Dokter Donny G. Picauly menjelaskan apa itu stunting di hadapan 40 ibu-ibu Desa Sidang Gunung Tiga.
”Adanya keluarga yang sehat, baru ada masyarakat yang baik, masyarakat yang baik akan menciptakan negara yang baik pula”
(Kata Perenungan: Master Cheng Yen)
Stunting berdampak pada pertumbuhan anak, seperti tinggi badan yang tidak maksimal. Selain itu, stunting juga dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan kemampuan intelektual, terkena penyakit degeneratif, rentan terhadap penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, masalah stunting tidak bisa dianggap angin lalu saja. Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mengatakan jika angka stunting Indonesia sebesar 21,6%. Sementara pemerintah menargetkan angka ini menurun menjadi 14% pada 2024. Untuk itu perlu dukungan banyak pihak untuk membantu target pemerintah tersebut.
Relawan Tzu Chi di Xie Li Lampung turut berperan mencegah meningkatnya angka stunting dengan memberikan penyuluhan kesehatan anak di Desa Sidang Gunung Tiga, Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji, Selasa (18/7/2023). Kegiatan yang diikuti 40 ibu-ibu ini menghadirkan dr. Donny Geraldo Picauly, sebagai pemateri.
“Ada yang sudah tahu apa itu
stunting?
Stunting itu “kerdil,” tutur dr. Donny G. Picauly membuka materi dihadapan para ibu.
Interaksi relawan Tzu Chi dengan ibu-ibu peserta penyuluhan.
Dokter melanjutkan pembahasan stunting lebih dalam, seperti pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), penyebab stunting, dampak stunting, serta pola pengasuhan anak sesuai umur. Tak lupa dr. Donny mengingatkan bahwa kedua orang tua memiliki peran penting dalam pencegahan stunting, bukan hanya peran ibu saja.
Dalam materinya, dr. Donny juga menyampaikan bahwa untuk mencukupi kebutuhan gizi anak dalam upaya pencegahan
stunting, tidak perlu makanan mahal. Titik tekannya adalah pada gizi dalam makanan yang dihidangkan. Bahan-bahan sederhana yang bisa dikonsumsi untuk mencegah
stunting, antara lain bayam, telur, tempe, dan susu. Penting juga bagi orang tua untuk mengolah bahan makanan yang ada agar menu yang dihidangkan tidak membuat sang buah hati bosan atau “ogah” makan.
Relawan memberikan bantuan berupa berbagai sayuran untuk mendukung terpenuhinya gizi yang sehat untuk anak.
Kegiatan penyuluhan ini mendapat respon positif dari seluruh peserta. Hal tersebut tergambar dari antusiasme peserta saat sesi diskusi. “Dari yang dijelaskan dokter saya jadi tahu betapa pentingnya pemenuhan gizi bagi anak bahkan sejak dalam kandungan. Karena kalau tidak diperhatikan nanti ketika lahir, anaknya bisa kena stunting,” ujar Kartika Sari, salah satu ibu yang mengikuti penyuluhan.
Di penghujung kegiatan, relawan memberikan sayuran sebagai bahan makanan sederhana yang dapat diolah menjadi hidangan sehat untuk pencegahan stunting. Para relawan bermaksud memberi edukasi kepada peserta, bahwa bahan makanan yang bergizi itu tidak harus mahal. Seluruh relawan berharap kegiatan ini dapat diambil manfaat ilmunya dan diterapkan kepada anak-anak.
Editor: Khusnul Khotimah