Menciptakan Senyuman Di Atas Ketidaksempurnaan

Jurnalis : Ivon, Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung) , Fotografer : Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung)


Salah satu anak berkebutuhan khusus langsung memberikan pelukan hangat ketika bertemu Lita Jonathan, relawan Tzu Chi Lampung. Kebahagiaannya langsung merebak.

Sabtu, 28 September 2019 Tzu Chi Lampung mengadakan kunjungan kasih ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pelita Kasih, Sukabumi, Bandar Lampung. Adapun kegiatan yang dilakukan di sana adalah lomba mewarnai, bernyanyi bersama, bermain, dan menghibur anak-anak berkebutuhan khusus. Yayasan yang berdiri sejak tahun 2009 ini mengajar 41 anak di sekolah tersebut.

Sesampainya di sekolah, acara dimulai dan dibuka oleh Ranti salah satu guru di sana. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Roslinde, Kepala SLB Yayasan Pelita Kasih. “Saya ingin bapak dan ibu dari Tzu Chi mengambil tempat untuk bergabung dengan anak-anak kami,” ucapnya. Roslinde melanjutkan, “Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan dari Tzu Chi yang telah menyempatkan waktunya untuk berbagi kasih dengan kami dan anak-anak. Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkah kesehatan dan usia panjang, sehingga nanti kita dapat berjumpa lagi di lain waktu.” 


Djoni mendampingi Amanda (14) lomba mewarnai. Amanda tak ingin mewarnai karena dia lebih suka menari.


Moment saat anak-anak belajar bernyanyi bersama, Ng. Widya dan Sumarike juga turut mendampingi dan bernyanyi bersama.

Di sana, relawan dengan senang hati mendampingi anak-anak untuk menyelesaikan lomba mewarnai. Mereka sangat antusias melihat kedatangan relawan Tzu Chi. Padahal biasanya setiap jam 11.00 WIB mereka megajak pulang, tapi kali ini mereka sangat senang dan tidak minta pulang meski sudah lewat waktunya.

Saat lomba mewarnai ada banyak sekali hal-hal menarik yang mereka lakukan. Ada yang mencoba menunjukan hasil karyanya yang belum selesai, ada yang menolak untuk mengerjakan, ada juga yang tidak bisa mengerjakan di matras dan meminta meja. Ini sangat membanggakan. Terlepas dari kekurangannya, tapi mereka masih bisa tertawa bahagia setiap harinya. Ini menunjukan bahwa untuk bahagia punya banyak cara, meski dalam keadaan yang kurang beruntung. Amanda adalah salah satu anak berkebutuhan khusus berusia 14 tahun yang menolak untuk mewarnai. “Dia tidak mau mengerjakan, karena dia lebih suka menari,” kata guru yang mendampinginya.


Relawan membagian hadiah kepada para pemenang lomba mewarnai.


Foto bersama relawan Tzu Chi, anak-anak, dan guru serta pengurus SLB Yayasan Pelita Kasih.

Perlombaan mewarnai ini memiliki lima pemenang, yakni Juara I, II, III, harapan I dan II. Salah satu pemenangnya adalah Alex sebagai Juara I. Mereka sangat senang saat menerima hadiah hasil karya mereka sendiri. Hadiahnya diberikan diberikan langsung oleh Jonathan Toyip, Wakil Ketua Tzu Chi Lampung yang turut hadir dalam kunjungan kasih tersebut. Ng. Widya mengungkapkan rasa haru dan bahagia ketika dapat berbaur dengan anak-anak tersebut. “Saya bahagia sekali, stres saya hilang, karena tiap hari pusing di toko. Ikut acara begini stres saya langsung benar-benar hilang,” ceritanya sambil tersenyum senang.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menciptakan Senyuman Di Atas Ketidaksempurnaan

Menciptakan Senyuman Di Atas Ketidaksempurnaan

04 Oktober 2019

Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung mengadakan kunjungan kasih ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pelita Kasih, Sukabumi, Bandar Lampung. Sebanyak 20 relawan datang untuk memberikan bingkisan dan mengadakan lomba mewarnai untuk anak-anak. Mereka sangat bahagia, hingga saat jam pulang pun masih semangat dan antusias mengikuti acara.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -