Menanam Benih Kebaikan di Bandung Barat

Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A

doc tzu chi indonesia

Relawan Tzu Chi sedang berbincang-bincang dengan salah satu keluarga di Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat yang rumahnya disurvei.

Kondisi geografis yang berbukit di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat membuat beberapa desa yang tersebar di 16 kecamatan memiliki kehidupan yang prasejahtera. Lokasi desa yang terpencil serta belum tertatanya akses jalan yang layak juga memperparah kondisi kehidupan masyarakatnya.

Menurut informasi yang didapat dari Kantor Pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, terdapat empat desa yang kondisinya memerlukan bantuan. Setelah melakukan koordinasi, relawan Tzu Chi Jakarta dan Cianjur kemudian bersatu padu untuk melakukan survei langsung ke lokasi desa-desa tersebut pada 2-3 Februari 2018.

Semangat untuk menyebarkan cinta kasih di pelosok-pelosok desa di wilayah tersebut mengantarkan 16 relawan menuju Kodim 0609/Kabupaten Bandung untuk melakukan koordinasi. Setelah diterima oleh Mayor Infantri Mamin Masturi, PJS Kasdim Kodim 0609/Kabupaten Bandung, relawan kemudian menyampaikan maksud dan tujuan survei ke beberapa desa tersebut. Tanpa banyak bertanya, niat relawan pun disambut baik dan ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama pihak Koramil yang membawahi wilayah desa yang dimakud.

Perjalanan Panjang Menebar Cinta Kasih

Setelah koordinasi dengan TNI selesai, relawan Tzu Chi Jakarta dan Cianjur tidak membuang-buang waktu. Setelah menghitung koordinat lokasi dan jarak tempuh, lima mobil yang digunakan relawan pun segera bergerak menuju 3 desa di Kecamatan Gunung Halu (Desa Cilanghari) dan Kecamatan Rongga (Desa Bojongsalam dan Desa Cicadas) pada 2 Februari 2018.

doc tzu chi indonesia

Koordinasi relawan Tzu Chi Jakarta dan Cianjur dengan pihak TNI di Kodim 0609/Kabupaten Bandung.

doc tzu chi indonesia

Joe Riadi, koordinator kegiatan survei di Kabupaten Bandung Barat melihat kondisi rumah dan berdialog dengan Yayah.

Perjalanan panjang relawan pun dimulai dan puluhan kilometer ruas jalan segera disusuri. Selepas Kecamatan Padalarang, rombongan memasuki jalan di wilayah Kecamatan Cililin yang kondisi jalannya berkelok-kelok mengelilingi bukit. Jalan ini merupakan salah satu akses tercepat menuju Kecamatan Gunung Halu dan Kecamatan Rongga. Terbatasnya waktu juga menambah semangat  iring-iringan mobil para relawan untuk segera sampai di lokasi tujuan.

“Kali ini kita mau survei ke desa yang kondisinya prasejahtera. Kita berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat tepatnya akan mengunjungi  dua desa di Kecamatan Rongga dan satu desa di Kecamatan Gunung Halu,” jelas Ricky Budiman, relawan tzu Chi Jakarta yang ikut dalam rombongan survei. Setibanya di Koramil Gunung Halu, rombongan relawan kemudian dibagi menjadi 3 kelompok dan langsung menuju tiga desa dengan dipandu oleh anggota TNI sebagai penunjuk jalan.

Perjalanan yang panjang, membuat para relawan memasuki lokasi ketiga desa tersebut menjelang sore hari. Bukan hanya itu, di beranda desa hujan deras pun menyambut kedatangan salah satu rombongan relawan yang menuju Desa Bojongsalam. Setelah menunggu beberapa saat, hujan pun mereda. Tanpa banyak berpikir, relawan segera menemui perangkat Desa Bojongsalam supaya bisa melakukan survei door to door ke rumah-rumah warga.

Ditemani perangkat Desa Bojongsalam, relawan pun segera mencari data penghuni rumah yang perlu dibantu, serta mendokumentasikan kondisi rumah untuk dirapatkan sebelum ditindaklanjuti. Beberapa warga yang rumahnya dikunjungi relawan merasa kaget sekaligus senang, seperti Yayah (54) seorang warga Desa Bojongsalam RT 03/05. “Dari dulu belum pernah ada sumbangan. Udah dilihat aja perasaan udah bungah atuh ini, mudah-mudahan bisa sukses setelah survei ini. Kondisi rumah ayah saya ya begini, tidak ada kamar mandi. Kalau mau ambil air susah jauh ke bawah,” ungkap Yayah saat mengantarkan relawan mendata rumah ayahnya, Sodikin.

doc tzu chi indonesia

Relawan juga melihat dan menyeberangi jembatan yang menghubungkan antar wilayah di Desa Bojongsalam.

doc tzu chi indonesia

Warga desa yang juga menyambut dengan bahagia kedatangan relawan Tzu Chi yang datang untuk survei keadaan desa.

Bukan hanya rumah, relawan juga menemukan beberapa warga yang sakit tetapi tidak diberikan perawatan yang selayaknya karena berbagai keterbatasan. “Kita juga menemukan kondisi masyarakat yang sakit seperti stroke, lumpuh, dan beberapa penyakit yang kecenderungannya ditangani dengan pengobatan alternatif karena jauhnya jarak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” terang Joe Riadi, Koordinator kegiatan survei di Kabupaten Bandung Barat tersebut.

Hal serupa pun juga ditemukan oleh Ricky Budiman di Desa Cilanghari. “Kita menemukan penduduk yang sakit berat di Desa Cilanghari, tanpa ada pengobatan yang memadai hanya memakai pengobatan alternatif justru malah memperburuk keadaan,” ungkap Ricky.

Setelah berkeliling dan saling berkoordinasi, relawan Tzu Chi Jakarta dan Cianjur berpamitan dengan warga dan aparatur ketiga desa tersebut karena hari sudah semakin sore dan kondisi geografis desa yang sulit dilalui pada malam hari. Rombongan relawan kemudian bertolak menuju Cianjur untuk beristirahat dan melanjutkan kegiatan survei esok harinya.

Mendata Kebutuhan Warga

Survei 4 desa di wilayah Kabupaten Bandung Barat pun dilakukan kembali pada 3 Februari 2018. Setelah melakukan koordinasi ulang, relawan Tzu Chi Jakarta pun melanjutkan survei karena relawan Tzu Chi Cianjur tidak bisa mengikuti kegiatan survei. Rombongan relawan yang berjumlah 8 orang bertolak dari Cianjur menuju Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat. Setibanya di Koramil 0920/ Cipeundeuy, relawan disambut hangat oleh Danramil Kapten Armed. Amat Supriyono.

doc tzu chi indonesia

Kapten Armed. Amat Supriyono mendampingi rombongan relawan Tzu Chi di Desa Margaluyu.

doc tzu chi indonesia

Kondisi MCK warga yang sangat memperihatinkan ditinjau oleh salah satu relawan Tzu Chi, Ricky Budiman.

Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih dengan kunjungan survei ini. Jadi kami sangat mendukung dengan adanya langkah-langkah dari Tzu Chi dalam misi kemanusiaan,” ungkap Kapten Armed. Amat Supriyono saat menyambut rombongan relawan Tzu Chi Jakarta. Setelah bercengkrama dan berkoordinasi, rombongan relawan diantar oleh beberapa anggota TNI serta Kapten Armed. Amat Supriyono menuju Desa Margaluyu.

Desa Margaluyu ini menjadi desa terakhir yang akan disurvei oleh relawan. Menurut data, desa ini hanya memiliki satu akses jalan dan letaknya di daerah perbukitan yang diapit oleh hutan jati dan pohon karet perkebunan. Setelah relawan sampai di Desa Margaluyu, banyak hal serupa yang ditemukan seperti kondisi rumah dan warga pada saat survei hari pertama.

doc tzu chi indonesia

Relawan Tzu Chi bersama TNI juga mengelilingi rumah yang disurvei untuk memastikan kerusakan dan ukuran rumah.

“Hampir sama, mungkin ada pengaruh geografis karena banyak kendala di fasilitas jalan, fasilitas air, sekolah, dan rumah para warga di keempat desa tersebut rata-rata rumah panggung dengan bilik bambu sebagai pengganti tembok, serta berlantai kayu,” jelas Ricky Budiman. Selain itu, dapur yang digunakan warga serta MCK juga sangat tidak layak. Hal ini juga diperburuk dengan pemeliharaan ternak yang jaraknya sangat dekat dengan posisi rumah.

Selain mensurvei infrastruktur dan bangunan, relawan juga memperhatikan kondisi pertanian warga. “Warga membutuhkan sumur bor di berbagai titik desa. Selain untuk mengatasi kesulitan air sehari-hari, adanya sumur bor ini juga bisa meningkatkan produksi pertanian warga. Mereka bertani dengan sistem tadah hujan, jadi kalau tidak ada hujan ya bisa dibayangkan kesulitan mereka,” tambah Ricky Budiman.

Dari keseluruhan hasil survei di empat desa, paling banyak mendata tentang rumah yang tidak layak huni, bangunan, sekolah, infrastruktur jalan, serta kesehatan masyarakat. Data-data tersebut akan ditindaklanjuti setelah berkoordinasi dengan Kantor Pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Selain kegiatan survei, rencananya kita juga akan melakukan penyuluhan kepada warga. Rata-rata pendidikan mereka hanya sampai SD itu juga ada yang tamat dan ada yang tidak tamat. Salah satunya ya penyuluhan tentang pertanian nantinya,” kata Ricky Budiman menutup kegiatan survei di empat desa di Kabupaten Bandung Barat ini.

Editor: Yuliati

Artikel Terkait

Menanam Benih Kebaikan di Bandung Barat

Menanam Benih Kebaikan di Bandung Barat

05 Februari 2018

Relawan Tzu Chi Jakarta dan Cianjur melakukan survei ke empat desa di wilayah Kabupaten Bandung Barat pada 2-3 Februari 2018. Kegiatan ini untuk menjawab kebutuhan warga yang hidup dalam kondisi prasejahtera di wilayah tersebut.

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -