Mencatat Sejarah Insan Tzu Chi
Jurnalis : Desi Amizir (He Qi Selatan), Fotografer : Himawan Susanto * Tiga orang relawan 3 in 1 dari Singapura datang ke Indonesia untuk saling berbagi pengalaman mengenai perlunya mendokumentasikan kegiatan demi mencatat sejarah cinta kasih manusia. | Untuk menggali lebih dalam pengetahuan mengenai bagaimana menjadi relawan 3 in 1 yang baik dan profesional maka pada tanggal 14 maret 2009 yang lalu diadakanlah Training Intensif 3 in 1 di kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “3 in 1” merupakan sebutan untuk bentuk dokumentasi Tzu Chi yang terdiri dari teks, foto, dan video. Ketiganya merupakan satu paket lengkap dokumentasi untuk sebuah kegiatan Tzu Chi. |
Pentingnya peran relawan 3 in 1 bagi Tzu Chi, menginspirasi Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk mengundang para relawan 3 in 1 dari Malaysia dan Singapura berbagi pengalaman dengan relawan Tzu Chi Indonesia. Peserta training yang berlangsung sepanjang hari tersebut, terbagi atas 14 kelompok dan terdiri dari sekitar 130 orang. Peserta yang hadir datang dari beberapa kota diantaranya Bali, Bandung, Surabaya, Tangerang, Medan, Batam, Padang, dan Jakarta. Misi Budaya Kemanusiaan - 3 in 1 termasuk di dalamnya- yang dijalankan oleh Tzu Chi ternyata sudah dimulai sejak 20 juli 1967, satu tahun setelah Yayasan Buddha Tzu Chi berdiri 14 mei 1966. Isinya hanya berupa daftar nama para donatur sebagai bentuk pertanggungjawaban. Kemudian media ini terus berkembang hingga kini Tzu Chi memiliki buletin, majalah, siaran radio, hingga stasiun televisi. Ket : - 3 in 1 berarti dokumentasi dalam bentuk teks, foto, dan video. Di Indonesia divisi ini berdiri sejak tahun 2003 Acara training mendapat sambutan antusias. Ji Yu Shixiong (relawan dari Singapura) menjelaskan alas an kegiatan Tzu Chi perlu didokumentasikan. “Di zaman Buddha semua kitab ajaran ditulis berdasarkan ingatan para murid Buddha, karena tidak langsung dicatat. Sementara di masa sekarang kita bisa menulis langsung berdasarkan apa yang kita lihat dan kita rasakan. Jangan sampai kita menjadi orang yang berdosa pada sejarah,” terang Ji Yu. Ia juga menambahkan, "Kita harus mendokumentasikan perjalanan kemanusiaan Tzu Chi karena terkandung nilai-nilai kebenaran, dan nilai-nilai ini bersifat sederhana dan mudah dipahami." Dalam bahasa mandarin, Ji Yu sempat mengisahkan bawha ia pernah mengalami harus menjalankan ketiga tugas dokumentasi tersebut seorang diri. Melakukan dokumentasi merupakan pekerjaan dengan konsep future view, yang mana hasil dokumentasi akan menjadi berharga dalam sekian tahun atau sekian puluh tahun yang akan datang. Meski sosok pendokumentasi sendiri tidak akan pernah tampak di dalam gambar foto atau video tersebut. Sebagai penyampai pesan dan perekam jejak sejarah Tzu Chi, 3 in 1 juga menyampaikan ajakan untuk melatih diri dan mengajak orang lain bersama-sama berjalan di jalan kebajikan yang dibarengi dengan kesungguhan hati. Sewaktu menjadi relawan 3 in 1, juga bisa terjalin hubungan komunikasi yang baik antara sesama relawan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh relawan dari luar kota, lain negara atau bahkan lain benua. Prinsip 3 in 1 yang menjadi pedoman DAAI TV adalah kebenaran, kebajikan dan keindahan. Ket : - Ji Yu, relawan dari Singapura menunjukkan bahwa lingkungan sangat mempengaruhi perasaan seseorang. Walau baru berusia 6 tahun, 3 in 1 Indonesia telah menyimpan banyak kisah yang mengharukan dan inspiratif yang disampaikan dalam catatan, cuplikan foto, dan rekaman video. | |
Artikel Terkait
SMAT: Memberi Tanpa Perbedaan
30 September 2013 Para santri dan santriwati pun dengan penuh semangat menerima celengan bambu ini. Bahkan ada diantara mereka yang menginginkan dua celengan. Melihat kondisi demikian, para insan Tzu Chi semakin bersemangat dalam membagikan celengan.Bersyukur dan Menjaga Kepercayaan Donatur
19 Februari 2020Tzu Chi Medan mengadakan acara Pemberkahan Awal Tahun 2020 di Tiara Convention Center Medan pada 9 Februari 2020. Semua relawan ikut mementaskan Sutra Wu Liang Yi Jing yang telah dipelajari sejak bulan Juni 2019. Sesi siang diperuntukan bagi para donatur dan masyarakat umum. Dalam kegiatan ini juga disampaikan apa-apa saja yang sudah dilakukan Tzu Chi Medan selama tahun 2019.