Mendalami Ajaran Jing Si

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)

fotoDengan seksama para relawan mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen dalam kegiatan Bedah Buku di Hu Ai Jelambar.

 

“Sungguh sulit terlahir sebagai manusia, lebih sulit lagi bisa mengenal Dharma,” demikian sebait ceramah Master Cheng Yen dalam program Sanubari Teduh di DAAI TV Indonesia. Pada tanggal 6 Oktober 2011, pukul 19.00 WIB, sejumlah relawan Hu Ai Jelambar berkumpul di kediaman Usman Shixiong di Duta Mas, Jakarta Utara, untuk mendengarkan ceramah Master Cheng Yen di Sanubari Teduh. Hari itu hadir sebanyak 13 relawan.

 

 

Setelah selesai menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen, setiap relawan kemudian diwajibkan untuk mengisi poin-poin yang didapat dari ceramah tersebut serta dirangkum menjadi sebuah kesimpulan. Kesimpulan itu akan di-sharing secara langsung oleh relawan yang hadir satu per satu. Oleh karena itu, untuk lebih menghayati dan mendalami ajaran Jing Si melalui Ceramah Master Cheng Yen di Sanubari teduh, maka di Hu Ai Jelambar di bagi menjadi 4 kelompok agar setiap relawan mendapatkan  waktu yang cukup.

Jansen Shixiong, Wakil Hu Ai Jelambar mengatakan, “Semakin sering mendengar ceramah Master Cheng Yen maka relawan Tzu Chi akan semakin memahami makna Ajaran Jing Si dan mahzab Tzu Chi, sehingga dalam menjalankan segala kegiatan Tzu Chi, relawan akan tampil lebih giat dan semangat. Jadi tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah untuk membentuk karakter relawan secara utuh sesuai dengan ajaran Jing Si.

foto  foto

Keterangan :

  • Setelah selesai menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen, setiap relawan diwajibkan untuk mengisi poin-poin yang didapat dari ceramah tersebut serta dirangkum menjadi sebuah kesimpulan. (kiri)
  • semua relawan berbagi mengenai apa yang mereka dapat dan rasakan.(kanan)

Setelah mendengar ceramah Master Cheng Yen selama 40 menit, relawan duduk membentuk lingkaran dan mendiskusikan makna dari ceramah tersebut. Sharing dimulai oleh Jenny Insan, Ketua Hu Ai Jelambar. “Seperti yang Master Cheng Yen katakan bahwa sulit terlahir sebagai manusia dan lebih sulit lagi bisa mendengar Dharma maka kita harus bersyukur bahwa hari ini kita bisa berkumpul bersama dan mendengarkan ceramah beliau. Untuk selanjutnya kita harus terus berusaha untuk melatih diri untuk menghindari tiga racun yang Master sebutkan, yaitu serakah, emosi dan kebodohan. Kalau kita bisa membuang ketiga sifat itu sedikit demi sedikit maka kehidupan kita akan lebih bahagia seperti yang dikatakan Master Cheng Yen,” kata Jenny Insan Shijie.

“Dalam mengikuti kegiatan Tzu Chi berarti kita telah menanam berkah untuk diri kita. Apabila kita tambah dengan sering mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen, maka lama kelamaan akan menambah kebijaksanaan dalam diri kita. Oleh karena itu, semakin sering mendengar Ceramah Master Cheng Yen maka hati kita akan diliputi oleh sukacita yang mendalam dan akan membuka hati dan pikiran kita untuk lebih bijaksana,” tutur Usman Shixiong. Begitu pula dengan Tan Jun Kiaw Shijie, ia mengatakan bahwa setiap kali mendengar Ceramah Master Cheng Yen, hatinya menjadi sangat tenang dan damai. Tzu Chi juga sudah banyak mengubah keluarganya ke arah yang sangat positif, seperti bervegetarian. “Awalnya saya ragu apakah kami bisa bervegetarian, namun begitu saya memulai bervegetarian, Shixiong saya juga ikut, tak lama kemudian kedua anak saya juga menjadi vegetarian,” ujar Tan Jun Kiaw Shijie.

Sharing relawan pada umumnya hampir sama. Hal itu menandakan bahwa memang dalam kehidupan sehari-hari kita disibukkan oleh pekerjaan mengejar sesuap nasi, belum lagi urusan ini-itu yang cukup membuat kita merasa tegang dan jenuh. Namun ketegangan dan kejenuhan itu akan sirna seketika setelah kita menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen. Seperti setetes air di padang pasir, Ceramah Master Cheng Yen menjawab segala pertanyaan yang ada di dalam diri kita, ia bagaikan air jernih yang segar di padang yang gersang.       

 


Artikel Terkait

Pascakebakaran di Muara Angke

Pascakebakaran di Muara Angke

14 April 2011
Senin, tanggal 4 April 2011 lalu di siang hari yang terik si jago merah mengamuk dahsyat. Hampir sebagian besar rumah petak di sana ludes dilahapnya. Dari sekitar 300 rumah petak, 200 di antaranya ludes dilalap si jago merah.
Rumah Baru, Asa Baru

Rumah Baru, Asa Baru

16 Oktober 2013 Dengan kondisi tersebut, mimpi untuk memperbaiki rumah sangat sulit diwujudkan karena keadaan ekonomi yang masih sangat minim. Beruntung sekali mimpinya untuk membangun rumah dapat terwujud dengan bantuan dari Tzu Chi.
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -