Menanam Hal Baik, Memetik Hal Baik Pula

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Ami Haryatmi, Megawati (He Qi Barat)

doc tzu chi

Relawan memanen Kangkung dan siap mengolahnya menjadi hidangan nikmat yang menyehatkan.

“Setiap kebajikan yang ditanam di masa ini, akan mejadi buah kebaikan yang kita petik di hari esok.” Petuah Master Cheng Yen, guru besar Tzu Chi dalam kata perenungannya, akan memberikan hasil nyata bila tiap orang mampu mempraktekkannya. Kali ini praktek nyata juga dilakukan insan Tzu Chi Kebonjeruk 1 dalam kegiatan Pelestarian Lingkungan pada Minggu, 7 Mei 2017.

Acara dimulai pagi hari pukul 7.30 WIB, diikuti oleh 23 orang relawan  dan warga Taman Aries di Meruya Utara, Jakarta Barat yang dikoordinir oleh relawan Sofy. Sebelum acara dimulai, telah hadir sejumlah umat Katolik yang bergabung dalam praktik membuat barang kreasi dari bekas bungkus kopi. Pengajarnya relawan Nilaratny yang dua kali ini khusus hadir mengajarkan kreasi tersebut. 

“Saya ingin menularkan semangat menyelamatkan alam, sekaligus menghasilkan sesuatu yang baik. Hasil karya ini bisa menjadi sumbangsih bagi Pelestarian Lingkungan, dan suvenir yang membahagiakan bagi orang lain,” kata Nilaratny.

 

Relawan memanfaatkan bungkus kopi menjadi aneka kreasi.


Relawan juga mengajarkan cara membuat produk dari bungkus kopi kepada warga Taman Aries, termasuk anak-anak. 

Praktik membuat kreasi dari bekas bungkus kopi sempat direhat sejenak pada pukul 8.30 WIB dengan memanjatkan doa “Cinta dan Damai”, kemudian dilanjutkan dengan senam pagi dipimpin Setiawan Hamzah. Setelahnya sebagian relawan berkeliling untuk mengambil barang-barang sumbangsih warga. Barang-barang yang nantinya bermuara menjadi cinta kasih bagi yang membutuhkan.

Selain itu, seperti halnya kalimat pembuka yang berupa kata perenungan Master Cheng Yen, bahwa apa yang kita tanam, akan kita petik. Maka acara selanjutnya adalah memanen sayur mayur hasil tebaran benih para insan Tzu Chi di lahan mini. Sayur organik menghijau subur, selama ini dirawat dengan baik oleh insan Tzu Chi bersama warga dan pamong warga. Hasil panen yang berkualitas, merupakan gambaran dari apa yang sebaiknya kita tanam dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah sayuran dipetik, Sen Cu, Ami, Yani, Li Tjen segera memasaknya. Yang menarik, dalam acara memasak kali ini kompor menggunakan energi dari biogas yang diproduksi oleh Widyatmoko dan Rusli selaku pakar energi terbarukan. Energi yang dihasilkan dari sampah dapur ini adalah energi masa depan sebagai salah satu program unggulan dalam pelestarian lingkungan.

 doc tzu chi

Uniknya, kompor yang dipakai untuk memasakan menggunakan energi dari biogas yang diproduksi oleh Widyatmoko dan Rusli selaku pakar energi terbarukan.


Lapar seketika hilang kala menyantap hidangan yang tak hanya lezat dan sehat, namun juga prosesnya yang begitu ramah lingkungan.

Relawan dan warga pun menikmati hidangan dari kebun sendiri, yang tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan ragawi, namun juga sarat makna rohani. Makna tentang kebersamaan yang indah, kreativitas yang menyelamatkan alam, dan juga potret perilaku bahwa apabila kita mau menanam hal baik, maka hal baik pula yang kita petik. Yang tak kalah penting juga, dengan menanam, insan Tzu Chi dan warga telah berpartisipasi dalam program Ketahanan Pangan Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.

Usai santap bersama, kegiatan berlanjut dengan pemilahan barang daur ulang, hingga acara berakhir pada pukul 12.30 WIB. Relawan berharap agar kegiatan di Taman Aries ini bisa menjadi contoh bagi kawasan lain.


Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -