Mencipta Keindahan Kasih dari Kumpulan Koin

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Selasa, 14 Juni 2016, Wisma Xaverian melakukan kegiatan penuangan celengan bambu. Pastor Vitus Rubianto Solochin memberikan sambutan dan menyambut hangat kedatangan relawan Tzu Chi.

Cinta kasih tercipta dari ketulusan dalam melayani sesama. Hal tersebutlah yang tampak pada kegiatan penuangan celengan bambu yang dilaksanakan di Wisma Xaverian, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Melayani sesama melalui celengan bambu ini merupakan satu pengalaman baru yang dirasakan oleh para pastor dan frater di wisma tersebut. “Memang ini bentuk pelayanan yang tidak secara langsung, namun kami percaya bahwa niat baik kami akan tersampaikan dengan tepat,” ucap Pastor Vitus Rubianto Solochin saat menerima kedatangan Tzu Chi, Selasa, 14 Juni 2016 lalu.

Walaupun hanya diikuti oleh 2 pastor, 17 frater, dan 1 juru masak di wisma, namun gemerincing koin yang mereka kumpulkan tersebut terasa memperindah suasana pagi dalam menjalin silaturahmi. Kegembiraan para frater pun tergambar jelas dari wajah dan senyum mereka saat mengikuti kegiatan.

Seusai kegiatan, Pastor Rubi sempat menuturkan rasa tidak percayanya akan apa yang baru saja ia lihat. Pasalnya, para frater dan pastor amat antusias. Salah satu pastor lain misalnya, Pastor Rodolfo Ciroi, terlihat selalu bersemangat dalam membangkitkan niat baik tiap harinya dalam mengisi celengan bambu. Pastor Rubi bercerita bahwa satu kali ada tukang parkir dari satu pusat perbelanjaan di Cempaka Putih yang datang ke wisma untuk mengantarkan uang recehan. “Ternyata uang recehannya untuk Pastor Ciroi,” tutur Pastor Rubi. Ia juga kagum akan komitmen pastor asal Italia tersebut, dimana secara kontinyu menumbuhkan niat baiknya setiap hari melalui celengan bambu.

Selasa, 14 Juni 2016, Wisma Xaverian melakukan kegiatan penuangan celengan bambu. Pastor Vitus Rubianto Solochin memberikan sambutan dan menyambut hangat kedatangan relawan Tzu Chi.


Walaupun hanya diikuti oleh 2 pastor, 17 frater, dan 1 juru masak di wisma, namun gemerincing koin yang mereka kumpulkan tersebut terasa memperindah suasana pagi dalam menjalin silaturahmi.

Bagi Pastor Rubi, kegiatan hari itu bukan sekadar kegiatan pengumpulan koin, tapi sudah merupakan satu silaturahmi, saling mengenal satu sama lain. “Dan ini merupakan proyek cinta kasih yang dikerjakan oleh banyak orang,” tambahnya. Ia pun mengaku merasa sangat bahagia. “Benar-benar di luar dugaan,” ucap Pastor Rubi berkali-kali.

Perasaan bahagia yang dirasakan Pastor Rubi memang salah satunya disebabkan oleh keikutsertaan seluruh frater dalam memupuk niat baik, termasuk juga satu juru masak yang mereka punya. Theresia Kartini, wanita berusia 55 tahun asal Yogyakarta yang juga turut menabung koin sisa belanja dalam celengan bambu yang ia terima.

Theresia dan suaminya sudah sangat lama mengabdi di Wisma Xaverian. “Kurang lebih 30 tahun,” akunya. Selama itu pula ia merasa banyak memperoleh berkah dalam kehidupannya. “Di sini saya merasa banyak mendapatkan berkah dan menerima banyak bantuan. Keluarga saya dibantu, pendidikan anak saya juga,” ucap ibu tiga anak ini. Berbagai berkah tersebut kemudian yang membuatnya ingin turut menciptakan berkah kembali dengan membantu sesama. “Memang saya tidak bisa membantu banyak, tapi semoga yang kecil ini bisa benar-benar membantu yang membutuhkan,”   harapnya.

“Daripada nggak terpakai, hilang, atau nyelip, ternyata di sini menjadi indah sekali. Seperti batu sikat yang ada di gedung Tzu Chi itu. Kecil-kecil, tapi lalu dikumpulkan dan menjadi indah,” tambah Pastor Rubi.

Di pertengahan kegiatan, relawan bersama frater memeragakan isyarat tangan “Satu Keluarga”.


Seluruh pastor, frater, dan relawan melakukan foto bersama di akhir kegiatan. Frater Marcelinus Yerisco (kanan atas), terinspirasi dengan program celengan bambu. Ia mengaku ingin membagikan cerita ini di tempat ia berada nantinya.

Berbagi Inspirasi

Niat untuk membantu sesama tidak dipungkiri datang dari seluruh penghuni Wisma Xaverian, terlebih dari para frater yang akan mengabdikan hidupnya untuk masyarakat. Salah satunya Frater Marcelinus Yerisco.

Frater Risko yang berasal dari Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur ini tengah menjalani semester akhir dalam Pendidikan Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara. Usai pendidikannya di Jakarta, ia akan segera bertolak ke Meksiko, Amerika Utara untuk melanjutkan Pendidikan Teologi.

Menurutnya program celengan bambu adalah gerakan yang bagus. Ia juga menilai bahwa gerakan ini bisa diaplikasikan untuk siapa saja. “Karena membantu sesama datang dari ketulusan hati, bukan karena tugas atau kewajiban tertentu,” ucapnya. Ia juga menambahkan bahwa ketika banyak orang berpikir untuk membantu berdasarkan kelebihan, Tzu Chi justru memberikan pandangan lain bahwa siapa saja, tanpa kecuali, bisa turut membantu orang melalui celengan bambu. “Semua orang pasti bangga dan bahagia karena bisa tetap membantu orang lain walaupun dalam keadaan kekurangan,” imbuhnya.

Acara hari ini pun membuatnya bahagia dan gembira karena merupakan satu hal yang baru dan membuka wawasan yang juga baru karena pelayanan itu memang tidak terbatas pada sedikit orang, tapi juga universal. Ia pun sempat berpikir nantinya, ketika ia tinggal di Meksiko, ia ingin mengenalkan celengan bambu kepada teman maupun kenalannya. “Saya kira ini hal yang bagus yang bisa saya bawa ke tempat study saya nanti di Meksiko. Saya pikir ini hal yang bagus untuk ditularkan,” ucapnya.

Anak pertama dari empat bersaudara ini juga berdoa agar sesama manusia bisa mengurangi sifat egoisnya dan mampu menjalin kasih melalui hal-hal sederhana seperti celengan bambu. “Dengan niat baik setiap hari, semoga apa yang kita lakukan bisa membantu orang,” harap Frater Risko.

Sebelumnya, pada  23 November 2015 lalu, rombongan pastor dan frater dari Wisma Xaverian ini datang dan melakukan kunjungan ke Aula Jing Si, PIK, Jakarta Utara. Dari sana mereka diperkenalkan dengan kegiatan Tzu Chi dan celengan bambu. Sejak saat itulah, cinta kasih terus  terjalin.


Artikel Terkait

Tetap Bersumbangsih di Masa Pandemi

Tetap Bersumbangsih di Masa Pandemi

21 Januari 2021

Minggu, 17 Januari 2021, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali melakukan kegiatan pengumpulan celengan bambu yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Kegiatan ini pun diikuti 14 orang relawan yang bertugas mengumpulkan koin cinta kasih warga Karimun.

Berbagi Cinta Kasih di Masa Pandemi

Berbagi Cinta Kasih di Masa Pandemi

09 Juni 2021

Terdampaknya perekonomian akibat pandemi Covid-19 tidak menyurutkan niat baik sebagian masyarakat untuk bersumbangsih dalam kegiatan Penuangan Celengan Bambu Tzu Chi yang berlangsung di Mall Living Word Alam Sutra, Tangerang Selatan.

Menanam Kebajikan Melalui Celengan SMAT

Menanam Kebajikan Melalui Celengan SMAT

17 Januari 2017
 Jumat, 13 Januari 2017 relawan Tzu Chi Bandung mengadakan penuangan celengan SMAT di Widya Salon dan EPC (Eddy P Chandra) Fashion Boutique & Store, Bandung. Dalam kegiatan ini, relawan Tzu Chi Bandung juga menyosialisasikan tujuan dan kegunaan celengan SMAT.
Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -