Menciptakan Dunia Bersih

Jurnalis : Jacky Haryanto (Tzu Ching), Fotografer : Jacky Haryanto & Filya (Tzu Ching)
 
 

fotoSebanyak 15 relawan mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara melakukan pemilahan sampah daur ulang di Depo Tzu Chi Muara Karang, Jakarta Utara.

 

“Perbuatan baik harus diwujudkan dalam tindakan nyata, kebijaksanaan yang tumbuh dari perbuatan baik ini baru benar-benar bermanfaat dalam kehidupan.”

(Master Cheng Yen)

 

Sampah merupakan emas bagi sebagian kecil orang. Dari kalimat tersebut muncullah pertanyaan dan rasa ingin tahu pada beberapa orang seperti berikut, ”Sampah emas itu seperti apa?”

Pada hari Minggu, 17 April 2011 yang lalu kurang lebih 15 relawan mahasiswa dari Universitas Bina Nusantara (Binus) melakukan pemilahan sampah daur ulang dalam acara pelestarian lingkungan di Depo Muara Karang, Jakarta. Rasa ingin tahu apakah benar dan seperti apakah sampah adalah emas itu terpancar jelas di wajah para relawan mahasiswa yang terlihat bersemangat saat mengikuti acara.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum memilah, para mahasiswa mendapatkan informasi terbaru kondisi bumi saat ini agar mereka makin peduli kepada alam dan lingkungan. (kiri)
  • Dengan serius para relawan mahasiswa ini menyimak setiap penjelasan yang disampaikan mengenai kondisi bumi saat ini. (kanan)

Mungkin sebagian orang tidak tahu bahwa sampah-sampah yang berupa plastik, botol, kaleng, aluminium dan kertas dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang berguna kembali. Seringkali orang menggunakan barang tersebut hanya sekali pakai kemudian langsung dibuang. Yang lebih buruk lagi adalah bila orang-orang membuang sembarangan barang-barang yang telah dipakai. Di acara ini para relawan dari Binus mendapatkan berbagai pengetahuan cara mengelola sampah menjadi emas dengan terjun langsung melakukan pemilahan sampah. Sebelum memilah sampah, para relawan mahasiswa terlebih dahulu mendapat presentasi oleh Yulieni Shijie mengenai kondisi bumi kita sekarang ini. Para anggota Tzu Ching yang hadir juga menampilkan isyarat tangan berjudul Lan Se Di Qiu (Bumi yang Biru –red) untuk mereka.  

Setelah itu para relawan mahasiswa ini dibagi dalam beberapa kelompok dan kemudian dibawa menuju ke tempat pemilahan sampah. Setiap kelompok mendapatkan tugas yang berbeda-beda. Ada yang mendapatkan tugas memilah botol plastik, kaleng, dan aluminium, dan ada juga yang mendapatkan tugas memilah kertas koran, majalah, dan mengikat karton. Setiap 15 menit dilakukan perputaran agar setiap kelompok tahu dan mengerti cara memilah berbagai macam jenis sampah. Tampak para relawan mahasiswa sangat menikmati kegiatan ini. Ada yang sibuk memilah sampah, ada yang berbincang-bincang, dan ada juga yang berkenalan dengan relawan lainnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Para anggota Tzu Ching juga menampilkan isyarat tangan Lan Se Di Qiu untuk para relawan mahasiswa. (kiri)
  • Sebelum pulang, seluruh yang hadir dalam pemilahan hari itu berdoa bersama agar dunia aman, sejahtera, dan terbebas dari bencana. (kanan)

Tidak terasa waktu untuk memilah sampah telah habis. Para relawan mahasiswa ini terlihat cukup kelelahan namun tetap saja terlihat rasa puas di hati mereka karena telah belajar cara memilah sampah dari para shixiong yang ada di depo. Para shixiong pun senang karena pekerjaan mereka menjadi terbantu dengan hadirnya para relawan. Tak hentinya mereka mengucapkan “Gan en” (terima kasih –red).

Sesi berikutnya mungkin adalah sesi yang paling ditunggu, yaitu makan siang. Tetapi sebelumnya para relawan mahasiswa ini terlebih dahulu mencuci tangan. Sambil menikmati makan siang mereka, para mahasiswa ini terlihat saling bercerita satu sama lain. Akhirnya kegiatan pun tiba di sesi terakhir yaitu sesi berdoa bersama agar bumi tetap hijau dan semua makhluk terhindar dari bencana. Ini adalah sebuah wujud kegiatan yang benar-benar menyenangkan karena dapat melakukan kebajikan bersama-sama dan menjalin jodoh baik dengan orang lain.

  
 

Artikel Terkait

Menghijaukan Lingkungan dengan Tanaman Buah-buahan

Menghijaukan Lingkungan dengan Tanaman Buah-buahan

13 Desember 2018

Relawan Tzu Chi Sinar Mas di Xie Li Kalimantan Selatan 2 mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Rabi’, 28 November 2018. Di sini relawan bersama para santri menanam bibit tanaman buah– buahan di lahan kosong pondok pesantren.

Berderma dalam Keterbatasan (Bag.1)

Berderma dalam Keterbatasan (Bag.1)

11 November 2011 Bersama sang istri ia mencari Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Gedung ITC Mangga Dua Lt. 6 Jakarta. Dari semula hanya berniat menjadi donatur, pasangan suami-istri yang menikah di tahun 2005 ini pun kemudian tak menampik ketika diajak untuk menjadi relawan oleh salah seorang staf di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Suara Kasih: Mengukir Sejarah

Suara Kasih: Mengukir Sejarah

26 Januari 2012 Insan Tzu Chi mengubah kehidupan setempat dan membantu anak-anak di wilayah pegunungan agar berkesempatan untuk mengenyam pendidikan guna meningkatkan taraf hidup mereka. Akan tetapi, daerah di sana sangat luas.
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -