Menanamkan Sikap Peduli Sejak Dini Lewat SMAT
Jurnalis : Eka Suci R (Surabaya), Fotografer : Eka Suci R (Surabaya)Siswa-siswi Sekolah Fajar Indah berfoto bersama setelah Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi.
Tzu Chi Indonesia kembali mengadakan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) di Sekolah Fajar Indah yang terletak di Jl. Waspada Raya 1/30 Pademangan Barat pada Selasa, 16 Januari 2018. Sejak 2014, Tzu Chi telah mengajak siswa-siswi di sekolah tersebut untuk peduli terhadap sesama melalui SMAT. Sejak pukul 09.00 WIB, para siswa sudah berbaris untuk pengumpulan koin di ruang perpustakaan Fajar Indah. Antusisme begitu terasa karena semua siswa sangat bersemangat.
Tepatnya tiga tahun lalu tim SMAT mensosialisasikan Celengan Bambu dari kelas Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Setiap enam bulan sekali tim SMAT berkunjung ke sekolah tersebut. Kepala sekolah dan para guru tentu sangat mendukung untuk misi sosial ini.
“Awalnya ada anak didik kami yang diperhatikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, akhirnya relawan Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) datang dan terjalinlah jodoh sampai dengan sekarang,” ujar Handy Sulistyo selaku Kepala Sekolah Fajar Indah saat ditemui diruangannya.
Relawan membantu menuangkan koin Celengan Bambu.
Viorens salah satu siswi yang beramal dengan Celengan Bambu.
“Menurut saya hal ini sangat baik. Selain memotivasi anak akan arti kasih sayang sesama lintas suku, bahasa, dan agama, menurut saya ini sangat baik menanamkan sifat kebijaksanaan karena pada dasarnya mereka sudah terdidik secara karakter. Sikap seperti ini sangat mudah mereka terima apalagi ternyata mereka sangat senang dengan kegiatan seperti ini. Bahkan alumni-alumni sini yang saya share lewat grup selalu menanyakan kapan diadakan sosialisasi lagi,” imbuhnya.
Kurang lebih 183 Celengan Bambu milik siswa-siswi yang terkumpul dari siswa-siswi Sekolah Fajar Indah. Mereka mengaku senang bisa beramal lewat uang saku yang diberikan oleh orang tua seperti yang dikatakan Viorens.
“Saya suka menabung, kalau ketemu Celengan Bambu taruh koin biar cepet penuh celengannya. Celengannya buat bantu orang, banyak yang lagi membutuhkan. Nanti kalau Viorens lagi susah biar dibantu, balas budi jasanya,” ucap Viorens salah satu murid kelas 4. Tidak hanya siswa-siswi, para guru dan orang tua rupanya juga berbaris untuk pengumpulan koin Celengan Bambu.
Sarpen, salah satu relawan inspiratif yang pernah dibantu Tzu Chi sedang membagikan Buletin Tzu Chi kepada siswa-siswi.
Para siswa sedang membaca Buletin Tzu Chi ketika waktu luang.
Selain pengumpulan koin, tim SMAT yang dipimpin oleh Andre Zulman sekaligus mensosialisasikan Celengan Bambu kepada kelas 1 Sekolah Dasar. Ia menjelaskan sedikit mengenai Tzu Chi dan manfaat Celengan Bambu untuk orang-orang yang membutuhkan. Dengan materi yang ringan dan ceria, semua siswa-siswi tergerak untuk beramal lewat Celengan Bambu.
Ada delapan relawan dari wilayah Pademangan yang selalu membantu ketika tim SMAT berkunjung di sekolah tersebut. Beberapa relawan sebelumnya merupakan Gan En Hu (penerima bantuan) dari Yayasan Tzu Chi dan berselangnya waktu mereka menjadi relawan. Para relawan membantu mengarahkan siswa-siswi, memberikan majalah dan sosialisasi. Sarpen mengaku dulunya adalah penerima bantuan bedah rumah dari Tzu Chi, dan saat ini ia menjadi relawan sudah sembilan tahun.
Andre Zulman, tim dari program SMAT sedang mensosialisasikan tentang Celengan Bambu.
Guru sedang membantu siswa untuk menuliskan ID Celengan.
“Awal mulanya rumah saya dibedah oleh Tzu Chi, saya dibantu dan sekarang saya juga mau membantu. Karena saya tidak ada uang jadi saya bantu tenaga. Kalau lagi ada kegiatan saya selalu ikut. Ada baksos atau ada kegiatan di mana juga saya ikut, biasanya saya juga dapat jatah untuk memasak,” ucap wanita berusia 58 tahun ini.
“Semenjak saya ikut kegiatan di Tzu Chi saya jadi percaya diri dan selalu bersyukur, apalagi sering dengar ceramah Master. Tzu Chi yang luar biasa ini banyak mengajarkan arti kehidupan dan saya sangat bersyukur,” pungkas Sarpen sembari mengusap air matanya.
Dari kesediaan untuk beramal, mau kecil ataupun besar jumlahnya, yang terpenting adalah dengan keikhlasan. Karena kalaupun besar dengan rasa keterpaksaan pun akan tidak baik. Lebih baik kecil, berulang dan tertanam sejak dini.
Artikel Terkait
Cinta Kasih yang Terus Bertumbuh di Sekolah Vidya Sasana
26 Juli 2022Setelah lebih dari dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19, siswa-siswi Sekolah Vidya Sasana akhirnya dapat bersama-sama menuangkan celengan bambu mereka pada Sabtu, 23 Juli 2022.
Menyadari Berkah dan Bersyukur Melalui Koin Cinta Kasih
30 Mei 2023Menajemen dan staf RSU Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng mengadakan kegiatan penuangan celengan bambu pada 19 Mei 2023. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka peringatan Hari Waisak 2023, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.
Penuangan Celengan di Sekolah Sinar Dharma Tambora
29 November 2024Sebanyak 170 siswa dari tingkat SMP dan SMU di Sekolah Sinar Dharma, di Tambora, Jakarta Barat antusias menuangkan celengan mereka. Mereka senang dapat membantu orang lain melalui koin yang mereka sisihkan setiap hari.