Ida Sabrina menyambut 12 orang calon relawan baru dengan penuh suka cita. Ida dalam sharingnya mengatakan berkegiatan Tzu Chi tidak hanya membersihkan noda batin di sekitar kita, tetapi juga noda batin dalam diri kita sendiri.
Menanamkan benih cinta kasih untuk memperkenalkan nilai-nilai Tzu Chi dan program-program kemanusiaannya di Surabaya, relawan Tzu Chi Surabaya mengadakan sosialisasi untuk calon relawan Tzu Chi pada Minggu, 17 November 2024. Acara ini berlangsung di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, di Wisata Bukit Mas II Blok K1. Dalam kegiatan ini, para relawan Tzu Chi berbagi informasi, pengalaman, kepada 12 orang calon relawan Tzu Chi Surabaya.
Sosialisasi dimulai dengan penuh semangat oleh Ida dengan sukacita. Para peserta diajak untuk memperagakan bahasa isyarat tangan berjudul “Satu Keluarga.” Melalui gerakan tangan yang penuh makna, para calon relawan diajak untuk mengenal di Tzu Chi.
Edy, salah satu pengisi acara menjelaskan tentang sejarah dan filosofi Tzu Chi. Edy juga memperkenalkan sosok inspiratif Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, serta menceritakan perjalanan organisasi ini dari awal berdirinya di Hualien Taiwan hingga ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Penjelasan ini membantu para calon relawan memahami esensi dari perjuangan dan nilai-nilai yang dijunjung oleh Yayasan Tzu Chi.
Edy Susanto meyosialisasikan visi dan misi Yayasan Tzu Chi yang berlandaskan cinta kasih universal. Edy juga menceritakan secara singkat sejarah terbentuknya Yayasan Tzu Chi hingga hingga ada di Indonesia.
12 orang calon relawan Tzu Chi dengar serius mendengarkan pemaparan tentang visi dan misi Tzu Chi yang sudah berjalan di Indonesia khususnya di Kota Surabaya. Edy juga menjelaskan sejarah dan filosofi Tzu Chi secara jelas dan singkat.
Pada sesi sharing Ida Sabrina yang juga relawan senior Tzu Chi Surabaya menceritakan awal mula pertemuannya dengan Tzu Chi yang hanya sebagai donatur saja. “Master Cheng Yen adalah sosok guru yang sangat bijaksana walaupun terpisah oleh jarak yang jauh, cinta kasih Master Cheng Yen kepada murid-muridnya dapat dirasakan hingga ke Kota Surabaya,”ucap Ida.
Terpanggil untuk menjalankan misi amal kemanusiaan Tzu Chi, Ida merasa seperti di universitas kehidupan. “Saya tidak hanya membantu penerima bantuan, tetapi juga melihat dan mendengar cerita hidup mereka yang menjadi pelajaran berharga dalam hidup saya,” ucap Ida. Berbuat kebajikan yang Ida lakukan bersama relawan Tzu Chi Surabaya menumbuhkan rasa syukur yang mendalam dalam diri Ida. Bagi Ida, Tzu Chi bukan sekadar organisasi, tetapi sebuah keluarga yang saling mendukung dalam membawa kebaikan bagi dunia.
Ida menggambarkan relawan Tzu Chi seperti sebuah sapu lidi. “Satu batang lidi mungkin tidak mampu membersihkan banyak hal, tetapi ketika bersatu, sapu lidi dapat membersihkan lebih efektif. Hal ini mencerminkan kekuatan kebersamaan relawan Tzu Chi, di mana setiap relawan saling mendukung dan belajar bersama,” tutur Ida. “Saya percaya berkegiatan di Tzu Chi tidak hanya membersihkan noda di sekitar kita, tetapi juga noda batin dalam diri kita sendiri,”lanjut Ida.
Supini (kiri) memberikan sharingnya di depan para calon relawan Tzu Chi tentang perjalanannya menjalankan misi amal kemanusiaan bersama relawan Tzu Chi Surabaya hingga saat ini.
Para calon relawan Tzu Chi berfoto bersama dengan para relawan Tzu Chi Surabaya setelah acara sosialisasi relawan baru selesai dilakukan.
Supini, Ketua Misi Amal Tzu Chi Surabaya, turut berbagi pengalaman tentang pentingnya menghargai kehidupan dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berkontribusi dalam berbuat kebajikan. Salah satu pengalaman yang Supini ceritakan adalah saat mengunjungi salah satu penerima bantuan Tzu Chi yang menderita penyakit tumor. “Melihat semangat dan ketulusan relawan Tzu Chi mendampingi penerima bantuan itu saya jadi lebih semangat untuk menjaga kesehatan diri saya sendiri,” ucap Supini.
Melalui pengalaman-pengalaman berkegiatan di Tzu Chi, Supini merasa batinnya diperkaya dengan rasa syukur yang mendalam. Pengalaman-pengalaman ini mengajarkan setiap tindakan kebaikan, sekecil apa pun, dapat memberikan dampak besar bagi diri sendiri dan orang lain.
Sosialisasi relawan baru ini mengingatkan relawan Tzu Chi Surabaya akan kata-kata Master Cheng Yen: "Hal yang paling menentramkan batin manusia di dalam kehidupan adalah ketika ia memiliki kemampuan, berapapun itu, dan dengan segera bersumbangsih, memberi manfaat bagi orang banyak, serta menciptakan berkah bagi masyarakat."
Editor: Anand Yahya