Menciptakan Keharmonisan dalam Misi Amal

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Dinarwaty, Liani (Tzu Chi Medan)

Wie Sioeng (He Xin Misi Amal), Yully Kusnadi (Kepala Departemen Bakti Amal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia), Desnita, dan Juliana (dari kanan ke kiri) berbagi pengalaman mereka dalam Pelatihan Misi Amal, Minggu, 15 Maret 2025 sambil menjawab pertanyaan peserta pada sesi tanya jawab.

Bersumbangsih tanpa mengenal lelah adalah welas asih.
(
Kata perenungan Master Cheng Yen)

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Misi Amal di Kantor Tzu Chi Medan, Jl. Boulevard Blok G1, Kompleks Cemara Asri, Medan untuk memberikan pemahanan tentang administrasi kasus dan tata cara menjalankan misi amal, Minggu, 15 Maret 2025. Acara ini terasa penuh berkah karena hadir dua narasumber dari Jakarta yang berbagi pengalaman mereka dalam menjalankan misi amal dan administrasi kasus. Mereka adalah Wie Sioeng, sebagai He Xin Amal, dan Yully Kusnadi, Kepala Departemen Bakti Amal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Pelatihan khusus untuk misi amal ini menghadirkan sesi berbagi dari relawan senior yang telah berpengalaman di Jakarta. Mereka memberikan wawasan mengenai pentingnya hubungan yang harmonis antara yayasan, relawan misi amal, dan penerima bantuan Tzu Chi. Pengalaman yang mereka bagikan sangat berharga untuk diterapkan oleh relawan misi amal di Medan. Pelatihan ini diikuti oleh 137 relawan yang sangat antusias.

Dalam pelatihan tersebut, Wie Sioeng, berdasarkan pengalaman pribadi, menjelaskan bagaimana membina hubungan baik antara relawan, sehingga setiap masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan bijak. Ia juga menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang tepat, sampai pada tahap memberikan bantuan kepada penerima yang benar-benar membutuhkan.

Wie Sioeng menjelaskan, pada dasarnya, misi amal merupakan inti dari misi utama, yang juga menjadi dasar dari Empat Misi dan Delapan Jejak Langkah Tzu Chi. Tujuan utamanya adalah untuk membawa kebahagiaan dengan hati yang penuh welas asih, sekaligus mengurangi penderitaan yang ada, sehingga setiap penerima bantuan dapat merasakan kedamaian dan semangat baru dalam hidup mereka. Penerima bantuan dari Tzu Chi diharapkan bisa lebih bersemangat, bijaksana, dan bersyukur dalam menjalani hidup mereka.

Berdasarkan pengalamannya, Wie Sioeng menjelaskan pentingnya membina hubungan yang baik dengan relawan, sehingga setiap masalah yang timbul dapat diselesaikan dengan baik dan keputusan dapat diambil hingga tahap penerima bantuan.

Sementara itu, Yully Kusnadi menjelaskan bahwa misi amal merupakan sikap hati yang tulus. “I care, kita peduli dan tidak mengabaikan penderitaan orang lain,” ungkapnya.

Ia menekankan pentingnya rasa peduli terhadap penderitaan orang lain, di mana setiap orang berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing. Dalam misi amal, tidak ada yang merasa kesepian atau ditinggalkan, karena semua orang merasa dihargai dan didampingi. Ia juga mengungkapkan bahwa proses amal adalah bagian dari pembelajaran untuk memurnikan hati, selalu bersyukur, dan melibatkan mereka yang mampu untuk membantu yang kurang mampu. Dengan demikian, mereka yang dibantu dapat keluar dari penderitaan, menemukan kebahagiaan, dan menciptakan berkah untuk diri mereka sendiri serta keluarga mereka.

Lebih lanjut, Yully juga menjelaskan pentingnya kesatuan dalam memberikan manfaat yang luar biasa bagi mereka yang membutuhkan. Ia menekankan bahwa hubungan harmonis antara He Xin Amal, Departemen Bakti Amal, Amal He Qi, dan relawan amal adalah faktor kunci untuk mencapai tujuan misi amal.

Misi amal, menurutnya, dilaksanakan dengan kebijaksanaan bersama dan hati yang penuh welas asih dari semua pihak. Selain itu, Yully turut menjelaskan tentang flowchart prosedur pengiriman pasien luar kota, yang dimulai dari penerimaan kasus, survei keputusan bantuan, penyampaian keputusan bantuan, dukungan penyaluran bantuan, bukti penyaluran bantuan, administrasi kasus, pendampingan, hingga penutupan kasus. Semua tahapan ini adalah bagian dari alur yang harus dilalui dalam setiap kasus. Ia menambahkan bahwa dalam misi Bakti Amal, semua pihak bekerja sama untuk memberikan kebahagiaan, menghilangkan penderitaan, dan memulai proses ini dengan memberikan bantuan kepada penerima yang membutuhkan.

Sebanyak 137 relawan dan peserta, termasuk Elyn Juwita (paling kiri, komite) dari Tebing Tinggi, mengikuti Pelatihan Misi Amal dengan lebih memahami makna dan tujuan misi amal. Elyn bertekad untuk menggalang lebih banyak relawan agar semakin banyak orang yang terbantu.

Dalam sesi sharing, relawan mendengar kisah inspiratif dari Hermansyah, seorang penerima bantuan kaki palsu. Setelah kecelakaan kerja yang menyebabkan kakinya diamputasi, Hermansyah mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, berkat bantuan Tzu Chi, ia mendapatkan kaki palsu baru yang memberinya harapan untuk melanjutkan hidup. Kini, Hermansyah bahkan sudah menjadi donatur tetap dan membantu mengumpulkan barang bekas yang didonasikan ke Tzu Chi, memberikan contoh nyata bagaimana bantuan dapat menciptakan berkah yang berkelanjutan.

Selain itu, peserta juga diajak untuk memahami lebih dalam tentang konsep jalinan jodoh dan berkah. Wie Sioeng menuturkan, Master Cheng Yen mengajarkan bahwa kita berada di jalan Bodhisatwa berkat adanya jalinan jodoh. Dalam praktiknya, misi amal Tzu Chi berfokus pada memberikan kebahagiaan dengan hati yang welas asih dan mengurangi penderitaan dengan prinsip cepat, tepat, dan langsung. Setiap relawan diharapkan untuk melihat lebih dalam dan lebih luas, menciptakan keharmonisan dalam setiap langkah yang diambil.

Para peserta pelatihan misi amal mendengarkan ceramah Master Cheng Yen sebelum pembekalan materi dimulai.

Sebagai penutupan, Hasan Tina, Wakil Ketua Pelaksana Tzu Chi Medan, menyampaikan pesan cinta kasih kepada seluruh peserta. "Dalam Misi Amal, kita tidak hanya membantu orang lain yang menderita, tetapi juga membantu diri kita sendiri untuk tumbuh dan belajar. Mari kita terus berbagi dengan ketulusan hati, karena saat kita berbuat baik dengan hati yang tulus, berkah akan datang dengan sendirinya," ungkap Hasan Tina.

Misi Amal Tzu Chi terus berkembang untuk membantu banyak orang, tidak hanya mengurangi penderitaan, tetapi juga membimbing penerima bantuan agar lebih bersyukur dan semangat dalam menjalani kehidupan. Dengan memberikan kebahagiaan melalui hati yang penuh welas asih, kita turut memperkaya hidup kita dan mereka yang kita bantu.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan di Tzu Chi

Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan di Tzu Chi

06 April 2023

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2. Banyak materi yang sangat penting dan menarik dipaparkan pada pelatihan ini. 

Menggenggam Waktu dan Berbuat Kebajikan di Tzu Chi

Menggenggam Waktu dan Berbuat Kebajikan di Tzu Chi

02 Desember 2022

Pada Minggu, 27 November 2022, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengadakan pelatihan relawan Abu Putih yang pertama dan diikuti oleh 43 relawan Abu Putih.

Kesungguhan Hati Mendalami Tzu Chi

Kesungguhan Hati Mendalami Tzu Chi

27 November 2018

Sebanyak 131 relawan dari Komunitas He Qi Pusat datang dari beberapa Huai, yaitu Cikarang, Bekasi, PGC, Bogor dan Jakarta mengikuti Training Abu Putih, Minggu, 25 November 2018.

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -