Menapaki Jalan Tzu Chi

Jurnalis : Galvan, Rangga (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga, Edy (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoPara peserta pelatihan relawan abu putih ke-1 Tzu Chi Bandung menyaksikan video Ceramah Master Cheng Yen. Sebanyak 67 peserta mengikuti pelatihan tersebut.

Dalam menjalankan misi kemanusiaan Tzu Chi tidaklah hanya sebatas memberikan bantuan saja, dibutuhkan kerendahan hati dari para relawan dalam menapaki ruas jalan mulia bersama Tzu Chi. Untuk mewujudkan hal tersebut para relawan Tzu Chi harus memahami panduan yang berlaku di Yayasan Buddha Tzu Chi.

Maka dari itu, pada tanggal 17 April 2011, diadakan pelatihan relawan abu putih ke-1 Tzu Chi Bandung. Kegiatan ini bertempat di Aula Lt. 3 kantor Tzu Chi Bandung, Jln. Ir.H Juanda No. 179, Bandung, yang diikuti oleh 67 peserta yang terdiri dari  relawan abu putih dan relawan baru. Bersamaan dengan itu, acara ini dihadiri juga oleh 56 relawan Tzu Chi yang terdiri dari komite, biru putih, abu putih, Tzu Ching dan Tzu Chi International Medical Association (TIMA).

Acara pelatihan ini berlangsung dari pukul 09.00 - 16.00 WIB, yang diawali dengan berbaris menuju ruang pelatihan tanda dimulainya acara pelatihan tersebut. Setelah itu, dilanjutkan dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen serta menyanyikan Mars Tzu Chi yang dipandu oleh Agus Rijanto selaku relawan komite asal Jakarta dan Linda Huang anggota Tzu Ching Bandung.

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mensosialisasikan budaya kemanusiaan Tzu Chi, membina relawan baru, dan mendalami visi misi Tzu Chi dalam melaksanakan kegiatan kemanusian. Selain itu, acara ini pun menjadi ajang untuk mengajak atau merekrut para relawan baru yang ingin bergabung di dunia Tzu Chi. “Ini salah satu usaha merekrut relawan baru, sebab kegiatan Tzu Chi tentunya butuh banyak tenaga, butuh relawan, butuh donatur, dan butuh relawan yang peduli dengan lingkungan,” ujar Herman Widjaja selaku Ketua Tzu Chi Bandung. Herman pun menambahkan bagi para relawan yang baru bergabung mengikuti acara pelatihan ini diharapkan tidak ada lagi keraguan untuk menjadi bagian dari Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan abu putih dan relawan baru Tzu Chi berbaris rapi sebelum memasuki ruang pelatihan relawan abu putih yang dipimpin oleh para relawan senior Tzu Chi. (kiri)
  • Megawati Santoso, Ph.D, seorang peserta yang mengikuti acara pelatihan relawan abu putih ke-1 Tzu Chi Bandung, berkesempatan untuk menceritakan pengalamannya sebelum dan sesudah mengenal Tzu Chi. (kanan)

"Saya harapkan mereka mengenal Tzu Chi, jangan ada lagi keraguan di hati, sebab dari pada menunggu terlambat lebih baik sekarang putuskan untuk ikut. Sebab waktu seperti apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen sudah agak terlambat dan kita harus cepat-cepat melangkah," kata Herman Widjaja. Banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan suatu tanda bagi para relawan baru untuk bergabung di jalan kebajikan sesuai dengan visi misi Tzu Chi. Hal tersebut tak lepas dari peran serta para relawan senior Tzu Chi yang mendekatkan diri untuk merangkul hati para peserta agar lebih mencintai dan mau menolong sesama mahluk hidup sesuai yang dicita-citakan oleh Tzu Chi.

“Cara pendekatan pemandu-pemandu (relawan Tzu Chi yang menjadi ketua regu-red) itu harus rajin, sehingga suasana grupnya menjadi nyaman, dengan demikian diharapkan para relawan baru itu tidak lagi merasa canggung untuk bertanya atau berinteraksi dengan sesama relawan lainnya. Mudah-mudahan dengan cara demikian para relawan baru akan semakin tertarik untuk bergabung dengan kita. Karena seperti yang kita lihat dalam beberapa sharing, mereka terlihat cukup aktif bertanya dan itu menandakan mereka sudah mulai tertarik dengan kegiatan Tzu Chi Bandung," tambah Herman melengkapi.

Tzu Chi Sebagai Sarana Melatih Diri
Beragam acara disuguhkan dalam pelatihan ini, seperti penayangan video Master Cheng Yen, video kilas balik Tzu Chi Bandung tahun 2010, penampilan Shou Yu (isyarat tangan), penjelasan mengenai materi-materi dunia Tzu Chi, games, tanya jawab, serta sharing dari relawan dan peserta.

Suasana keakraban begitu terasa pada sesi tanya jawab dan sharing. Ini terlihat dari banyaknya peserta yang ingin menyampaikan beberapa pertanyaan seputar dunia Tzu Chi. Acara pelatihan ini mendapatkan sambutan yang sangat baik dari para peserta. Salah satunya datang dari seorang dosen yaitu Megawati Santoso, Ph.D (50)

"Kalau buat saya kesannya sangat-sangat baik, karena untuk saya pribadi saya mencari suatu tempat dimana saya bisa mengaktualisasikan diri untuk membantu sesama dengan ikhlas. Tetapi di sisi lain saya sebenarnya mencari bentuk bagaimana mendidik anak-anak saya sendiri agar mereka tumbuh dari anak yang berbakti kepada orangtua sekaligus berbakti kepada sesama. Saya sebagai orang tua kadang-kadang tidak mampu mengajarkan itu langsung kepada anak-anak, mereka merasa itu sebagai tuntutan orang tua yang terlalu berlebihan, tetapi dengan membawa mereka berlatih di sini itu suatu keuntungan bagi saya," katanya.

Selain itu, ia pun mendapatkan pelajaran yang sangat berharga setelah mengikuti pelatihan relawan Tzu Chi, karena untuk menjadi bagian dari Tzu Chi sikap rendah hati dan disiplin harus selalu diterapkan pada diri sendiri.

foto  foto

Keterangan :

  • Ketua Tzu Chi Bandung Herman Widjaja, memberikan suvenir kepada relawan abu putih dan relawan baru Tzu Chi Bandung. (kiri)
  • Penampilan lagu isyarat tangan yang berjudul “Satu Keluarga” diperagakan oleh relawan Tzu Chi Bandung, dan diikuti oleh seluruh peserta. Penampilan ini sekaligus menjadi penutup acara pelatihan relawan abu putih ke- 1 Tzu Chi Bandung. (kanan)

“Saya ingin menyampaikan terima kasih, sembah sujud saya kepada Master Cheng Yen karena ajaran beliau yang luar biasa. Dan kepada orang-orang yang sudah memulai memberi tempat dan lahan yang lebih baik buat kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Kalau buat kawan-kawan yang baru, saya berharap mereka bisa melihat bahwa ketulusan di sini bermanfaat, bukan hanya buat orang-orang yang dibantu, tetapi lebih kepada diri kita sendiri,” lengkap Mega dengan penuh haru.

Sedangkan bagi H. Mutaqqin (60), salah satu peserta lainnya yang mengikuti pelatihan ini, menilai bahwa pelatihan ini bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. "Yang saya peroleh maknanya yaitu ilmu yang bermanfaat yang bisa dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari dan bagus untuk dilaksanakan dan itu wajib hukumnya untuk dijalankan setiap insan, bukan hanya anggota ini kita harus mengajak orang lain berbuat seperti apa yang kita peroleh hari ini," katanya.

Disamping itu, ia pun berharap agar Tzu Chi dapat lebih meluas untuk mendapatkan hati di masyarakat. "Mudah-mudahan Tzu Chi selalu berkembang lebih baik, sekarang sudah mendapat hati masyarakat dan ke depannya akan lebih memperoleh hati seluruh masyarakat Indonesia," tambah Mutaqqin.

Sikap rendah hati merupakan bekal yang harus dimiliki para relawan dalam menjalankan misi Tzu Chi. Semoga dengan adanya pelatihan ini ruas jalan mulia Tzu Chi dapat menopang sikap welas asih para relawan dalam menebarkan cinta kasih universal.

  
 

Artikel Terkait

Menyongsong Hari Esok dengan Syukur Penuh Harapan

Menyongsong Hari Esok dengan Syukur Penuh Harapan

07 Februari 2014 Acara ini sebagai wujud syukur dan terima kasih atas cinta kasih dan dukungan dari seluruh donatur dan relawan Tzu Chi sehingga sumbangsih Tzu Chi kepada seluruh lapisan masyarakat dapat terus berlanjut.
Belajar Mengukir Sejarah Tzu Chi

Belajar Mengukir Sejarah Tzu Chi

15 Juni 2017
Zhen Shan Mei Medan mengadakan kelas belajar kliping di gedung Tzu Chi lantai 5 kompleks Jati Junction Medan. Dari kliping, setiap kegiatan yang dilakukan bisa diarsipkan.
Sukacita Kebersamaan Imlek

Sukacita Kebersamaan Imlek

17 Maret 2015 Syukuran imlek pada tahun ini dilaksanakan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi, Tanjung Balai Karimun. Segala sarana telah disiapkan untuk pelaksanaan kegiatan ini, walaupun sederhana diharapkan dengan kegiatan rutin seperti ini dapat menjadikan masukan positif demi membina dan menjalin jodoh baik sesama relawan dan semua orang.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -