Mencatat Masa Lalu, Mengabadikan Masa Depan

Jurnalis : Lisa Nurjanah (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Muhammad Dayar (Tzu Chi Bandung)

Peserta mendengarkan pemaparan materi mengenai Etika Pengambilan Foto Kegiatan di Tzu Chi dari Stephen Ang dan juga materi Melihat, Mencatat, dan Mendokumentasikan Jejak Cinta Kasih dari Hadi Pranoto melalui sambungan Zoom.

Pelatihan relawan telah cukup sering diadakan di Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman no. 628 ini. Namun, kali ini, pelatihan dikhususkan untuk relawan yang memiliki minat pada Zhen Shan Mei (ZSM), yakni relawan Tzu Chi yang melakukan dokumentasi foto, video, serta penulisan.  

Zhen artinya kebenaran, shan artinya nilai-nilai kebajikan, serta Mei artinya keindahan,” jelas Stephen Ang, Koordinator Hexin Bidang Zhen Shan Mei, yang menjadi pembicara pada pelatihan Zhen Shan Mei Bandung, Sabtu, 13 Juli 2024. Kali ini, ia memberikan materi secara online melalui Zoom Meeting. Meski demikian, hal itu tidak menurunkan semangat relawan untuk belajar. Sejak pukul 8 pagi, para relawan telah mengisi kursi-kursi kelompoknya. Total terdapat 8 kelompok dengan satu kelompok berisikan tujuh relawan. Sebagian besar merupakan relawan Abu Putih, tetapi ada pula relawan Tzu Ching yang turut membantu.

Pada materi yang disampaikan mengenai Etika Pengambilan Foto Kegiatan di Tzu Chi, Stephen menyampaikan tips serta saran untuk relawan ketika mengambil foto. Misalnya, harus izin pada pihak bersangkutan, tidak menggunakan flash, mengkondisikan posisi fixed line, sampai melakukan interaksi yang sopan dengan narasumber. Selain itu, mengenai foto, Stephen menganjurkan foto landscape, memfokuskan pada objek penting, dan memperlihatkan wajah.

Sedangkan pada pemakaian foto di media sosial, Stephen menekankan bahwa foto yang disebarkan harus sesuai dengan budaya humanis Tzu Chi. Tidak diperkenankan untuk mengunggah foto penerima bantuan atau foto relawan yang tidak sesuai. “Jadi, kalau ada relawan yang bajunya kurang rapi atau kurang sesuai, diingatkan saja, supaya kita bisa nyaman fotonya,” imbau Stephen.

Rizki Hermadinata, relawan ZSM Tzu Chi Bandung memberikan petunjuk terkait rasio foto dan video, serta memberikan perbandingan contoh supaya relawan dapat lebih mudah membayangkan bagaimana foto yang akan diambil.

Pada pelatihan ini relawan juga diajak untuk mempraktikkan materi-materinya dengan langsung menjadi fotografer dan menulis artikel pendek.

Setelah Stephen Ang menyampaikan materi mengenai foto, Hadi Pranoto (Dept. Head Divisi Dokumentasi dan Publikasi Yayasan Buddha Tzu Chi) pun turut menyampaikan materi mengenai penulisan melalui Zoom Meeting. Dengan tajuk materi Melihat, Mencatat, dan Mendokumentasikan Jejak Cinta Kasih, Hadi menekankan bahwa menulis diperlukan untuk mengingat peristiwa, mencatat sejarah, serta memberikan informasi. “Maka dari itu, relawan ZSM juga harus ikut kegiatan sebelum dimulai, supaya tahu apa yang akan ditulis dari sebelum kegiatan dimulai itu,” jelas Hadi.

Kedua pemateri tersebut merupakan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Jakarta. Sebelumnya, keduanya sempat hadir di Bandung pada pelatihan Abu Putih. Perbedaannya pada pelatihan ZSM kali ini, ada praktik yang dilakukan dan diarahkan oleh Rizki Hermadinata, relawan ZSM Tzu Chi Bandung. Rizki memberikan petunjuk terkait rasio foto dan video, serta memberikan perbandingan contoh supaya relawan dapat lebih mudah membayangkan bagaimana foto yang akan diambil.

Setelah materi-materi dijelaskan secara penuh, praktik pun dimulai. Beberapa relawan berperan sebagai penerima bantuan, pemberi bantuan, serta pelaksanaan pelestarian lingkungan. Para peserta pelatihan pun mulai belajar teknik pengambilan foto dan penulisan sesuai dengan materi yang telah disampaikan, kemudian dikirimkan pada grup WhatsApp. Tak berhenti di situ, setelah semuanya selesai, hasilnya dievaluasi oleh Rizki.

“Ini sudah bagus, hanya saja angle di bawahnya terlalu luas,” kata Rizki saat menilai salah satu foto kelompok. Ia ikut bersemangat menilai foto dan tulisan yang dikirimkan karena para relawan pun amat bersemangat. “Peserta hari ini sangat antusias, kebanyakan kan relawan yang ikut ini sebelumnya sudah berpartisipasi aktif karena senang berfoto, sebelumnya sudah mengirimkan foto-foto kegiatannya. Sehingga waktu diinformasikan ada kegiatan ini, mereka sangat antusias. Kitanya jadi pemateri pun ikut senang,” ungkap Rizki melalui sesi wawancara.

“Semoga setelah kegiatan workshop ini, ZSM di Bandung itu tumbuh, karena dengan banyaknya kegiatan di Tzu Chi, kita perlu banyak relawan lagi yang bisa mencatat sejarah dan menjadi perekam di semua jejak-jejak kegiatan relawan. Tzu Chi itu ngapain aja, ini ada dokumentasinya, tulisannya. Jadi salah satu menggalang hati relawan untuk semakin mengukuhkan tekadnya di jalan Bodhisatwa,” harapnya. “ZSM di masa depan pastinya sangat penting sebagai saksi sejarah dari semua kegiatan-kegiatan Tzu Chi,” tegas Rizki saat ditanyakan mengenai peran ZSM ke depannya.

Acara ini akhiri dengan pesan cinta kasih dari Trimino Putih relawan Komite Tzu Chi Bandung, ia berharap ini menjadi jalinan jodoh baik untuk semua insan Tzu Chi.

Salah satu relawan Abu Putih, Alvin Aprianto, yang bergabung Tzu Chi sejak 2019, mengatakan tertarik mengikuti workshop ini karena sehari-hari ia adalah seorang content creator. Alvin bercerita, “Jadi karena content creator itu, saya tertarik juga dalam hal-hal yang berhubungan dengan media sosial. Awalnya saya malah belum tahu soal ZSM, tapi setelah diajakin sama staf 3in1 (divisi dokumentasi dan publikasi), jadi tahu dan tertarik untuk tergabung di ZSM. Ini pelatihan kedua saya setelah sebelumnya ikut yang di Jakarta.”

Ia mengungkapkan perbedaan dengan pelatihan ZSM sebelumnya. “Kalau pelatihan pertama itu lebih berfokus pada materi, kalau di sini, saya dapat ilmu praktiknya, seperti cara mengatur kamera, membuat artikel, jadi lebih learning by doing kalau di sini. Semoga pelatihan ketiga bisa lebih mantap lagi materi-materinya,” jelasnya. “Rencana ke depannya, saya mungkin akan lebih fokus ke konten bentuk video atau foto, kalau artikel masih perlu banyak bimbingan. Saya harap nanti bisa banyak belajar dari staf dan Tzu Ching yang pernah menulis artikel juga,” ungkap Alvin.

Zhen Shan Mei, relawan-relawan yang tergabung untuk menjadi saksi sejarah atas hal-hal yang telah dilakukan oleh Tzu Chi, memiliki peran penting untuk menyebarkan cinta kasih. Zhen Shan Mei mencatat hal-hal baik di masa lalu untuk diabadikan di masa depan. Sepuluh tahun lagi, seratus tahun lagi, karya-karya hasil relawan ZSM itu akan abadi untuk memperkenalkan Tzu Chi.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menyebarkan Teladan Kehidupan Melalui Zhen Shan Mei

Menyebarkan Teladan Kehidupan Melalui Zhen Shan Mei

19 Juli 2017
Pagi itu, sebanyak 63 relawan berdatangan ke kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun guna mengikuti kegiatan Pelatihan Zhen Shan Mei. Relawan tidak hanya belajar teori dan sejarah Zhen Shan Mei saja, tetapi juga mempraktikkan langsung.
Pelatihan Relawan Zhen Shan Mei di Tanjung Balai Karimun

Pelatihan Relawan Zhen Shan Mei di Tanjung Balai Karimun

05 Agustus 2019
Minggu, 21 Juli 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pelatihan Zhen Shan Mei. Zhen Shan Mei merupakan para relawan yang aktif dalam mendokumentasikan kegiatan Tzu Chi melalui artikel, foto, dan video. Kegiatan ini diikuti oleh 43 orang relawan.
Belajar Mengukir Sejarah Tzu Chi

Belajar Mengukir Sejarah Tzu Chi

15 Juni 2017
Zhen Shan Mei Medan mengadakan kelas belajar kliping di gedung Tzu Chi lantai 5 kompleks Jati Junction Medan. Dari kliping, setiap kegiatan yang dilakukan bisa diarsipkan.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -