Menanamkan Kebiasaan Baik Sejak Usia Dini

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan)

Rita selaku pendidik Kids Class bercerita (story telling) yang bertema “sukacita menolong orang lain” kepada para murid Kids Class.

“Dengan semakin banyak melakukan, pemahaman semakin bertambah, kebijaksanaan semakin berkembang” dan “Kita perlu menghargai waktu, ruang dan hubungan antar manusia” adalah Kata Perenungan Master Cheng Yen yang dipelajari Kids Class dan Teen Class di Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tzu Chi Medan, Minggu 26 Maret 2023.

Kelas ini digelar di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Mandala. Dalam pertemuan kedua ini, tidak diajarkan materi baru, tapi mereview materi yang telah diajarkan pada pertemuan perdana 5 Maret 2023 lalu.

“Selamat pagi Xiao Pu Sa. Masih ingat dengan pelajaran sebelumnya? Menolong orang lain dengan sukacita, apakah Xiao Pu Sa sudah melakukannya? Menolong orang tua di rumah?” sambut Phei Yin selaku MC kepada murid-murid Kids Class pagi itu.

“Sudah,” jawab Xiao Pu Sa hampir serempak.

“Hari ini kita tidak menyapu, mengepel lantai, mengelap jendela seperti pertemuan yang lalu. Shigu mau bercerita (story telling) kepada Xiao Pu Sa sekalian,” sambung Phei Yin. Para Xiao Pu Sa menyambutnya dengan antusias dan gembira. 

Sesi bercerita (story telling) dibawakan oleh Rita selaku pendidik Kids Class, yaitu tentang seorang murid SD bernama Yi Xuan yang menolong teman sekelasnya, Nian Ci, yang sedang mengalami kesulitan. Keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Yi Xuan ramah dan ceria, gemar menolong dan dicintai semua orang, sedangkan Nian Ci, karena fisiknya lemah dan sakit-sakitan sehingga sering tidak masuk sekolah, menjadi anak pemurung, suka melamun, kurang bergaul dengan teman-teman sekelas, suka menunda-nunda tugas dan suka marah-marah karena masalah kecil.

Nian Ci merasa terharu dan sangat berterima kasih atas pertolongan Yi Xuan, kemudian memutuskan untuk mengubah sifat dan perilaku buruknya selama ini, Ia juga bersedia belajar dari Yi Xuan dan berteman baik dengan teman-teman sekelas.

“Pertolongan kecil Yi Xuan membawa perubahan positif pada diri Nian Ci. Kesimpulan cerita ini, apa yang kita pelajari tidak hanya pengetahuan, yang terpenting adalah belajar untuk bersungguh hati dalam melakukan dan banyak melatih diri sehingga semakin terampil. Menolong di saat orang membutuhkan bantuan tidak hanya membantu menyelesaikan masalah mereka, tapi juga menambah pengetahuan dan mengembangkan kebijaksanaan dalam diri kita,” terang Rita kepada murid-murid Kids Class.

Levancio Kenizhi Gwee membacakan Kata Perenungan “Dengan semakin banyak melakukan menambah pemahaman dan mengembangkan kebijaksanaan” yang terpampang di layar.

Sesi bercerita kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan sharing dari Xiao Pu Sa. Beberapa Xiao Pu Sa membagikan pengalamannya menolong teman di sekolah dan membantu orang tua di rumah.

Stenic Mae (5 SD), Xiao Pu Sa yang baru bergabung dengan Kelas Kata Perenungan, menceritakan pengalamannya membantu teman sekelasnya menemukan pensilnya yang hilang. “Teman semeja saya kehilangan pensilnya dan kebingungan. Dia mengira pensilnya diambil orang lain. Saya lalu membantunya mencari. Ternyata pensilnya tercecer di kolong meja. Teman saya itu sangat senang dan berterima kasih kepada saya. Saya merasa sangat senang dapat menolong orang lain,” tutur Stenic Mae bersemangat.         

Rita selaku pendidik Kids Class mengatakan tujuan bercerita (story telling) adalah agar Xiao Pu Sa mendapatkan pembelajaran dari menolong orang lain di sekitarnya, misalnya di lingkungan sekolah dan rumah.

Story telling adalah untuk memberikan sebuah contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari supaya Xiao Pu Sa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Juga untuk menginspirasi mereka bahwa menolong orang lain dengan sukacita dapat dilakukan di mana saja setiap ada kesempatan,” tutur Rita.

Rita menambahkan bahwa para Xiao Pu Sa merespon cerita tersebut dengan sangat baik. Dalam sesi diskusi, beberapa Xiao Pu Sa menceritakan pengalaman mereka menolong teman di sekolah dan orang tua di rumah. “Ada perasaan bahagia dan bersyukur dalam diri Xiao Pu Sa saat menolong orang lain. Semoga dengan semakin banyak melakukan, pengetahuan dan kebijaksanaan Xiao Pu Sa semakin bertambah sehingga menjadi sebuah kebiasaan baik tanpa harus disuruh-suruh lagi. Sesuai dengan kata perenungan yang diajarkan, dengan banyak melakukan, maka pemahaman semakin bertambah, kebijaksanaan semakin berkembang,” sambung Rita.

Teen Class
Sementara itu di Teen Class, murid-murid disuguhkan drama singkat yang diperankan oleh duifu (relawan pendamping Xiao Pu Sa). Drama tersebut menceritakan dua orang murid SMP yang merupakan sahabat baik dan juga teman sekelas, A Jian dan A Hong, yang memperoleh hasil ujian Matematika yang berbeda. A Hong mendapat nilai sempurna dan paling tinggi di kelas, sedangkan A Jian jauh di bawah A Hong.

Para Xiao Pu Sa berbaris rapi dan teratur setelah kelas berakhir.

A Jian yang penasaran kemudian menanyakan A Hong rahasia dan triknya. A Hong memberitahu A Jian bahwa dia hanya mengikuti nasihat kakeknya yaitu memanfaatkan waktu luang dengan baik. Mereka lalu membandingkan jadwal dan waktu kegiatan selama satu hari dari bangun tidur di pagi hari hingga tidur malam hari. A Jian akhirnya menyadari banyak waktu luangnya yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal produktif malah terbuang sis-sia. A Jian kemudian berjanji untuk memperbaikinya dan berusaha untuk lebih menghargai waktu dan memanfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya.

Usai drama dilanjutkan dengan sesi diskusi. Xiao pu sa diminta pendapatnya mengenai perbedaan antara waktu kegiatan A Jian dan Ahong dalam satu hari. Kemudian dilanjutkan dengan role play, yaitu Xiao Pu Sa yang memerankan drama.

“Pelajaran yang dapat diambil dari drama singkat tadi adalah setiap orang memiliki waktu yang sama, perbedaannya terletak pada orang yang mampu memanfaatkan waktu dengan baik sehingga tercapai hasil yang optimal. Sementara ada yang terlalu senggang dan membiarkan waktu berlalu begitu saja,” terang Paulia selaku pendidik kepada murid-murid Teen Class.

Paulia menambahkan, “Kita telah mengetahui tingginya nilai waktu, tapi untuk memanfaatkannya tergantung dari pengaturan kehidupan masing-masing. Setiap orang seharusnya berupaya untuk mampu memanfaatkan masa muda sebaik-baiknya dan menghargai sahabat dan teman yang ada di sisi kita, karena persahabatan juga merupakan harta yang berharga dalam jiwa kehidupan kita.” 

Paulia (seragam abu putih) menjelaskan Kata Perenungan Master Cheng Yen “Kita perlu menghargai waktu, ruang dan hubungan antar manusia”.

Paulia selaku pendidik Teen Class mengatakan tujuan dari drama dan role play adalah untuk menarik minat Xiao Pu Sa dan menumbuhkan pola pikir mereka tentang bagaimana mengatur waktu dengan baik dan efektif. Selain itu, agar Xiao Pu Sa lebih mendalami makna Kata Perenungan yang diajarkan.

Tampak dalam sesi diskusi, mereka membagikan pengalaman mereka mengatur waktu dan jadwal keseharian selama ini. Dengan adanya drama dan role play, diharapkan Xiao Pu Sa semakin memahami pentingnya menghargai waktu dan hubungan dengan teman dan orang sekitarnya karena persahabatan juga tidak kalah penting dengan waktu. Paulia juga berharap kebiasaan baik ini dapat tertanam dalam diri Xiao Pu Sa sehingga waktu dalam keseharian mereka lebih bermakna.          

Darren Yen (siswa kelas 1 SMP) yang telah naik ke Teen Class pada tahun ajaran 2023, mengutarakan kesannya setelah dua kali mengikuti Teen Class. “Materi dan pelajaran di Teen Class lebih mendalam untuk membentuk karakter kita menjadi lebih dewasa dan mandiri. Saya terkesan dengan cara pengajaran seperti drama singkat dan role play sehingga saya semakin memahami pentingnya menghargai dan menggunakan waktu dengan baik,” ujar Darren. “Waktu luang yang ada sekarang saya manfaatkan dengan les tambahan, mengulang pelajaran yang diajarkan di sekolah dan membantu ibu melakukan pekerjaan bersih-bersih di rumah,” sambung Darren antusias. 

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tekad Anak Kelas Budi Pekerti untuk Berdana

Tekad Anak Kelas Budi Pekerti untuk Berdana

17 Oktober 2016
Berdana bukan hak monopoli orang kaya. Siapapun bisa berdana, karena berdana juga bisa dilakukan dengan tenaga. Demikianlah materi dari Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Pekanbaru yang digelar pada Minggu 2 Oktober 2016.
Belajar Ketangkasan dan Kerja Sama

Belajar Ketangkasan dan Kerja Sama

31 Agustus 2018

Pada kelas kali ini, anak-anak bermain ketangkasan serta kerja sama. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya memiliki satu batang bambu kecil yang harus diangkat secara bersamaan dengan jari manis, lalu berjalan hingga kembali lagi ke tempat semula.

Menjaga Diri, Wujud Bakti kepada Orangtua

Menjaga Diri, Wujud Bakti kepada Orangtua

15 Januari 2015 Sebanyak 49 anak kelas Er Tong Jing Jin Ban dan 40 anak kelas Tzu Shao Ban, pada hari Minggu, 11 Januari 2015 di Tzu Chi Pekanbaru mengikuti kelas budi pekerti dengan topik Bisa menjaga atau menyayangi diri sendiri.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -