Menanamkan Nilai Budi Pekerti Sejak Dini

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat ) , Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Pusat )
doc tzu chi

Persembahan isyarat tangan lagu Kuai Lek De Peng You (Kebahagiaan Teman-red) dari seorang anak kepada orang tua ditampilkan anak-anak kelas budi pekerti Qing Zhe Ban di komunitas relawan Tzu Chi He Qi Utara 2, dalam kelas terakhir tahun 2017, Minggu, 12 November 2017.

Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya memiliki budi pekerti, moral, dan etika yang baik. Karena itu pendidikan budi pekerti sangat penting untuk diajarkan sejak dini, seperti sopan santun, bertanggung jawab, disiplin, jujur,  ikhlas, dan mandiri.

Pendidikan budi pekerti merupakan bagian dari misi pendidikan Tzu Chi. Pendidikan budi pekerti di Tzu Chi terbagi tiga tingkatan sesuai usia anak, mulai dari kelas Qing Zhe Ban (usia 5-7 tahun), Er Tong Ban (usia 8-11) dan Tzu Shao Ban (usia setara SMP-SMA) Namun mulai awal tahun 2018, pendidikan budi pekerti terdiri atas Qing Zhe Ban Kecil, Qing Zhe Ban Besar dan Tzu Shao Ban. Pendidikan budi pekerti ini berlangsung sebulan sekali di masing-masing komunitas Tzu Chi.

Bulan November merupakan bulan pertemuan kelas terakhir di tahun 2017. Kelas budi pekerti Qing Zhe Ban He Qi Utara 2 berlangsung pada Minggu, 12 November 2017, di Tzu Chi Center adalah pertemuan kesepuluh di tahun 2017. Kelas ini diikuti oleh 20 anak bersama orang tuanya, dan dibantu oleh 15 insan Tzu Chi. Kelas Qing Zhe Ban He Qi Utara 2, sudah berjalan tiga tahun silam, yang awalnya dilaksanakan di Toko Buku dan Café Pluit, Jakarta Utara.

Pada pertemuan kesepuluh yang merupakan acara penutupan kelas Qing Zhe Ban tahun 2017 mengusung tema bakti anak terhadap orang tua. Banyak hal yang dipelajari anak-anak selama dua jam kelas berlangsung. Selain tentang budi pekerti, moral, dan etika, anak-anak juga belajar bahasa Mandarin tentang kutipan Kata Perenungan Master Cheng Yen, belajar hidup mandiri, belajar bersyukur, menghormati, dan saling mencintai semua makhluk.

Pada pertemuan ini, setiap orang tua duduk berdampingan dengan anaknya. Orang tua melihat penampilan anak mereka memperkenalkan diri sendiri dalam lafal bahasa Mandarin, juga melafalkan kutipan Kata Perenungan Master Cheng Yen dalam bahasa Mandarin. Selain kemahiran anak Qing Zhe Ban melafalkan bahasa Mandarin, juga ada persembahan isyarat tangan dari lagu Kuai Lek De Peng You (Kebahagiaan Teman-red) dari seorang anak kepada orang tua. Setiap penampilan anak mereka, para orangtua selalu mendokumentasikan. Mereka tidak mau setiap momen persembahan anak mereka terlewat sia-sia begitu saja.

Sebaliknya, saat penampilan para orang tua Qing Zhe Ban memberikan persembahan isyarat tangan lagu Shou Cien Shou (saling bergandengan tangan-red), para anak Qing Zhe Ban langsung berdiri dan mencari sudut yang tepat untuk merekam persembahan orang tua mereka dalam berisyarat tangan. Keseruan, kekompakan, kebersamaan, dan kebahagiaan terus terjalin dengan sendirinya

doc tzu chi

Marcella Evannia memanfaatkan momen penting dengan menyuguhkan teh kepada sang ayah.

doc tzu chi

Ungkapan cinta kasih Veline Aurelia Tjen kepada mamanya melalui persembahan penyuguhan teh, termasuk menyuapi makanan ringan.

Misi Pendidikan Tzu Chi, Pendidikan Budi Pekerti

Selama setahun ikut kelas Qing Zhe Ban, Veline Aurelia Tjen lebih menyukai daur ulang. Ia selalu mempraktikkannya dan juga sering mengajak orang tuanya ikut melakukan daur ulang di rumah. Bila Veline menemukan botol mineral kosong, ia akan mendaur ulang menjadi sesuatu yang berguna.

Saat ini, Veline telah memiliki dua  celangan Tzu Chi. Baginya setiap uang yang disisihkannya ke dalam celengan Tzu Chi, sangatlah membantu bagi orang yang membutuhkan. Walau tidak banyak berbicara, ia senang bisa ikut menuangkan celengannya pada hari ini.

“Veline anaknya pendiam dan tidak rewel. Biasanya bila ada orang asing yang tidak dikenalnya, ia tidak akan merespon. Tapi bila sudah lama kenal maka ia akan akrab dan mau berkomunikasi dengan mereka. Walau mama papa bekerja, ia tidak pernah menyusahkan poponya selama di rumah,” cerita Anita (35), ibu Veline yang telah mengenal dan pernah ikut kegiatan Tzu Chi saat Tzu Chi masih berlokasi di ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara.

Manfaat berdana bagi banyak orang melalui celengan Tzu Chi, juga dirasakan oleh Marcella Evannia (kelas 8), anak dari Sherly (39) dan Eddy (39). Eva, panggilan kesehariaanya, senang membantu orang lain. Ia senang bisa memberikan boneka kesayangannya kepada seorang anak di salah satu panti. Ia bercerita ia sedih bila ada orang lain yang menyakiti makhluk hidup.

doc tzu chi

Anak kelas budi pekerti Qing Zhe Ban ikut bersumbangsih berdana melalui celengan Tzu Chi.

“Anaknya manja, sangat perasa, ceria, juga penurut. Kita sebagai orangtua, selalu mengingatkannya untuk rajin belajar, terutama bahasa mandarin. Papanya juga sering mengajaknya berbahasa Mandarin dan Inggris dalam berkomunikasi selama ini.” ujar Sherly (39).

“Selama lebih kurang satu tahun, belajar bahasa Mandarin di kelas Qing Zhe Ban, bahasa Mandarin Marchella termasuk lumayan, walaupun kadang-kadang ia lupa,” tutup Eddy, ayah Eva.

Bakti Anak Terhadap Orang Tua

Puncak penutupan kelas budi pekerti Qing Zhe Ban ini adalah bakti anak terhadap orang tua melalui  penyuguhan teh dari seorang anak kepada orang tua. Setiap anak menyuguhkan teh kepada orang tua, menyuapkan kue, memeluk mama papa sambil memberikan ciuman cinta kasih kepada mama papa tercinta. Orang tua sangat bersyukur kepada para laoshi yang telah mengajarkan anak mereka menjadi anak yang berbudi pekerti baik, bermoral baik dan beretika baik.  Anak-anak bisa mandiri, bersyukur dan menghormati orangtua dan memiliki cinta kasih tulus terhadap sesama.

“Saya dan suami saya seorang karyawan swasta, bekerja dari Senin hingga Jumat, sehingga tidak mempunyai banyak waktu menemani anak saya. Di kelas budi pekerti Tzu Chi, paling tidak ada satu hari dalam sebulan, saya bisa menemani anak saya ikut kelas ini. Saya berterima kasih kepada Tzu Chi, telah mengajarkan anak saya menjadi seorang anak yang berbakti, menjadi anak kebanggaan orangtua.” tutup salah satu ibu.    

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Melawan Malas Melalui Kelas Budi Pekerti

Melawan Malas Melalui Kelas Budi Pekerti

05 April 2024

Sebanyak 15 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat menghadiri kelas bimbingan budi pekerti yang bertema mengenali diri sendiri, menggali potensi diri dan bersyukur, menghormati Guru beserta ajarannya.

Sosialisasi Pembelajaran Kelas Budi Pekerti

Sosialisasi Pembelajaran Kelas Budi Pekerti

06 Maret 2012 Melihat situasi dan kondisi saat ini, dimana pendidikan akademis lebih mencolok daripada pendidikan norma dan budi pekerti, Yayasan Buddha Tzu Chi menekankan pentingnya untuk memberikan pembekalan budi pekerti kepada generasi penerus.
Menerapkan Pendidikan Melalui Kegiatan Sehari-hari

Menerapkan Pendidikan Melalui Kegiatan Sehari-hari

21 Oktober 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan kamp Ertongban (Kamp kelas budi pekerti) selama 2 hari satu malam. Adapun para peserta kamp adalah anak-anak usia 8 – 12 tahun. Acara diadakan di Aula Jing Si lantai 2, Ruang Fu Hui Ting, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara (18-19 Oktober 2014). Sebanyak 288 anak datang untuk mengikuti kamp.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -