Menanti Harapan dan Rasa Percaya Diri
Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Beverly Clara, Purwanto, Mie Li (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)Yayasan
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan screening
baksos kesehatan bekerjasama dengan Medic Centre, Minggu (30 September 2018). Sebelum
kegiatan dimulai relawan Tzu Chi berdoa bersama-sama agar kegiatan screening baksos berjalan dengan lancar.
Yayasan Buddha Tzu Chi mempunyai 4 misi utama yaitu Misi Amal, Misi Kesehatan, Misi Pendidikan, dan Misi Budaya Humanis. Pada hari Minggu, 30 September 2018 Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menjalankan misi kesehatan dengan mengadakan kegiatan screening bakti sosial kesehatan yang bekerja sama dengan Medic Centre yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.70, Baran, Meral, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.
Kegiatan screening yang dimulai sejak pukul 08.00-12.00 WIB ini mencakup penyakit katarak, hernia, bibir sumbing, dan benjolan. Koordinator kegiatan screening, Netty dan Susi membagi tugas relawan sesuai dengan rapat yang telah ditentukan untuk memudahkan kegiatan dan bisa berjalan lancar. Relawan yang bertugas di ruang tunggu, pengambilan nomor, pengisian data pasien, pengecekan tensi, dan pengambilan obat ditempatkan di lantai satu. Sementara itu lantai dua dijadikan sebagai lokasi screening. Bagi pasien yang lolos screening nantinya akan dibawa menuju Batam untuk pemeriksaan ulang dan mengikuti baksos kesehatan operasi sesuai dengan penyakit yang dideritanya.
Selain menyediakan tempat untuk screening bakti sosial, Medic Centre juga menyiapkan 4 dokter, 6 perawat, dan 2 orang bagian adminitrasi. Dari beberapa penyakit yang discreening, katarak merupakan keluhan paling banyak. Ruangan screening untuk mata katarak pun dibagi menjadi dua tempat. Jumlah keseluruhan pasien yang lolos mengikuti screening hari itu sebanyak 70 orang.
Sebelum
screening penyakit, para pasien
memeriksakan tekanan darah dan lain-lain.
Dengan
ramah dan lembut, tim medis Tzu Chi membimbing pasien dalam tes penglihatan
pada pasien katarak.
Salah satu pasien yang mengikuti screening, Fitri Junita (32) yang tinggal di Baran II, Meral merasa senang karena ia lolos screening benjolannya. Ia mengalami benjolan pada pelipis mata bagian kiri yang dideritanya sejak lahir. Ia mengetahui ada bakti sosial ketika sedang belanja di Toko Mawi. “Beruntung bagi saya karena saat belanja saya ditanya benjolan oleh seorang relawan dan diberikan brosur bakti sosial di Toko Mawi,” tuturnya tersenyum.
Fitri menceritakan sedikit tentang kehidupan yang ia alami. Ia tinggal di Karimun sekitar 2 tahun, setelah meninggalkan Padang, Sumatera Barat. Bersama dengan suaminya, Fitri membuka usaha sendiri yaitu bimbingan belajar di tempat ia tinggal. Waktu kecil benjolannya tidak begitu terasa. Tetapi, semakin lama benjolannya semakin besar sehingga mengganggu penglihatan mata bagian kiri. Hal ini mengakibatkan rasa percaya dirinya semakin berkurang jika bertemu dengan banyak orang.
Ketika masih tinggal di Padang, Fitri sempat melakukan konsultasi dengan dokter dan temannya tentang benjolan ini. Ia pun disarankan untuk menjalani operasi. Namun setelah menanyakan biaya yang harus dibayarkan ternyata mencapai sekitar 15 juta rupiah. Lantaran keterbatasan ekonomi, akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk menjalani operasi hingga sekarang. “Saya berharap penyakit benjolan ini dapat segera sembuh dan Yayasan Buddha Tzu Chi dapat menolong masyarakat yang kurang mampu,” imbuhnya.
Dokter
Maria Afriani Manurung dengan teliti melakukan pemeriksan mata terhadap salah
satu pasien katarak.
Salah satu pasien yang ikut screening baksos hari itu, Fitri Junita merasa senang karena ia lolos screening benjolan yang dideritanya sejak lahir.
Harapan untuk sembuh juga datang dari keluarga Dwi Satiwi (28) yang tinggal di Poros. Ia datang didampingi oleh ayahnya dan kedua anaknya. Anak yang pertama berusia tujuh tahun sedangkan anak yang kedua berusia hampir satu tahun. Anak keduanya yang bernama Okta Prasetya inilah yang menderita bibir sumbing dan mengikuti screening. “Semoga anak saya cepat sembuh setelah operasi bibir sumbing yang diadakan di Batam,” ucapnya penuh harap.
Sejak kedatangannya di bagian pendaftaran, beberapa relawan mendekati keluarga Dwi untuk memberikan semangat dan motivasi. Dengan tumbuhnya rasa semangat tersebut diharapkan dapat memunculkan rasa percaya diri dari kondisi anaknya selama ini.
Ermiyanti selaku pemilik Medic Centre Utama berbagi pengalamannya tentang kegiatan bakti sosial. “Dari dulu background saya banyak di bidang sosial. Berbuat baik di bidang sosial bukan milik satu orang saja tetapi itu milik bersama,” katanya saat ditanya relawan. Beliau juga mengajak beberapa dokter tetap dan beberapa karyawan di Medic Centre untuk berpartisispasi dan bisa berpikir positif dalam melakukan hal-hal yang baik seperti kegiatan screening ini. “Saya selalu terbuka untuk menyediakan tempat untuk kegiatan sosial dari Yayasan Buddha Tzu Chi maupun organisasi lainnya. Karena hanya itulah yang bisa kami berikan,” imbuhnya.
Netty juga mengharapkan melalui kegiatan ini dapat meringankan beban masyarakat yang kurang mampu dan pasien yang sakit dapat segera sembuh dari penyakit yang mereka derita. Netty sudah beberapa kali menjadi koordinator acara bakti sosial kesehatan Tzu Chi di Karimun. “Selama saya mengikuti bakti sosial, pasti ada suka dan dukanya. Sukanya yaitu bisa membantu pasien yang dulunya tidak bisa melihat menjadi bisa melihat dan dukanya adalah merasa sedih saat pasien yang tidak lolos screening di Batam,” ungkapnya.
Setibanya
di tempat pendaftaran, Dwi Satiwi yang menggendong anak keduanya, Okta Prasetya
disambut relawan Tzu Chi. Mereka pun berbincang sebelum dipanggil untuk
melakukan screening baksos.
Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Sukmawati memberikan suvenir berupa buku Tantangan kepada Ermiyanti (kiri) selaku pemilik Medic Centre usai kegiatan screening baksos.
Netty juga menuturkan bahwa banyak pasien yang tidak lolos screening karena mengalami gangguan pada jantung. Semoga dengan kegiatan bakti sosial ini dapat meringankan penderitaan orang lain dan kita selalu ingat Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.”
Editor: Yuliati