Mencintai Fotografi, Konsisten Merekam Jejak Tzu Chi

Jurnalis : Michelle Novenda (He Qi Barat), Fotografer : Erli Tan

Relawan Zhen Shan Mei  Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ini begitu konsisten mendokumentasikan kegiatan-kegiatan Tzu Chi.

Berawal dari sebuah kamera saku pemberian sang ibu, Beverly Clara, remaja berusia 15 tahun ini mulai terjun dalam dunia fotografi. Kini fotografi menjadi bagian besar dalam hidupnya, terutama sebagai Relawan Zhen Shan Mei di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Riau.

“Awalnya iseng-iseng. Dulu ketika saya ikut mama baksos, saya sering merengek untuk minta pulang. Karena alasan itulah, mama membelikan saya pocket camera agar dapat mengisi waktu kosong saya ketika ikut mama baksos,” ujarnya.

Untuk mengembangkan keahliannya, siswi yang duduk di bangku SMA kelas 2 Sekolah Swasta Mahabodhi ini juga mempelajari teknik fotografi dari sang paman. Kebetulan pamannya memiliki minat di bidang yang sama, jadi mereka mengeksplorasi dunia fotografi bersama-sama. Tetapi, Beverly mengaku bahwa sebagian besar kemampuannya dalam fotografi adalah dengan mempelajarinya sendiri atau dengan kata lain otodidak.

Dianugerahi kemampuan fotografi membuat Beverly terus berkarya. Pertama kali bergabung di Tzu Chi, tahun 2009, sebagai anggota dari kelas Er Tong Ban. Setelah delapan tahun terjun dalam dunia pemotretan, ia mengungkapkan bahwa foto yang membanggakan untuknya bukanlah foto-foto yang berhasil ditampilkan di website Tzu Chi Indonesia, melainkan foto yang dapat berbicara, foto yang menyentuh hati orang-orang.

Dari keahlian memotretnya, ia pun berbagi teknik untuk dapat mendapatkan hasil jepretan yang memuaskan. Ia mengungkapkan bahwa setiap orang punya cara memotret sendiri, tetapi menurut Beverly komposisi itu yang paling penting. Relawan cilik Zhen Shan Mei ini juga mempelajari teknik komposisi dari hasil pemotretan sang idola, yakni Steve McCurry, seorang fotografer di National Geographic. Menurutnya, komposisi merupakan detail penting yang sangat mempengaruhi sebuah foto.

 


Beverly (ketiga dari kiri) sat mengikuti kamp Zhen Shan Mei di Tzu Chi Center, 1-3 September 2017.

Dari Satu Bibit Berkembang Menjadi Banyak
Beverly kembali mengenang masa awal berdirinya Zhen Shan Mei di kota kelahirannya, berawal dari dirinya dan bibinya. Dengan terus berkarya, meskipun sangat terbatas, perlahan jumlah relawan dokumentasi bertambah, tetapi masih belum lengkap. Ia pun bercerita, Zhen Shan Mei di kota asalnya mulai berkembang sejak diadakannya pelatihan oleh tiga orang relawan dari Jakarta. Sejak itu, perlahan relawan Zhen Shan Mei di Tanjung Balai Karimun mulai bertambah di bagian artikel dan videografi.

Konsistensinya dalam merekam jejak Tzu Chi, Menurutnya karena Zhen Shan Mei merupakan sebuah tim yang tugasnya adalah merekam sejarah Tzu Chi yang benar, bajik, dan indah agar dapat menginspirasi banyak orang untuk berbuat baik. Dan Tzu Chi adalah salah satu faktor yang menurutnya akan dapat  mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, jejak-jejak kegiatan Tzu Chi haruslah dicatat dengan rinci dan tepat.

Hasratnya untuk terus mengembangkan bakat di dunia dokumentasi Tzu Chi, menghantarnya untuk menghadiri Camp Zhen Shan Mei tahun 2017 yang diselenggarakan di Tzu Chi Centre Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Walaupun Beverly cukup sering berkunjung ke Jakarta untuk meliput kegiatan 4 in 1, ia baru pertama kali mengikuti kamp Zhen Shan Mei. Remaja aktif ini mendapat pembelajaran yang emosional dari sharing-sharing pengalaman relawan lainnya yang sangat menginspirasi.

Bagi Beverly (dua dari kanan) mengikuti jejak Master Cheng Yen merupakan suatu berkah yang sangat disyukurinya.

Mengikuti jejak Master Cheng Yen merupakan suatu berkah yang sangat besar baginya. Ketika ada sebuah pertanyaan tentang susah tidaknya mengikuti jejak Master, ia dengan lantang menjawab “Siapa takut?” karena baginya pertanyaan seperti itu bukanlah  pertanyaan yang menakutkan, melainkan sebuah berkah.

“Saya percaya dengan jalinan jodoh. Bisa dilihat bahwa dunia ini banyak sekali orangnya, tetapi kenapa kita bisa bertemu dengan seorang guru yang begitu agung dan punya misi yang bisa mengubah dunia ini menjadi lebih baik? Jadi kalau kita bisa menjalin jodoh dengan Master di antara lautan manusia yang begitu luas, itu merupakan suatu keberuntungan yang luar biasa,” tutur Beverly.

Beverly juga merasa terkesan karena dapat bertemu dan mendengar sharing dari orang yang ia kagumi, yakni Relawan Agus Rijanto, relawan Zhen Shan Mei yang telah aktif selama 15 tahun terakhir. Sharing dari Agus Rijanto membuat Beverly bertekad untuk terus berkarya di Zhen Shan Mei seumur hidupnya.

“Harus banyak belajar lagi mengenai bidang fotografi yang akan saya tekuni. Karena, foto budaya humanis ini sangat jarang ditemui di jenis fotografi-fotografi lainnya,” tutup Beverly.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Selamatkan Bumi dengan Kedua Tangan Kita

Selamatkan Bumi dengan Kedua Tangan Kita

06 Januari 2016

Kelas Budi Pekerti pada Minggu, 13 Desember 2015, di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengangkat topik pelestarian lingkungan untuk menanamkan semangat pelestarian lingkungan kepada anak-anak Tzu Shao yang hadir.

Setetes Darah yang Bermanfaat Bagi Sesama

Setetes Darah yang Bermanfaat Bagi Sesama

22 November 2018

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dan PMI rutin mengadakan Donor Darah setiap 3 bulan sekali. Selasa, 20 November 2018, tidak seperti kegiatan donor darah yang biasanya dilakukan pada hari Minggu, kali ini donor darah diadakan pada hari libur nasional yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Keharmonisan dan Kebersamaan Keluarga Tzu Chi Tanjung Balai Karimun

Keharmonisan dan Kebersamaan Keluarga Tzu Chi Tanjung Balai Karimun

05 Maret 2018
Syukuran Imlek yang digelar Tzu Chi Tanjung Balai Karimun rupanya memberikan pengaruh yang sangat positif bagi kekompakan relawan. Rasa satu keluarga begitu terasa dalam kegiatan ini.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -