Menanamkan Nilai Moralitas dan Berbakti Pada Orang Tua

Jurnalis : Augustina, Beby Chen, Soit (Tzu Chi Medan), Fotografer : Julius, Liani Oei, Soit (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi indonesia

Nurhayati Salim Shijie selaku Ketua Hu Ai Badan Misi Amal Medan Barat memberikan hadiah bagi anak asuh yang berprestasi.

Setiap tahunnya menjelang perayaan Tahun Baru Lunar(Imlek), Tzu Chi Medan mengundang Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) untuk pulang kerumah kedua mereka, yaitu Kantor Tzu Chi Medan di  Komplek Cemara Asri untuk ikut kegiatan Syukuran Akhir Tahun bagi para penerima bantuan. Kegiatan ini pun dilaksanakan pada Minggu, 14 Januari 2018.

Kegiatan ini pun dihadiri oleh 252 orang yang terdiri dari 102 Gan En Hu beserta keluarganya. antusias para penerima bantuan untuk menghadiri undangan dari Tzu Chi Medan cukup terlihat, sejak pagi satu per satu mereka datang untuk berkumpul bersama relawan dan penerima bantuan lainnya.  Selain itu, untuk memudahkan kedatangan para Gan En Hu dan keluarganya, relawan juga mempersiapkan transportasi  berupa dua bus, mini bus, dan dua angkutan kotabagi mereka yang bertempat tinggal jauh. Kedatangan Gan En Hu beserta keluarga mereka pun disambut dengan hangat oleh barisan Tzu Ching dan Tzu Shao (relawan muda-mudi Tzu Chi) dengan lagu isyarat tangan “Penyambutan”.

Setelah mendaftar, bagi Gan En Hu dan keluarganya yang ingin merapikan rambut, Tzu Chi Medan juga menyiapkan14 penata rambut yang berasal dari beberapa salon di kota Medan dan sekitarnya. Dalam kegiatan ini, Gan En Hu dan keluarganya dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 10 orang dan akan dipandu oleh relawan Duifu (pembawa barisan) menuju ruangan Photo Booth untuk mengabadikan foto keluarga mereka. Setelah itu,Duifu membawa mereka menuju lantai tiga untuk mengikuti acara yang telah disiapkan.

doc tzu chi indonesia

Sukarelawan Penata Rambut yang berasal dari salon di kota Medan dan sekitarnya merapikan rambut Gan En Hu dengan penuh perhatian.

doc tzu chi indonesia

Sebanyak 102 Gan En Hu beserta keluarga mendengarkan sharing dari Beby Shijie dalam sesi pengenalan tentang Tzu Chi.

Pada sesi pertama, Beby Shijie (panggilan untuk relawan wanita Tzu Chi) menjadi pembicara. Para Gan En Hu diperkenalkan dengan awal berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan pada tahun 1966 dengan pendirinya Master Cheng Yen yaitu kisah adanya noda bercak darah di rumah sakit. Kemudian Master Cheng Yen merasa sangat terpukul setelah peristiwa tersebut dan akhirnya menggalang dana melalui celengan bambu untuk membangun rumah sakit bagi masyarakat yang tidak mampu.

Semangat celengan bambu tersebut dimulai dari 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan uang belanja mereka setiap harinya sebanyak 50 sen ke dalam celengan bambu serta untuk digunakan membantu masyarakat yang membutuhkan.Dari dana 50 sen tersebut, perlahan-lahan menggugah hati para penjual sayuran untuk ikut turut menyumbang juga,hingga saat ini donatur Tzu Chi pun telah tersebar di seluruh penjuru dunia.

Selain itu, makna dan arti dari Bersyukur juga diulas dalam kegiatan ini dengan diputarnya video lagu yang berjudul Wo Hen Xing Fu yang artinya Saya Sangat Beruntung. Video lagu ini menampilkan gambar tentang kehidupan di negara Afrika, dimana kehidupan mereka serba kekurangan. Ini bertujuan agar kita semua tahu arti bersyukur dengan menghargai apa yang dimiliki di kehidupan saat ini adalah kebahagiaan. Setelah bersyukur, mereka juga mampu untuk bersumbangsih membantu orang lain kembali dengan diputarnya salah satu video tentang masyarakat Myanmar yang telah dibantu bibit padi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, akhirnya dengan rasa syukur mereka atas panen yang ada, mereka juga mampu menyisihkan segenggam beras mereka yang dinamai dengan celengan beras untuk membantu tetangga mereka yang tidak mampu dan tidak bercocok tanam.

doc tzu chi indonesia

Dokter Sunario Salim salah satu anggota TIMA Indonesia memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit Jantung Koroner.

doc tzu chi indonesia

Anak asuh bersimpuh dan mempersembahkan secangkir teh untuk orang tuanya sebagai wujud terima kasih.

Pada sesi kedua, para Gan En Hu diberikan penyuluhan kesehatan oleh dr. Sunario Salim yang merupakan anggotaTzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia. Dalam kesempatan ini, dr. Sunario Salim memberikan penyuluhan secara gamblang sebab, gejala, dan cara pencegahan sejak din ipenyakit jantung koroner yang menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia.

