2015), dirinya mengikuti acara penuangan celengan di Kamp Pendewasaan Tzu Shao. “Tahun kemarin Ryu lupa bawa celengan, jadi tidak tuang,” jelas Ryu.

Tiga tahun terus bergabung dalam Tzu Shao meninggalkan kesan tersendiri dalam pribadi Ryu. “Yang saya rasakan selama di Tzu Shao Ban adalah rasa solidaritas antarkelompok dan mendapat banyak teman,” ucap Ryu pasti.

Ryu yang merasa senang dapat bergabung dalam kelas budi pekerti Tzu Shao. Ia juga turut serta dalam tuang celengan bambu.

Saatnya Mandiri dan Bertanggung Jawab

Kelas pendewasaan remaja Tzu Chi angkatan ke-7 tahun 2015 yang diikuti oleh 291 peserta ditutup dengan setiap peserta kamp menampilkan berbagai penampilan yang berbeda di hari kedua kamp untuk ditonton oleh orang tua mereka. Ada penampilan isyarat tangan, tabuh genderang, dan juga drama.

Dalam pertunjukan drama yang berjudul Lu Yao Zi Ji Zou (Jalan Harus Terus Dijalani), para murid kelas budi pekerti memerankan sebuah kisah yang menceritakan mengenai seorang anak bernama Charlie yang belum bisa mandiri.

Charlie dulunya merupakan anak remaja yang sangat nakal karena pergaulan yang salah. Charlie diajak oleh orang tuanya untukmengikuti kelas bimbingan budi pekerti. Charlie seperti biasa tidak serius mengikuti kelas dan selalu bolos. Sampai suatu hari Charlie bersama teman pergaulannya pergi berekreasi ke sebuah gunung dan tiba-tiba tanah longsor menimpa Charlie tetapi tidak ada satupun teman yang menolongnya.

Tidak lama kemudian, relawan Tzu Chi datang untuk membantu mengevakuasi korban. Di situ, Charlie tidak sengaja bertemu dengan relawan pendamping dan teman-temannya. Charlie merasa terharu dan menyesal atas perbuatannya dan mulai bertekad untuk berbuat baik sampai akhirnya Charlie mendapatkan berita bahwa ia mendapatkan beasiswa untuk belajar di Universitas Tzu Chi di Taiwan.

Drama ini mengajarikan kepada siswa kelas budi pekerti bahwa jalan harus ditempuh sendiri, karena orang lain hanya bisa membantu dari belakang dan diri sendiri harus bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan.

Charlie (baju coklat), pemeran utama dalam drama merasa sangat senang karena di tahun sebelumnya ia pernah ikut serta dalam drama dan banyak belajar dari perannya sendiri.

Charlie Tirtasaputra, pemeran utama dalam drama mengaku banyak belajar dari kisah yang ia perankan. “Saya banyak belajar budi pekerti, jadi lebih mengerti untuk lebih sopan,” terang siswa kelas 3 SMP ini.

Bungsu dari 3 bersaudara ini menjelaskan bahwa kakak dan mamanya yang telah bergabung menjadi relawan Tzu Chi pun mendukung penuh kegiatan yang diikutinya. Sejak kelas 4 SD, Charlie sudah bergabung di kelas budi pekerti. Charlie juga menjelaskan untuk latihan drama, ia harus pintar-pintar mengatur waktu.

“Sekarang saya jadi lebih rapi dan lebih sopan,” ujar Charlie. “Saya mau jadi anak yang lebih baik, tidak seperti yang di drama. Boleh kayak yang di drama cuma jangan jadi yang nakalnya,” pungkasnya pasti.


Artikel Terkait

Belajar di Tzu Shao Camp

Belajar di Tzu Shao Camp

04 November 2013 Kelas budi pekerti Tzu Shao melakukan acara penutupan semester berupa Tzu Shao Camp yang diselenggarakan pada tanggal 26-27 Oktober 2013 yang bertempat di Aula Jing Si.
Menampilkan Performa Terbaik untuk Diri dan Orang Tua

Menampilkan Performa Terbaik untuk Diri dan Orang Tua

17 November 2015
Kamp pendewasaan kelas budi pekerti Tzu Shao merupakan kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan oleh relawan Tzu Chi Indonesia. Tahun ini, kegiatan tersebut kembali digelar pada 14-15 November 2015 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -