Ada 18 orang relawan Tzu Chi dan 55 murid kelas budi pekerti hadir mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan di Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi di perumahan Jondul Blok M, Pekanbaru.
Dengan riang gembira murid-murid kelas budi pekerti Qin Zi Ban Besar (murid kelas 4-6 SD) tiba di Depo pendidikan Daur Ulang Tzu Chi, Minggu, 21 April 2024. Ada 73 peserta terdiri dari murid, orang tua murid, dan relawan Tzu Chi mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan untuk belajar dan memilah barang-barang yang bisa didaur ulang. Kegiatan ini sekaligus untuk belajar mencintai dan menjaga lingkungan dan mencintai bumi. Kegiatan ini berlangsung di perumahan Jondul Blok M, Pekanbaru, Riau.
Pada pukul 09.00 WIB, Lina Lecin (duifu mama) memberikan penjelasan sebelum menuju Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi. "Xiao Pu Sa (Bodhisattva Cilik), dan Papa Mama semuanya, hari ini kita akan belajar pelestarian lingkungan, kita akan melakukan praktiknya secara langsung di lokasi depo ini, tujuan kita melakukan pemilahan barang-barang yang bisa di daur ulang adalah untuk menghargai sumber daya alam. Kalau kita mencintai bumi, maka kita harus melakukan pemilahan," tutur Lina Lecin kepada para murid-murid dan orang tua yang turut hadir.
"Pelestarian lingkungan harus dimulai dari diri sendiri, kita harus praktikkan konsep 5R yaitu Rethink (memikirkan kembali), Reduce (mengurangi), Reuse (memanfaatkan kembali), Repair (memperbaiki), Recycle (mendaur ulang),” lanjut Lina Lecin.
Lina Lecin, relawan duifu mama memberikan penjelasan kepada murid-murid dan orang tua murid tentang pentingnya pelestarian lingkungan yang harus dimulai dari diri sendiri sebelum melakukan pemilahan barang yang bisa di daur ulang di Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi di perumahan Jondul Blok M.
Ayen, relawan huan bao Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi memberikan penjelasan tata cara memilah barang-barang yang bisa di daur ulang sesuai jenis dan kategori kepada seluruh murid-murid kelas budi pekerti.
Lina mengutarakan kepada para peserta bahwa kondisi bumi saat ini sedang tidak baik-baik saja, bencana alam terus terjadi dimana-mana. Setiap orang hendaknya dapat melindungi bumi dengan mempraktikkan konsep 5R dalam kehidupan sehari-hari.
Di lokasi Depo Pendidika Daur Ulang Tzu Chi, Ayen, relawan pelestarian lingkungan Depo Daur Ulang Jondul mengungkapkan kegembiraannya atas kunjungan murid-murid kelas budi pekerti ke Depo Pendidikan Daur Ulang Tzu Chi.
"Saya sangat senang banyak Xiao Pu Sa yang mengikuti jejak para shigu melakukan pelestarian lingkungan, semoga yang akan datang, tidak ada lagi yang sembarangan buang sampah lagi, jadi kita latih dari generasi muda", ucap Ayen bangga.
Ayen, juga memberi pendampingan kepada murid-murid dan orang tua bagaimana cara memilah barang-barang yang bisa di daur ulang sesuai jenis dan kategorinya kepada murid-murid dan orang tua murid.
Danish merasa senang bisa bertemu dengan teman-teman dan bekerja sama memilah kertas-kertas bekas sesuai warna dan jenisnya. Danish bertekad tidak membuang sampah sembarangan dan mulai memilah barang-barang yang bisa didaur ulang.
Adelya, murid lainnya merasa senang mengikuti kegiatan outdoor, Adelya mendapat pelajaran berharga bahwa sampah yang sudah tidak terpakai dan bisa didaur ulang mempunyai nilai tinggi yang hasilnya bisa untuk membantu orang yang membutuhkan.
Danish, salah seorang Xiao Pu Sa menuturkan, "Saya senang bisa bertemu dengan teman-teman dan bekerjasama mengerjakan huan bao (barang yang bisa di daur ulang),”ucap Danish. Danish bertekad untuk menjaga lingkungan agar bersih, membuang sampah pada tempatnya dan memilah barang-barang yang bisa di daur ulang kembali.
Perasaan yang sama juga disampaikan Adelya, yang merasa senang mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan di Depo Pendidikan Tzu Chi. Adelya mendapat pelajaran berharga bahwa sampah-sampah yang didonasikan mempunyai nilai jual yang hasilnya dapat membantu masyarakat yang membutuhkan.
Demikian juga dengan Kenji (Huo Ban Men) yang menuturkan, "Kita harus melakukan pelestarian lingkungan, semoga kedepannya tidak ada pencemaran lingkungan di manapun dan kapanpun," ungkap Kenji.
Selain murid-murid kelas budi pekerti, orang tua murid turut melakukan praktik memilah barang yang bisa didaur ulang. Salah satunya, Lina, orang tua dari Livietta (QZB kecil), Clarissa (QZB besar), Felissa (Tzu Shao). Lina mengungkapkan bahwa memilah barang-barang yang bisa didaur ulang atau bisa dimanfaatkan kembali ini jarang dikenalkan pada anak-anak dan dirinya.
Kini Lina merasa lebih memahami cara memilah barang-barang yang sudah bekas namun dapat dimanfaatkan kembali. “Semoga kita lebih sadar lingkungan dan mengurangi membeli barang-barang yang hanya sekali pakai, karena bisa menjadi sampah yang akan merusak bumi selain itu Lina bertekad untuk membeli barang berdasarkan kebutuhan bukan keinginan,” ucap Lina.
Lina, orang tua dari Livietta (QZB kecil) , Clarissa (QZB besar), Felissa (Tzu Shao), berharap anak-anak bisa lebih peduli terhadap lingkungan dan mengurangi membeli barang-barang yang hanya sekali pakai dan membeli barang berdasarkan kebutuhan bukan keinginan saja.
Harapan lain dari Lindawati, orang tua Angeline (Xiao Pu Sa) adalah kegiatan pelestarian lingkungan ini dapat memberi kesadaran bagi anak-anak untuk lebih mengerti mana yang perlu dibeli dan mana yang tidak. “Lebih menghargai barang, dan anak-anak akan lebih peduli terhadap lingkungan,” jelas Lindawati.
Pada kegiatan pelestarian lingkungan ini relawan Tzu Chi berharap kedepan para murid kelas budi pekerti dapat mencintai bumi dengan lebih peduli lingkungan. Hal ini sesuai dengan kata-kata Master Cheng Yen yang mengatakan "Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan".
Di Depo ini para murid dan orang tua turut menjalankan doa bersama diiringi lagu "Cinta dan Damai." dengan penuh khidmat dan ketulusan hati. Seluruh peserta juga diajak memperagakan shou yu (bahasa isyarat tangan), "Huan Bao Jian Kang Cao (Senam Sehat Pelestarian Lingkungan) oleh relawan duifu mama yang diikuti seluruh peserta.
Editor: Anand Yahya