Sedangkan pada sesi ketiga,acara dilaksanakan dalam dua ruangan yang berbeda, yaitu ruangan untuk anak-anak di lantai tiga dengan pembicara Leo Samuel Salim Shixiong (panggilan untuk relawan laki-laki Tzu Chi) dan orang tua di  lantai dua dengan pembicara Beby Shijie.Pada sesi ini, di kedua kelas tersebut diputarkan video Master Bercerita tentang Kakek Li yang berbakti, pesan moralitas dari cerita yang ingin disampaikan adalah"Berbakti adalah pangkal dari segala kebajikan. Saat orang tua masih hidup, kita harus berbakti pada orang tua. Jika mereka sudah tiada, kita harus mengenang mereka dengan hati penuh syukur. Master Cheng Yen berharap, setiap orang dapat kembali pada sifat hakiki yang murni dengan menanamkan moralitas dan kebajikan sehingga dunia terbebas dari bencana."

Setelah itu Leo Samuel Salim Shixiong mengajak anak-anak untuk menulis surat kepada orang tuanya. Isi suratnya berupa ungkapan terima kasih, rasa sayang, permintaan maaf, dan harapan mereka ke depannya buat orang tua mereka. Sementara Beby Shijie juga mengajak orang tua untuk menulis surat kepada anak-anaknya dengan isi surat yang sama. Selanjutnya Beby Shijie mengajak orang tua untuk memperagakan Shouyu (isyarat tangan) Satu Keluarga agar orang tua lebih memahami makna bahwa didunia ini kita semua adalah satu keluarga yang saling mendukung, saling percaya, dan saling membutuhkan.

doc tzu chi indonesia

Nur Aisyah terharu dan memeluk anaknya Leo setelah membacakan isi surat untuk ibunya.

Sesi keempat adalah sesi puncak dari kegiatan ini, para orang tua kemudian diajak untuk kembali bergabung dengan anak-anaknya. Anak-anak pun juga diberikan kesempatan untuk menunjukkan rasa bakti mereka kepada orang tua dengan bersimpuh dan membersihkan kedua tangan orang tua mereka yang telah bersusah payah membesarkan mereka dan menyuguhkan secangkir teh sebagai wujud terima kasih.

Selanjutnya kegiatan diteruskan dengan pembacaan surat orang tua dan anak mereka di depan kelas. Salah satu orang tua yang bernama Nur Aisyah pun membacakan surat untuk anaknya. “Saya berharap Leo bisa menjaga dirinya sendiri, menjadi panutan, jujur, suka menolong, dan tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik”. Saat ini Leo merupakan anak asuh Tzu Chi yang sedang duduk di kelas 2 SMK Bina Satria, ayahnya pun merupakan pasien yang dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Nur Aisyah sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan untuk anaknya dan suaminya di saat dirinya harus menjadi tulang punggung keluarga. Relawan Tzu Chi Medan pun selalu mendampingi dan memberikan perhatian kepadanya.

Beby Shijie selaku wakil koordinator kegiatan ini pun mengungkapkan kesan diadakannya acara Syukuran Akhir Tahun tersebut. “Kegiatan ini untuk menumbuhkan rasa syukur bagi penerima bantuan, juga agar mereka mengenal sejarah dan asal muasal Tzu Chi sehingga ke depannya mereka bisa lebih meningkatkan moralitas kehidupan mereka,” ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama,10 anak asuh yang berprestasi pun mendapatkan hadiah berupa tas dan buku tulis. Nurhayati Salim Shijie selaku Ketua Hu Ai Badan Misi Amal untuk Medan Barat juga berharap kedepannya akan lebih banyak lagi anak asuh yang berprestasi.

Menjelang makan siang, para orang tua dan anak asuh diarahkan turun untuk menikmati hidangan makan siang yang telah disiapkan oleh para relawan konsumsi. Sebelum beranjak, mereka juga menerima angpau dan anak-anak mendapat suvenir berupa buku tulis. Sebelum pulang relawan juga membagikan bingkisan Imlek kepada 102 orang Gan en Hu, sedangkan 4 Gan en Hu yang berhalangan hadir karena faktor kesehatan, bingkisannya pun akan diantar kerumah oleh relawan.

Kegiatan ini pun mencerminkan salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen "Kita hendaknya menyadari, mensyukuri dan membalas budi orang tua". Dengan adanya kegiatan ini baik orang tua dan anak asuh bisa lebih bersyukur dan saling menghargai serta anak asuh juga bisa membalas budi orang tua mereka.Para Gan En Hu juga bisa menanamkan nilai-nilai moralitas dalam kehidupan keluarga mereka.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Menanamkan Nilai Moralitas dan Berbakti Pada Orang Tua

Menanamkan Nilai Moralitas dan Berbakti Pada Orang Tua

22 Januari 2018
Tzu Chi Medan mengundang Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) untuk pulang kerumah kedua mereka, yaitu Kantor Tzu Chi Medan untuk ikut kegiatan Syukuran Akhir Tahun. Kegiatan ini pun dilaksanakan pada Minggu, 14 Januari 2018.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -