Menciptakan Keluarga yang Sehat
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
|
| ||
Tingginya laju pertumbuhan penduduk disebabkan masih tingginya tingkat kelahiran. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan hasil-hasil pembangunan kurang bisa dirasakan masyarakat dan menjadi beban berat bagi pembangunan selanjutnya. Oleh karena itu upaya langsung untuk menurunkan Upaya langsung menurunkan tingkat kelahiran terus digalakkan oleh pemerintah. Dengan melalui program keluarga berencana, pemerintah bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak Pasangan Usia Subur (PUS) agar memakai alat kontrasepsi. Untuk prosedur pemakaian dan pemasangan alat kontrasepsi yang benar dan baik sendiri masyarakat dapat mengetahuinya melalui penyuluhan yang diadakan secara periodik melalui posyandu terdekat. Informasi ini diberikan langsung oleh petugas penyuluh lapangan KB (Keluarga Berencana) tingkat kelurahan setempat. Misalnya, Sri Lestari, penyuluh lapangan KB tingkat Kelurahan Kedaung Kali Angke, Kecamatan Cengkareng.“ Setiap dua minggu sekali, kami memberikan penyuluhan mengenai cara pemakaian dan alat kontrasepsi yang baik di klinik Bina Sehat Mandiri, di Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya dan Rumah Sakit Khusus Bedah Cinta Kasih Tzu Chi,” ujar Sri. Untuk menyebarkan informasi mengenai penyuluhan KB ke warga setempat, Sri dibantu oleh Pembantu Pembina Keluarga (PPKB) tingkat RW. “Untuk periode ini, kebetulan kami melakukan penyuluhan dan Tubektomi di RSKB,” terang Sri.
Keterangan :
Kegiatan ini diadakan pada tanggal 29 Februari 2012 pukul 09.00 hingga pukul 15.00 di lantai dua RSKB. Para ibu rumah tangga yang datang untuk mengikuti Tubektomi tercatat sebanyak 18 orang. Salah satu dari mereka ialah Titi Simpati (29), ibu dari dua anak yang tinggal di daerah Cengkareng Timur ini datang melakukan Tubektomi dengan pertimbangan dirinya tidak ingin memiliki anak lagi, mengingat suaminya yang bekerja di sebuah bengkel di daerah Daan Mogot memiliki penghasilan yang tidak menentu. Selain Titi, ada juga Indri Meiliani (44), yang datang dengan ditemani oleh suaminya, Sadimin (44). Sadimin dan Indri telah memiliki dua orang anak yang kini telah bersekolah. Sadimin dan Indri sepakat untuk tidak memiliki anak lagi mengingat biaya pendidikan yang kian mahal dan faktor usia. “Saya ingin pendidikan kedua anak saya terjamin biayanya,” ujar Sadimin. Dengan mulai timbulnya kesadaran warga akan pentingnya keluarga berencana, maka target pembangunan nasional negara untuk mengurangi jumlah penduduk di Indonesia dapat tercapai. Sehingga pemerataan kesejahteraan penduduk dapat tercapai dan keluarga yang sehat dan sejahtera bukan lagi hanya sebuah impian belaka. | |||
Artikel Terkait

Langkah Bijak Mensyukuri Berkah
04 Juni 2009 Tahun 2008 mungkin menjadi tahun yang penuh ujian bagi Purnomo sekeluarga. Bagaimana tidak, di satu sisi ia telah kehilangan pekerjaan tetapnya sebagai satpam di salah satu pertokoan di Jakarta, dan di sisi lain, anak satu-satunya terkena penyakit yang cukup parah. Bahkan menurut prediksi dokter, Rizky dinyatakan mengidap penyakit kanker tulang yang ganas.
Berkarya dan Berbagi Melalui DAAI TV
10 November 2015 Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh stasiun televisi kemanusiaan ini setiap tiga bulan sekali. Sebanyak 151 staf DAAI turut andil dalam kemeriahan penuangan celengan sore itu.