Mencintai Kedua Tangan
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha Melalui kepingan-kepingan uang inilah cinta kasih kian mengalir, dengan harapan dapat membantu mereka yang membutuhkan. |
| ||
Dengan mobil ini saya bisa berjalan-jalan kemana pun saya suka.” Berbeda dengan anak sebelumnya, kali ini seorang anak menggambar rumah yang sangat indah. “Mengapa kamu mengambar rumah?” tanya sang guru kepada anak tersebut. “Saya senang memiliki rumah yang bagus dan besar. Di sana saya bisa bermain di taman yang luas,” jawab anak itu bangga. Kali ini tiba giliran seorang anak yang kebetulan memiliki fisik yang tidak sempurna untuk memperlihatkan gambarnya. Kaki anak tersebut mengalami cacat, sehingga membuatnya terpaksa berjalan pincang. “Kalau kamu, apa yang kamu gambar dan banggakan,” tanya sang guru lembut. Sambil tersenyum, anak tersebut memperlihatkan gambarnya. Gambar sepasang tangan yang tengah terbuka. Melihat hal tersebut, sontak seluruh anak-anak di dalam kelas pun tertawa. Mereka mencemooh anak tersebut karena ia hanya menggambar sepasang tangan. “Mengapa kamu hanya menggambar sepasang tangan, Nak,” tanya sang guru penasaran. Anak itu pun menjawab dengan lantang. “Saya bangga memiliki sepasang tangan ini. Ini adalah sepasang tangan ibu yang selalu menjaga saya dan membantu saya dengan penuh cinta kasih. Ini juga sepasang tangan ibu guru yang selalu setia mengajarkan saya agar dapat menjadi murid yang pintar. Tidak hanya itu, tangan ini juga adalah sepasang tangan teman-teman yang selalu menemani saya bermain bersama.” Mother’s Day “Sesuai dengan tema hari ini “Kasih Ibu Sepanjang Masa”, maka kami ingin memberikan pertunjukan anak-anak yang dipersembahkan untuk orang tua mereka,” ucap Rosliana Tasman, Kepala Sekolah Bhakti Utama. Tidak hanya itu, Rosliana juga menambahkan bahwa dukungan Tzu Chi terhadap acara ini juga cukup besar dan penuh makna. “Sesuai dengan visi kami, Tzu Chi selalu memberikan pertunjukan yang kental dengan bakti anak kepada orang tua. Terlebih hari ini, beberapa games yang diadakan jelas bertujuan untuk melekatkan hubungan antara para orang tua dan anak,” tambahnya.
Keterangan :
Hal tersebut diakui oleh Christine, relawan Tzu Chi. “Kebetulan banyak dari kami yang datang adalah relawan dari kelas budi pekerti dan Da Ai Mama, oleh sebab itu tidak sulit bagi kami memberikan cerita dan games-games yang berhubungan dengan budi pekerti. Apalagi seperti yang kita tahu saat ini interaksi antara anak dan orang tua agak kurang. Hal ini dikarenakan banyak papa-mama yang sibuk. Dengan momen acara ini kita mau menyatukan antara anak dan orang tua, supaya kasih sayang mereka benar-benar bisa dirasakan oleh anak ataupun orang tuanya,” jelas Christine. Hari yang Indah “Sudah sejak beberapa hari lalu Michelle bilang sama saya untuk tidak melewatkan acara ini. Dia terlihat sangat antusias, bahkan pagi ini sekitar jam 5 pagi, Michelle sudah menelepon saya yang tengah mengecek restoran untuk segera pulang,” tutur Diana. Awalnya Diana mengaku sempat enggan untuk datang, tapi karena tidak tega melihat sang buah hati akhirnya ia pun memutuskan untuk datang. “Michelle bilang sama saya, ‘Acaranya kan Hari Ibu, jadi mami harus ikut. Kalau Mami tidak datang, nanti Michelle sama siapa.’ Makanya saya jadi tidak tega,” jelas Diana. Setelah tiba di lokasi acara dan mengikuti setiap sesi, Diana mengaku sangat senang dan bahagia. Dengan penuh haru ia pun mengungkapkan perasaannya, “Saya tidak menyesal meninggalkan pekerjaan saya. Acara seperti ini memang sangat baik untuk mengakrabkan kembali hubungan anak dan ibu. Selain itu juga bisa mengajarkan anak bagaimana menghormati dan berbakti kepada orang tua.
Keterangan :
Mari Berbagi “Sudah hampir 3 tahun kami mengajak anak-anak untuk peduli kepada mereka yang membutuhkan melalui celengan bambu ini. Selain disediakan di sekolah, anak-anak juga membawa celengan-celengan tersebut ke rumah mereka,” tegas Rosliana. Tujuan dari celengan bambu ini sebenarnya kembali pada tujuan awal Master Cheng Yen dalam menyucikan hati manusia. “Dengan kesempatan ini, kita ingin mengimbau agar mereka sebagai orang tua murid juga semakin mengenal Tzu Chi. Itu tujuan kami, karena lebih banyak yang mengenal Tzu Chi, lebih banyak yang tergerak hatinya. Jadi cinta kasih akan semakin lebih berkembang, dan lebih banyak orang yang bisa kita bantu,” ucap Christine. Ia juga bersyukur atas respon dari orang tua murid yang sangat baik. “Tadinya penyerahan celengan bambu hanya sebagai simbolis saja, tetapi ternyata antusiasme para orang tua juga cukup besar sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu orang lain.” Inilah keajaiban sebuah tangan. Semoga dari tangan-tangan ini, cinta kasih semakin berkembang dan terus meluas di seluruh dunia. | |||
Artikel Terkait
Baksos dan Penyuluhan Penyakit Degeneratif untuk Warga Cianjur
31 Agustus 2016Pemberkahan Akhir Tahun 2023: Bersatu Hati di Jalan Bodhisatwa
05 Februari 2024Tzu Chi Bandung menggelar Pemberkahan Akhir Tahun 2023 yang dilaksanakan di Aula Jing Si Bandung, 28 Januari 2024. Kegiatan ini dihadiri 759 undangan.