Nor Kaisya Kamula Bahri dari SD Eka Tjipta Hanau sedang beradegan mengenakan properti pakaian khas untuk mendukung ceritanya. Nor Kaisya bahkan berdandan menjadi dua karakter peran untuk memperkaya cerita yang dibawakan dari Kata Perenungan Master Cheng Yen.
“Yang terindah di langit adalah bintang-bintang. Yang terindah di bumi adalah cinta kasih”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Lomba Budaya Humanis kembali digelar oleh relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas bersamaan dengan Xie Li Gathering dan HUT ke-20 Tzu Chi Cabang Sinar Mas pada 22-24 November 2024 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Lomba Budaya Humanis dibagi menjadi tiga kategori perlombaan, yaitu Lomba Cepat Tepat 108 Kata Perenungan Master Cheng Yen, Lomba Menggambar, dan Lomba Bercerita. Lomba Budaya Humanis kali ini diikuti oleh 24 orang siswa dari beberapa sekolah binaan Sinar Mas. Mereka adalah peserta terbaik yang sebelumnya telah mengikuti lomba serupa di wilayah masing-masing.
Para peserta lomba Menggambar dengan penuh ketenangan, setiap peserta memilih salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen untuk diaplikasikan dalam sebuah gambar.
Dari hasil seleksi di beberapa wilayah, terpilih 24 orang siswa terbaik dengan rincian delapan siswa untuk masing-masing kategori. Mereka inilah yang bertanding di Tzu Chi Center, Jakarta Utara, pada 22-24 November 2024.
Ruangan kelas kaligrafi menjadi tempat bagi delapan peserta yang mengikuti Lomba Menggambar. Dengan penuh ketenangan, setiap peserta memilih salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen untuk diaplikasikan dalam sebuah gambar. Shi Gu Meny Thalib, Ibu Agustina Tutik (Ketua Harian Eka Tjipta Foundation), dan Miss Damiyati dari Sekolah Cinta Kasih menjadi juri dalam lomba ini.
Hasil karya Firsa Diah Sawitri dari SD Eka Tjipta Hanau, Kalimantan Tengah, yang menjadi peserta terbaik Lomba Menggambar dari Kata Perenungan Master Cheng Yen.
Setelah melalui penjurian yang ketat, peserta terbaik Lomba Menggambar terpilih. Firsa Diah Sawitri dari SD Eka Tjipta Hanau, Kalimantan Tengah, meraih juara pertama, diikuti oleh Linda Listiyowati dari SD Eka Tjipta Kuayan, Kalimantan Tengah, sebagai juara kedua, dan Ibnu Al Sauvi Sidiq dari SD Eka Tjipta Pisifera, Indragiri, Riau, sebagai juara ketiga.
Di ruangan lain, Lomba Bercerita berlangsung di ruang Exhibition Hall. Delapan peserta bergantian membawakan cerita masing-masing. Dalam kategori ini, peserta memilih dua atau tiga Kata Perenungan Master Cheng Yen yang kemudian diinterpretasikan menjadi rangkaian cerita yang utuh. Cerita yang disampaikan dikaitkan dengan legenda atau cerita rakyat. Dewan juri dalam lomba ini adalah Shi gu Meny Thalib, Shi gu Vivi Tan, dan Jeshika (alumni Tzu Chi University of Science and Technology).
Dalam Lomba Bercerita ini, peserta mengenakan properti pakaian khas untuk mendukung ceritanya. Bahkan, ada yang berdandan menjadi dua karakter, seperti yang dilakukan Nor Kaisya Kamula Bahri dari SD Eka Tjipta Hanau, Kalimantan Tengah, yang menjadi peserta terbaik. Disusul oleh Miftha Febriana Ningsih dari SD Eka Tjipta Nahiyang, Kalimantan Tengah, sebagai juara kedua, dan Annabel Ayana Sano Silalahi dari SD Tunas Lestari Sungai Perak, Kutai Barat, Kalimantan Timur, sebagai juara ketiga.
Sementara itu, Lomba Cepat Tepat 108 Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berlangsung di ruang Quo Yi Ting berjalan sangat seru. Setiap peserta yang menjawab dengan benar mendapat tepuk tangan meriah dari para relawan pendukung.
Muhammad Byan Az-zikrie (kedua dari kiri) dari SD Tunas Lestari Sungai Perak, Kutai Barat, Kalimantan Timur, saat menjawab pertanyaan dari juri. Final Lomba Cepat Tepat 108 Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berlangsung di ruang Quo Yi Ting Aula Jing si.
Setelah melewati berbagai tahapan lomba, nilai tertinggi diraih oleh Muhammad Byan Az-zikrie dari SD Tunas Lestari Sungai Perak, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Juara kedua diraih oleh Nazril Ilham Widodo dari SD Eka Tjipta Hanau, Kalimantan Tengah, dan juara ketiga diraih oleh Naomi Adilah Putri dari SD Eka Tjipta Kenanga, Ketapang, Kalimantan Barat. Lomba Cepat Tepat 108 Kata Perenungan Master Cheng Yen ini dinilai oleh Puspawati dan Yully Kusnadi sebagai dewan juri.
“Tadi awal lomba agak gugup juga, tetapi senang akhirnya bisa menang, bisa membanggakan Umi (Ibu), Abi (Ayah), dan yang lain juga,” ungkap Muhammad Byan Az-zikrie, yang akrab dipanggil Byan, dan mengaku rutin belajar setelah sang Ayah pulang kerja.
Byan mengaku membaca dan menghafal Kata Perenungan Master Cheng Yen setiap hari bersama sang Ayah. “Gak ngitung, pokoknya latihan terus setiap hari.” Kata Perenungan Master Cheng Yen pertama yang ia baca dan sangat ia ingat adalah: "Kebencian tidak akan tumbuh bila kita selalu memperluas jangkauan cinta kasih universal di dalam hati."
Semua peserta Lomba Cepat Tepat 108 Kata Perenungan Master Cheng Yen berfoto bersama dengan dewan juri Puspawati dan Yully Kusnadi.
Pengalaman mengikuti Lomba Budaya Humanis Tzu Chi ini sangat berkesan bagi Sandra Anggita, peserta dari Sekolah YPPI Perawang, Riau, meskipun ia belum menjadi peserta terbaik. “Senang banget karena ketemu teman yang asyik dan baik juga. Kalah menang itu biasa,” ucap Sandra dengan wajah gembira.
Semua peserta terbaik mendapat beasiswa pendidikan yang diberikan oleh Bank Sinarmas. Beasiswa ini diserahkan langsung pada puncak acara gathering Xie Li dan perayaan HUT ke-20 Tzu Chi Cabang Sinar Mas. Keesokan harinya, semua peserta Lomba Budaya Humanis melakukan edutour ke Taman Mini Indonesia Indah.
Foto bersama peserta terbaik Lomba Budaya Humanis bersama Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Wakil Ketua Franky O. Widjaja yang juga Chairman dan Chief Executive Officer Sinar Mas Agribusiness & Food, Indonesia dan Frenky Tirtowijoyo President Director PT Bank Sinarmas Tbk.
Tahun ini (2024), Lomba Budaya Humanis diikuti oleh 820 siswa dari beberapa sekolah binaan Sinar Mas. Lomba ini juga diikuti oleh siswa dari sekolah negeri yang berada di sekitar operasional Sinar Mas. Tahun ini, sekolah binaan APP juga turut serta dalam lomba ini. Untuk menjaring peserta, relawan Tzu Chi di Perkebunan Sinar Mas (PSM) 3 dan 7 melakukan seleksi secara hybrid guna menjangkau peserta yang lokasinya jauh.
Seperti yang diungkapkan dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen: "Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat," demikian pula harapan para relawan agar semua peserta Lomba Budaya Humanis kali ini dapat memiliki bekal yang cukup sehingga dapat bersyukur dan bersumbangsih bagi masyarakat.
Editor: Anand Yahya