Menciptakan Berkah Melalui Kegiatan Misi Amal

Jurnalis : Leo Rianto (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Rianto, Liani Oei (Tzu Chi Medan)
Berbuat baik adalah kewajiban dari setiap manusia. Hendaknya kita terus membina diri, giat bersumbangsih dengan tulus dan menjalin jodoh yang baik dengan sesama demi terwujudnya masyarakat yang damai dan harmonis.

Keluarga besar relawan Tzu Chi di komunitas Jati di Kota Medan mengadakan gathering Misi Amal pada Minggu, 5 Juni 2022. Acara dihadiri oleh 76 relawan yang berasal dari himpunan 3 komunitas, yaitu Mandala, Perintis, dan Titi Kuning.

Di depan para peserta yang hadir, Willey Elliot selaku pembawa acara menceritakan secara ringkas riwayat Misi Amal. "Misi Amal adalah pilar utama dan juga misi pertama di Tzu Chi. Misi ini terbentuk dari tekad Master Cheng Yen setelah melihat sebercak darah dari seorang wanita pedalaman di Taiwan yang harus menempuh perjalanan jauh ke rumah sakit, tetapi kemudian permohonan perawatannya langsung ditolak hanya dikarenakan tidak mempunyai uang."

Di depan hadirin, Elsa Huang berbagi pengalaman.

"Sebagai relawan yang baru bergabung dengan komunitas beberapa bulan yang lalu, apa telah dibagikan oleh beberapa relawan pada acara hari ini sangat bermanfaat untuk proses pembinaan diri saya selanjutnya" Imbuh Jenni Lo (tengah).

Acara yang berlangsung selama 3,5 jam ini diisi juga dengan sesi mendengarkan ceramah Master Cheng Yen, tentang tata cara berkegiatan di Misi Amal yang berbudaya humanis sampai dengan sesi sharing relawan dan doa bersama.

"Kami ingin para relawan mendapatkan pembelajaran saat bersumbangsih selama berkegiatan di misi amal. Itu sebabnya kami hadirkan beberapa relawan untuk berbagi pengalaman." Lanjut Willey.

Budi Dharmawan yang sudah menjadi relawan sejak 2013 menjelaskan tentang pentingnya ketulusan hati dan bantuan pendampingan dalam menjalani kegiatan Misi Amal.

"Semua kegiatan di Misi Amal adalah berkah, saya selalu melakukan dengan sepenuh hati. Para penerima bantuan, saya anggap layaknya keluarga sendiri. Untuk kasus berat yang mempunyai harapan tipis, tetap saya upayakan terbaik yang disertai dengan pendampingan, semoga upaya yang terus kita lakukan membuahkan hasil. Apapun rintangannya, selalu saya kasih semangat! Ketika kita membawa perubahan yang positif di dalam kehidupan orang yang menderita, kebahagian yang kita dapat adalah tak ternilai." Imbuh Budi.

"Sebagai seorang dokter, saya terus lakukan kunjungan kasih kepada para penerima bantuan. Yang paling penting dalam sebuah proses penyembuhan adalah semangat. Semangat adalah obat yang mujarab!" Pesan Lenny Wijaya.

Relawan Lim Ik Ju berpesan kepada para hadirin untuk bersatu hati dan bahu membahu dalam berkegiatan, sehingga terciptanya barisan Tzu Chi yang panjang dan harmonis.

Dalam sesi sharing relawan, Elsa Huang berbagi pengalaman tentang pengorbanan yang harus diberikan kepada seorang penerima bantuan yang mengalami cedera tangan akibat kecelakaan.

"Karena kondisi yang memerlukan attensi medis segera, terpaksa saya tinggalkan semua kesibukan saya dari mengurus usaha sampai dengan rumah tangga. Bantuan pendampingan untuk segala urusan medis selama di rumah sakit sangat panjang dan melelahkan. Beberapa waktu pascaoperasi, si penerima bantuan mengirimkan foto keluarganya kepada saya. Sukacita dalam hati ini langsung meluap-luap saat itu juga. Betapa bahagianya saya melihat si pemilik tangan yang pernah kami bantu itu dipakai untuk memeluk empat anaknya yang masih belia. Mereka semuanya yang ada di dalam foto itu dalam suasana penuh dengan kehangatan dan senyuman! Sejak itu, saya bertekad untuk terus membina diri dan bersumbangsih." Lanjut Elsa.

Salah seorang relawan yang hadir dalam gathering ini adalah Jenni Lo. Ia belum lama bergabung dan masih dalam tahap observasi. "Saya sangat menghayati pesan bathin dan sharing dari semua relawan hari ini. Misi Amal adalah wadah untuk membina diri. Dari penerima bantuan, kita belajar bersyukur, menjalin jodoh yang baik dengan sesama dan menciptakan berkah untuk diri kita sendiri. Seperti sharing relawan Lenny Wijaya tadi, obat mujarab untuk mengobati segala rintangan adalah semangat." Imbuh Jenni.

Para hadirin siap untuk terjun di tengah masyarat membina diri sambil bersumbangsih. Semoga semua rintangan yang ada bisa dikikis habis dengan cinta kasih. Semoga hati manusia tersucikan. Semoga dunia damai dan bebas bencana.

Sebagai penutup, Lim Ik Ju, relawan lainnya berpesan untuk senantiasa bersyukur, saling menghargai dan bersungguh hati dalam menjalankan kegiatan Misi Amal. "Pada akhirnya yang terpenting adalah pembelajaran hidup, bagaimana caranya kegiatan di Misi Amal ini bisa membawa perubahan dalam diri kita, yaitu berhumanis dan penuh berkah."

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Peranan Segitiga dalam Dunia Pendidikan

Peranan Segitiga dalam Dunia Pendidikan

26 Juni 2014

Dalam masa liburan sekolah, Susie Shijie, wakil Kepala Sekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK memberikan sharing mengenai misi Pendidikan pada relawan Tzu Chi Medan dan juga guru di sekolah Dharma Bakti, Lubuk Pakam.

Genggam Momen Terus Bersumbangsih

Genggam Momen Terus Bersumbangsih

20 September 2022

Relawan komunitas Titi Kuning Medan mengadakan acara Gathering Relawan yang kedua di 2022 dengan total 25 relawan dan calon relawan di Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning pada Minggu, 11 September 2022. 

Berbagi Inspirasi dan Motivasi dengan Gathering Misi Amal

Berbagi Inspirasi dan Motivasi dengan Gathering Misi Amal

23 November 2022

Tzu Chi Medan mengadakan Gathering Misi Amal. Selain sharing kasus amal dari para relawan di wilayah masing-masing, gathering kali ini menghadirkan materi tentang tata cara permohonan bantuan kepada Tzu Chi.

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -