Para Xiao Pu Sa dan relawan bersama mempraktikkan lagu isyarat tangan berjudul Kuai Le Xiao Tian Di.
Berpegang pada Kata Perenungan Master Cheng Yen, "Orang harus ada tata krama, penampilan baru bisa terlihat indah" He Qi Pusat kembali mengadakan Kelas Budi Pekerti, Minggu 9 Juli 2023. Kelas yang berlangsung di Gedung DAAI, Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk ini dibagi menjadi dua kelas, yakni Qin Zi Ban dan Tzu Shao Ban, dan dimulai pukul 09.00 WIB.
Setelah pembacaan ikrar, murid-murid diberikan pesan cinta kasih pembukaan dan sekilas pengetahuan mengenai kelas budi pekerti oleh Maria Fintje Qin Zi Ban dan Lie Anne di Tzu Shao Ban. Para murid selanjutnya diberikan pembelajaran mengenai tata krama insan Tzu Chi dengan harapan agar mereka dapat lebih bertutur kata, berperilaku dan bertata krama dengan lebih baik, di lingkungan keluarga ataupun masyarakat.
"Tahun ajaran baru 2023 - 2024 Kelas Budi pekerti kita awali dengan perkenalan karena adanya murid baru dengan
games membawakan suasana keceriaan. Pemberian tata krama supaya anak- anak dari kecil dididik dan membentuk karakter anak-anak. Diharapkan adanya kerjasama pendampingan orang tua semoga bisa diterapkan di rumah, sekolah dan lingkungan sekitarnya apa yang telah dipelajari," ujar Suryani yang membawakan materi di kelas
Qin Zi Ban.
Lie Anne membawakan kata pengantar pengenalan kelas Budi Pekerti di kelas Tzu Shao Ban.
Sumarni mengajak Jonatan (10) membacakan salah satu ikrar Xiao Pu Sa diikuti anak lainnya.
Kelas Qin Zi Ban dihadiri 13 anak yang didampingi para orang tua. Selain murid lama yang meneruskan kelas, hadir pula beberapa murid baru. "Saya mengetahui kelas budi pekerti dari keponakan saya yang sebelumnya sudah menjadi anak budi pekerti, lebih cenderungnya berharap anak dapat belajar tata krama, budi pekerti, lebih menghormati orang tua" Harap Mami Yenny orang tua dari Alessa (11) dan Jonatan (10) yang baru bergabung tahun ini.
Kedua buah hati ini pun terlihat menikmati dan mengikuti kelas dengan tertib. "Senang, seru juga, tapi ini baru pertama kali datang, ramai juga," ujar Alessa.
Sebelas tahun menjadi murid kelas budi pekerti Ananda (16) lulusan Tzu Shao Ban belajar banyak hal mulai dari tata tertib baik di lingkungan Tzu Chi ataupun di masyarakat. Ia juga menjadi lebih terarah. "Menyenangkan, setiap bulan mempelajari banyak hal untuk diterapkan dalam kehidupan, semangat saat hadir, bagus, saya bisa mendapat banyak hal seperti bersikap, bertutur kata," kesannya.
Mimi salah seorang Duifu (pembimbing anak) membantu merapikan rambut Alessa (11) yang hadir pertama kalinya hari itu.
Ananda berbagi pengalamannya selama menjadi anak kelas budi pekerti.
Kini setelah lulus dari kelas budi pekerti, Ananda tidak memutuskan jalinan jodohnya dengan Tzu Chi, malah mempereratnya dengan menjadi Daai Ge Ge di sela waktu senggangnya mengikuti kegiatan Tzu Chi lainnya.
"Bangga, senang, banyak perubahan yang terjadi pada diri Ananda selama menjadi murid di sini, empati dan simpati terhadap sesama juga semakin bertambah, bahkan Ananda sendiri yang berkeinginan membantu di Tzu Chi, saya senang melihat anak saya semakin lama semakin menjadi anak yang baik, memahami dan membantu sesama," ujar Merlina, ibunda dari Ananda.
Kelas Tzu Shao hari itu dihadiri 10 anak. Kelas budi pekerti pun ditutup dengan pesan cinta kasih dari Maria Fintje selaku pembimbing kelas budi pekerti.
Editor: Khusnul Khotimah