Mencari Kembali Cinta Kasih

Jurnalis : Yenny, Fotografer : Praditya EP

Zhang Pei Feng, salah seorang guru Tzu Chi Taiwan yang datang berbagi pengalamannya di depan ratusan guru Sekolah Tzu Chi Indonesia tentang cara mengelola kelas-mencari kembali cinta kasih

Lingkungan kedua yang dijajaki seorang anak setelah keluarga adalah sekolah, jika berbicara mengenai sekolah maka pasti ada guru di dalamnya yang berkewajiban membimbing anak-anak tersebut. Guru adalah salah satu sosok yang memiliki pengaruh besar kepada anak-anak, dengan adanya guru maka anak-anak bisa menjadi lebih baik namun juga bisa menjadikan anak-anak tidak lebih baik. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah penyamaan persepsi mengenai cara mengajar yang baik dan benar, seperti yang dilakukan oleh guru-guru Sekolah Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, pada tanggal 6 Juli 2015 bertempat di Aula Jing Si diadakan Pelatihan Pendidikan Guru Humanis dengan bertemakan “Mencari kembali cinta kasih” yang diikuti oleh 162 guru-guru Sekolah Tzu Chi guna meluruskan pemahaman yang keliru dan mewujudkan cinta kasih antara guru dengan murid. Pelatihan guru tersebut disampaikan oleh Zhang Pei Feng, salah satu guru Tzu Chi Taiwan yang datang berbagi di pelatihan.

Harapan Guru seperti petani 

Dalam pelatihan ini Zhang Pei Feng mengatakan bahwa, “Harapan seorang guru kepada anak kecil itu sama dengan harapan petani kepada tanamannya. Seorang petani memiliki harapan agar tanamannya dapat tumbuh dengan baik, sama halnya dengan guru yang memiliki harapan agar anak kecil yang ia didik dapat bertumbuh dengan baik.” Guru Tzu Chi Taiwan ini mengatakan bahwa seorang guru haruslah membangun relasi  sebagai “teman” dengan muridnya karena dengan menjadi teman, murid mampu berinteraksi dengan baik kepada guru. Murid juga akan lebih leluasa untuk bercerita dan mencurahkan isi hati mereka kepada guru. Dengan mengetahui keadaan muridnya, maka guru dapat memberikan solusi dan dukungan kepada murid untuk terus berkembang dan berprestasi.

Zhang Pei Feng (memegang Mike) memberikan contoh kegiatan permainan bermakna yang pernah dilakukan oleh relawan di misi pendidikan di Taiwan


Sebanyak 182 guru datang mengikuti Pelatihan Pendidikan Guru Humanis di waktu libur mereka.

Zhang Pei Feng mengatakan sebaiknya para guru juga mengajak murid untuk melihat langsung dan  merasakan sendiri setiap pelajaran yang diberikan daripada memberikan berbagai macam nasihat yang tidak akan berdampak lama pada anak. “Beda pemaparan yang dilakukan dapat berdampak pada hasil dari tujuan kita. Seorang guru sebaiknya membuat anak kecil ikut merasakan sesuatu hal agar cara pandang dan tindakan anak kecil itu pun berubah.”terang Zhang Pei Feng.

Poin terakhir yang disampaikan oleh guru Tzu Chi Taiwan ini adalah dalam mengajarkan dan membimbing anak, para guru bisa memberikan anak-anak sebuah kegiatan agar anak termotivasi. Zhang Pei Feng pun berbagi pengalaman mengenai kegiatan yang dilakukan guru Tzu Chi Taiwan di sekolahnya mengajar yaitu setiap akhir bulan melakukan voting untuk memilih orang yang paling berpengaruh di kelas. “Memilih 1 orang yang berpengaruh di kelas bukan dilihat dari akademik tapi dilihat dari rajin, rapi, yang suka share membangun kepada teman-temannya. Kegiatan ini untuk membangun rasa percaya diri anak terhadap dirinya sendiri bahwa setiap orang mempunyai potensi dan kelebihannya masing-masing.” jelasnya

Menurut Zhang Pei Feng, anak-anak sangat suka bermain maka itu para guru bisa memberikan berbagai permainan yang memiliki makna. Zhang Pei Feng pun memberikan contoh dengan mengajak 7 orang peserta untuk maju dan membantunya memeragakan permainan yang dilakukannya di Taiwan untuk anak-anak. “Permainan seperti ini mempunyai makna bahwa jika 1 orang yang mencapai tujuan itu mudah, tapi dengan banyak orang yang mengerjakan suatu pekerjaan maka akan lebih sulit karena banyak perbedaan pemikiran. Dan jika banyak orang memiliki tujuan yang sama maka seharusnya semua orang itu akan saling melengkapi untuk mencapai tujuan tersebut.” Ujarnya dengan pasti. Pesan yang disampaikan dari permainan tersebut adalah, “Seorang guru harus memberikan bimbingan yang benar sesuai kebutuhan masing-masing anak karena setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Tidak harus menjadi juara 1 disetiap saat tetapi guru mengarahkan muridnya agar tumbuh menjadi dirinya yang terbaik.”


Artikel Terkait

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -