Menanam Benih Kebajikan di Kalsel
Jurnalis : Untung Sidauruk (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Agustinus Widhi N, Lutfi A, Untung Sidauruk (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)
|
| ||
Survei awal yang dilakukan oleh relawan Sinar Mas di Kalimantan Selatan mencatat sekitar 1560 siswa dan guru. Namun yang hadir sebanyak 1362 dan setelah dilakukan pemeriksaan snellen chart oleh relawan dan pemeriksaan refraksi oleh optician bagi yang matanya bermasalah, didapat 249 siswa dan guru yang harus menggunakan kacamata. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SDN Manunggul Lama, Bapak Jalal mengatakan, “Kami sangat senang dengan diadakannya kegiatan ini yang pastinya akan membantu anak-anak dalam belajar di sekolah serta mengucapkan terima kasih banyak atas baksos ini, karena belum pernah ada sebelumnya dilakukan kegiatan seperti ini”. Hal tersebut ditanggapi oleh Waloya Shixiong selaku penanggung jawab kegiatan, “Pada prinsipnya kegiatan baksos ini adalah kelanjutan baksos sebelumnya yang sudah terlaksana dan juga komitmen relawan dalam kegiatan-kegiatan sosial. Tidak menutup kemungkinan baksos lainnya dapat dilaksanakan dengan melihat kebutuhan yang mendasar serta memang sangat diperlukan”. Sebelum kegiatan bakti sosial ini memang terlebih dahulu pada bulan Maret 2012 lalu dilakukan baksos kesehatan ibu dan anak yang memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil dan menyusui serta yang memiliki anak balita. Pada akhir 2011 lalu pun, para relawan juga mengadakan baksos kesehatan umum dan gigi sehingga para relawan dengan sigap menjalankan kegiatan baksos kacamata ini. Para ibu-ibu staf juga mempelajari memasak makanan vegetarian ketika kegiatan Tzu Chi dijalankan. Hal tersebut menjadi pengalaman baru dan menjadi tantangan bagi mereka untuk menyajikan makanan yang sehat dan lezat ala vegetarian. Selain itu, yang paling membanggakan adalah aktifnya para ibu-ibu staf yang mempelajari dan menampilkan gerak isyarat tangan “Satu Keluarga” ketika pembukaan baksos di SDN Manunggul Lama. Dengan tekun dan semangat, para ibu mempelajari gerakan isyarat tangan tersebut dari Leisna Sussaltina Shijie.
Keterangan :
Kegiatan baksos ini sangat positif bagi para siswa, terlihat dari begitu sabarnya mereka menunggu giliran diperiksa dengan mengantri rapi yang sesekali diselingi canda tawa. Antusiasme mereka untuk pemeriksaan snellen chart sangat tinggi sehingga kadang dengan tidak sabar mereka selalu menanyakan apa yang terjadi di dalam ruangan kepada teman mereka yang keluar dari ruang pemeriksaan. Semakin banyak cerita dari teman-teman maka rasa penasaran mereka pun semakin tinggi. Pengalaman berinteraksi dengan siswa memberikan pembelajaran baru seperti kisah seorang siswi bernama Wilda kelas 5 SDN Magalau hulu yang takut untuk memakai kacamata. “Aku Kadak bekacamata!” ucapnya kepada optician yang membuat terkejut para relawan. “Karena kalau membaca tidak pakai kacamata juga dapat melihat tulisan,” sambungnya lagi dengan keras kepala, padahal menurut pemeriksaan refraksi oleh optician Lutfi, Wilda harus menggunakan kacamata. Akhirnya relawan memberitahukan kepada Kepala Sekolah untuk diminta bantuannya memberikan penjelasan mengenai pentingnya kacamata. Tapi Wilda justru menangis terisak yang semakin membuat guru dan relawan bingung. Namun dengan sabar dan tenang secara perlahan relawan menanyakan alasannya dan memberikan penjelasan kembali. Setelah memancing dengan berbagai pertanyaan akhirnya diketahui bahwa Wilda trauma menggunakan kacamata, karena jika menggunakannya matanya akan menjadi merah dan perih. Ternyata hal tersebut dikarenakan dia sering memakai kacamata baca orang tuanya baik saat menonton televisi ataupun membaca buku. Pengalaman ini sangat berharga agar tidak mengijinkan anak-anak memakai kacamata orang tuanya. Sebelum ke lokasi baksos lainnya dilakukan, hal ini disampaikan sebagai informasi maupun arahan bagi anak-anak agar tidak menggunakan kacamata orang tua. Sukses dan lancarnya kegiatan baksos ini tidak lepas dari keseriusan Leisna Shijie dan para optician Lutfi Shixiong dan Iis Shixiong yang memberikan pelatihan kepada relawan hingga malam hari. Selamat dan sukses untuk semua relawan yang dengan ketulusan serta kesabarannya mengikuti kegiatan baksos ini, serta pengalaman yang didapatkan akan sangat membantu membangun jiwa sosial dalam diri individu masing-masing. Jarak serta kondisi jalan yang sulit ternyata tidak mencetuskan keluhan namun justru canda riang dan hati bersyukur serta semangat kebersamaan yang muncul alami. Kita harus menanam lebih banyak benih kebajikan di ladang pikiran. Satu benih kebajikan mematikan satu rumput ilalang. Jika kita tidak membajak dan menabur, ilalang akan merajalela. Jadi, perbuatan baik harus dilakukan setiap hari, setiap saat, secara sinambung. Bahkan tindakan yang paling sederhana pun mengandung pikiran yang baik. | |||