Mendalami Dharma Melalui Bedah Buku

Jurnalis : Anggrea (Tzu Chi Tangerang), Fotografer : Ong Tjandra (He Qi Barat)

Dengan penuh sukacita para relawan mengikuti acara bedah buku yang diadakan pada tanggal 29 Juni 2014.

Bagaikan gayung bersambut,  Andy Setioharto  Shixiong langsung melonjak kegirangan ketika  Harmanto Shixiong bersedia meminjamkan lantai 2 restauran Vegetus miliknya untuk kegiatan bedah buku yang sudah beberapa bulan ini sempat tertunda karena belum memiliki lokasi yang sesuai.

Setelah mendapat persetujuan dari Lu Lian Chu Shijie, Ketua Tzu Chi Tangerang, maka pada hari Minggu tanggal 29 Juni 2014 diadakan kegiatan bedah buku pertama ditahun 2014. Walaupun acara dimulai sejak jam 18.00 WIB, namun para peserta sudah berdatangan satu jam sebelumnya. Senyum riang terlihat di wajah para peserta, nampaknya kerinduan diantara mereka telah terlampiaskan di hari yang indah tersebut. Tanpa rasa canggung, semua relawan saling membantu persiapan acara yang akan berlangsung.

Lo Hok Lay Shixiong, relawan Tzu Chi Jakarta, sore itu didaulat untuk membawakan materi bedah buku. Hok Lay Shixiong mengajak para hadirin untuk mengenal terlebih dahulu tentang buku “Sebersit Inspirasi“ yang ditulis oleh Her Rey Sheng Shixiong. Dimulai dari latar belakang penulisan buku hingga biografi singkat penulisnya telah dikupas tuntas.

Hok Lay Shixiong (kiri) memandu jalannya acara bedah buku yang mengupas tentang buku “Sebersit Inspirasi”.

Para peserta bedah buku dengan penuh antusias mengikuti kegiatan ini. Senyum dan tawa menghiasi wajah mereka.

Sampailah pada kata pengantar buku yang berjudul Sebutir Debu Halus, dengan sabar Hok Lay Shixiong membacakan buku dan berpuisi dengan alunan suara bagaikan seorang seniman, “Saya ingin menjadi sebutir debu halus yang apabila melayang jatuh ke mata, orang tidak merasakan matanya terganjal,” katanya membacakan buku. Apakah maksud dari kalimat di atas? Sekarang giliran para hadirin untuk mengartikannya sesuai penafsiran masing-masing. Oleh karena itu, para Shixiong-Shijie yang hadir memberikan sharing pengetahuan yang dimilikinya.

Diantara yang sharing, Lisyanawati Shijie mencoba mengartikan kalimat tersebut bahwa kita harus bisa diterima dimana pun juga dengan menjadi orang yang baik serta menjadi contoh dan inspirasi  bagi sesama, seperti contohnya Yayasan Buddha Tzu Chi dapat diterima dimana pun karena visi dan misinya  mengajak orang untuk berbuat kebaikan. Sharing diakhiri dengan penjelasan Lo Hok Lay Shixiong tentang maksud dari kalimat yang dilontarkannya. Ia mengatakan bahwa kita harus bisa mengecilkan ego sekaligus menebarkan cinta kasih ke seluruh penjuru dunia. Di penghujung acara, Djohar Djaja Shixiong memberikan sharing tentang pengalamannya sebagai pembimbing saat beliau baru masuk bekerja di perusahaan dengan para salesman yang telah berpengalaman antara 10 sampai 30 tahun lamanya. Ia mengaku hanya satu saja kuncinya, “hadapi dengan senyum”.

Bedah buku  pun usai pada jam sembilan malam yang telah dihadiri sebanyak 31 orang. Ini diharapkan agar kegiatan ini dapat berlangsung secara berkelanjutan dan diagendakan dalam kegiatan di Tzu Chi Tangerang minimal sebulan sekali.

Bahkan para lansia pun tak luput dari kegiatan bedah buku yang diadakan di restaurant Vegetus.


Artikel Terkait

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -