Menata Pemukiman Cinta Kasih

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoYayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melakukan sosialisasi kepada warga Cilincing tentang kegiatan Program Bebenah Kampung Tzu Chi.

Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Jakarta terus berlanjut. Setelah berhasil menata perumahan yang layak huni di Kampung Belakang (Dadap), Pademangan Barat dan Kelapa Gading, Tzu Chi kembali menyebarkan cinta kasihnya ke wilayah Cilincing Jakarta Utara. Program bebenah kampung ini ditujukan khusus bagi rumah-rumah yang sudah tidak layak untuk dihuni.

Survei dan Sosialisasi Warga
Untuk tahap pertama proses bebenah kampung ini akan diawali dengan proses survei mulai tanggal 27 hingga 28 November 2010 di 4 RW Kelurahan Cilincing. Untuk tahap pertama akan dilakukan perbaikan 12 unit rumah warga.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sebelum melakukan bebenah kampung melakukan sosialisasi kepada warga Cilincing yang wilayahnya termasuk daerah yang akan disurvei oleh relawan Tzu Chi. Isi dari sosialisasi ini antara lain pengenalan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan kegiatannya sejak tahun 1993 hingga tahun 2010 ini.

Acara dihadiri oleh Lurah Cilincing Tulus Harjo, dan 4 perusahaan yang mendukung kegiatan bebenah kampung tersebut, mereka dari Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Grup, Carrefour Mangga Dua Square, Indofood Bogasari, Priamanaya serta Ketua RT dan RW dari 5 RW dan sebagian warga Cilincing dan tokoh masyarakat setempat.

foto  foto

Keterangan :

  • Banyak warga yang hadir dalam sosialisasi ini. Mereka sangat bersyukur atas niat baik Yayasan BuddhaTzu Chi yang akan melakukan Program Bebenah Kampung di wilayah Cilincing. (kiri)
  • Acara dihadiri oleh Lurah Cilincing Tulus Harjo, dan 4 perusahaan yang mendukung kegiatan bebenah kampung tersebut, mereka dari Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Grup, Carrefour Mangga Dua Square, Indofood Bogasari, dan Priamanaya. (kanan)

Mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi, Winarso memberikan informasi dalam pertemuan antara Yayasan Buddha Tzu Chi dan warga Cilincing. “Tujuan dari sosialisasi ini adalah sebagai ajang perkenalan antara kami (Tzu Chi) dengan Bapak-bapak dan Ibu–ibu sekalian,” katanya, “tujuannya adalah untuk pemberdayaan dan memperbaiki kondisi kehidupan rumah-rumah yang tidak layak huni.” Dan program ini bersifat pembangunan rumah menyeluruh yang tidak layak untuk dihuni.

Dalam sosialisasi ini Winarso menjelaskan persyaratan serta kriteria rumah yang akan dibangun kembali oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Kita dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dan sangat hati-hati dalam mempergunakan dana yang diberikan oleh donatur kita. Yayasan Buddha Tzu Chi mempunyai kriteria rumah seperti apa yang akan kita bantu, yang pertama adalah kondisi rumahnya sangat memprihatinkan dan tidak layak untuk di huni, yang kedua adalah rumah dan tanah milik sendiri yang dilengkapi dengan dokumen yang sah, lalu rumah tersebut ditempati sendiri tidak disewakan kepada orang lain dan telah menempati rumah tersebut lebih dari 5 tahun,” tegas Winarso di depan warga yang hadir.

foto  foto

Keterangan :

  • Seorang warga berterima kasih atas niat baik Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mereka tidak menyangka rumah yang dihuninya bertahun-tahun akan dibangun kembali dari awal. (kiri)
  • Perwakilan dari Indofood Bogasari memberikan sambutan, diantaranya adalah niat baik perusahaan untuk saling berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan. (kanan)

Lurah Cilincing Tulus Harjo mengatakan, “Ini adalah berkah bagi masyarakat Cilincing, khususnya warga saya. Oleh karena itu saya mengimbau agar warga mensyukuri niat baik dari Yayasan Buddha Tzu Chi ini.” Dari 10 RW di Kelurahan Cilincing ini ada 5 RW yang menjadi target dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi ini, yaitu RW 1, 2, 3, 4, dan 9. Dari kelima RW ini, RW 1, 2, 3, dan 4 berada di tepi laut dan pantai.

Menurut Tulus, warga Cilincing di RW 1, 2, 3, dan 4 sangat tertinggal dalam hal penataan pemukiman. Warganya rata-rata berprofesi sebagai nelayan dan buruh yang berasal dari etnis Bugis, Makassar, Sunda, dan Indramayu. Kawasan ini dihuni oleh 700 hingga 800 keluarga. Kondisi di wilayah Cilincing saat ini sering terkena banjir yang diakibatkan oleh rob (gelombang pasang) air laut.

Tulus berharap nantinya warga Cilincing berubah dalam hal pola hidup yang sehat serta terciptanya ekonomi produktif dengan cara training ataupun pelatihan usaha mandiri yang membentuk kelompok usaha yang bisa mempercepat proses dan menghasilkan usaha mandiri.
  
 

Artikel Terkait

Baksos NTT: Bantuan Tahap 3

Baksos NTT: Bantuan Tahap 3

12 April 2012 Bandara seolah menjadi tempat yang tidak pernah terlelap, padahal waktu masih menunjukkan pukul 04.30 pagi. Pagi itu rombongan relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi  akan melakukan perjalanan panjang menuju Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur guna menebarkan cinta kasih melalui baksos pembagian beras cinta kasih Tzu Chi.
Menumbuhkan Bakti Pada Orang Tua

Menumbuhkan Bakti Pada Orang Tua

21 April 2014 Mereka mengulang dan melihat kembali tentang semua materi yang telah disampaikan selama belajar pendidikan budi pekerti. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pendidikan budi pekerti agar bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembagian Beras di Tanjung Priok: Membantu Sesama Tanpa Sekat dan Pembeda

Pembagian Beras di Tanjung Priok: Membantu Sesama Tanpa Sekat dan Pembeda

25 April 2017
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Gereja St. Fransiskus Xaverius yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara menggelar pembagian 1.193 paket beras cinta kasih pada Senin, 24 April 2017.
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -