Menanam Benih Menyayangi Bumi

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
 
 

foto
Pada hari Selasa, 26 Februari 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi diundang di kegiatan Jambore Sanitasi 2012 sebagai narasumber untuk mempresentasikan materi pelestarian lingkungan.

Sebanyak 198 siswa-siswi setingkat SMP yang berasal dari 33 propinsi di seluruh Indonesia berkumpul di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara untuk mengikuti rangkaian acara Jambore Sanitasi 2012 yang bertemakan “Peduli Sanitasi, Peduli Masa Depan Air”. Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum ini mengundang siswa-siswi berprestasi dari setiap propinsi di Indonesia yang telah memenangkan lomba karya tulis penyuluhan dan lomba poster tingkat propinsi.

Jambore yang berlangsung selama 8 hari ini sarat dengan talkshow dan workshop dengan pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya dengan topik-topik seputar sanitasi dan lingkungan hidup. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mendapatkan kesempatan berharga untuk membagikan materi mengenai pelestarian lingkungan dengan ciri khas Tzu Chi kepada seluruh hadirin.

Materi pelestarian lingkungan kali ini dibawakan oleh Suriadi Shixiong, Kepala Departemen Training dan Pengembangan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada awal presentasinya, Suriadi menyapa adik-adik yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia dengan menjelaskan bahwa Yayasan Tzu Chi mempunyai kantor cabang, penghubung, maupun perwakilan di 15 kota di Indonesia dari propinsi yang paling barat di Aceh sampai yang paling timur di Papua. Suriadi juga menitip pesan agar adik-adik yang di kotanya terdapat relawan Tzu Chi dapat mencari Tzu Chi di kota mereka masing-masing dan menjalin jodoh baik.

Presentasi yang diberikan oleh Suriadi diawali dengan sejarah berdirinya Tzu Chi yang diprakarsai oleh Master Cheng Yen 46 tahun silam. Dalam pembahasan lebih lanjut, Suriadi menjelaskan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan Tzu Chi mulai dari pemilahan sampah, konsep daur ulang, penghematan sumber daya dan gaya hidup bervegetarian.

foto   foto

Keterangan :

  • Sebanyak 198 siswa-siswi perwakilan dari 33 propinsi mengikuti rangkaian acara Jambore Sanitasi selama 8 hari di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara. Mereka terlihat antusias dalam menyimak setiap narasumber dan aktif dalam melontarkan pertanyaan.(kiri).
  • Turut hadir pada acara ini, Seto Mulyadi, ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, yang dengan jenaka dan interaktif memberikan presentasi mengenai potensi dan kecerdasan pada masing-masing anak (kanan).

Setelah presentasi yang berlangsung selama hampir satu jam usai, para duta sanitasi (sebutan bagi seluruh peserta jambore), diberi kesempatan untuk melontarkan pertanyaan seputar pelestarian lingkungan dan Tzu Chi pada umumnya. Ketika kesempatan ini dibuka, terlihat para siswa dengan antusias mengacungkan tangan ke udara. Pertanyaan-pertanyaan mereka mengenai materi yang baru saja disampaikan terdengar sangat kritis dan cerdas, contohnya, seorang siswi dari Propinsi Bengkulu menanyakan, “Jika kita bervegetarian, apakah ekosistem kita tidak terganggu?” Untuk pertanyaan ini, Suriadi sudah mempersiapkan sebuah jawaban, “18% dari penyebab pemanasan global berasal dari peternakan. Dengan bervegetarian, kita sudah berperan dalam mengurangi pemanasan global.”

Meski para duta sanitasi ini bukan pertama kali mendengar tentang konsep pemanasan global dan pelestarian lingkungan, mereka mengaku mendapat banyak pengetahuan baru melalui presentasi dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Anggara Damar, siswa dari Kabupaten Mamuju Utara, Propinsi Sulawesi Barat, menyatakan bahwa baru kali ini mendengar tentang korelasi antara pelestarian lingkungan dan gaya hidup bervegetarian. “Ini sesuatu yang baru bagi saya. Nanti jika kembali ke Sulawesi Barat, meski di tempat kami sudah melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan dengan cara kami sendiri, saya akan mensosialisasikan hal ini dengan gembira kepada teman-teman dan keluarga saya.”

Jodoh baik yang terjalin dengan adik-adik dari seluruh Indonesia sangat dihargai oleh Tzu Chi. Sedari dini, mereka telah mendapatkan bekal pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan. Semoga dengan jalinan jodoh ini, mereka bisa mempraktikkan kegiatan-kegiatan ramah lingkungan di wilayah mereka masing-masing, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh relawan Tzu Chi, agar semangat menyayangi bumi dapat tertanam di seluruh bumi nusantara.

  
 

Artikel Terkait

Pameran Foto: Dari Alam untuk Kemanusiaan

Pameran Foto: Dari Alam untuk Kemanusiaan

03 November 2015

Satu jam tepat setelah pembukaan Pekan Amal Tzu Chi pada Sabtu, 31 Oktober 2015, jam 10 siangnya dilakukan pembukaan Pameran Foto bertemakan “Dari Alam untuk Kemanusiaan” yang menampilkan karya 15 fotografer yang berasal dari berbagai kalangan: fotografer profesional, pengusaha, pekerja, relawan Tzu Chi, pecinta dan pehobi fotografi.

Menyatukan Hati, Waspada Akan Bencana

Menyatukan Hati, Waspada Akan Bencana

18 Agustus 2015

Pada 8 dan 9 Agustus 2015, insan Tzu Chi dari Jakarta, Tangerang, Manado, Bandung, Makassar, Lampung, dan Medan mengikuti Kamp Tim Tanggap Darurat 2015 di Ciawi, Bogor.

Menjalin Jodoh Lewat Pelatihan Relawan Abu Putih Ke-2 di Aceh

Menjalin Jodoh Lewat Pelatihan Relawan Abu Putih Ke-2 di Aceh

10 Juli 2024

Relawan Tzu Chi Aceh mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih Ke-2 serentak di beberapa lokasi di Provinsi Aceh seperti Banda Aceh, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, dan Aceh Barat pada Minggu, 30 Juni 2024.

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -