Mendalami Dharma Pertobatan Melalui Drama

Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara), Fotografer : Mei Hui (He Qi Utara)

fotoPementasan drama Ba Ba Jie diisi dengan pementasan drama mengenai seorang pengusaha yang sukses dan lupa akan keluarganya. Setelah mengalami bencana, ia baru menyadari keluarganya lah yang selalu merawat dan menjaganya ketika dia sakit.

 

Hari Minggu tanggal 7 Agustus 2011, relawan He Qi Utara dan Barat menampilkan pertunjukan isyarat tangan dan drama “Chan Hui Fan Nao Zhang” (Rintangan Kerisauan Dalam Pertobatan) pada acara peringatan Hari Ayah “Papa Jie” yang diadakan di Aula Lantai 3 RSKB Cinta Kasih Tzu Chi  Cengkareng, Jakarta Barat.

 

 

Drama ini merupakan petikan dari isi Syair Pertobatan Air Samadhi bagian ketiga, berjudul "Niat Memenuhi Keinginan Sangat Dalam Tanpa Dasar", menceritakan tentang keinginan manusia yang sangat dalam dan tidak mengenal rasa puas dan bersyukur.

Drama “Niat Memenuhi Keinginan Sangat Dalam Tanpa Dasar”  ini mengisahkan tentang seorang pengusaha yang memiliki seorang ayah yang sudah berumur, seorang istri, putra, dan menantu. Mereka adalah keluarga yang saling mengasihi dan mendukung. Pada saat usahanya mengalami kemajuan, timbul ketamakan dalam hati pengusaha tersebut untuk  mengejar kesuksesan tiada henti dan mulai melupakan keluarganya. Ketika bisnisnya bertambah hebat, ia pun mulai berperilaku tidak baik dan menjauh dari keluarganya. Hingga suatu hari cobaan datang menghampirinya, ia dikhianati oleh rekan bisnisnya, sehinggga satu per satu miliknya hilang dari sisinya. Sang pengusaha pun mulai mengalami tekanan mental hingga terserang penyakit jantung dan stroke. Ketika penderitaan menghadangnya dalam kesendirian, keluargalah (orang tua, istri, anak) yang pertama kali datang menolong dan mendukungnya.

Sejak satu bulan lalu, persiapan dan latihan drama telah dilakukan. Para relawan pemeran drama tidak memiliki pengalaman akting, sehingga perlu berlatih keras untuk dapat  memerankan tokoh dalam drama. Dalam setiap latihan, Johar Chow dan Fie Lan, selaku koordinator drama  secara terampil dan detail mengarahkan para pemeran drama untuk  berakting. Drama ini diadaptasi dari drama kehidupan nyata di Taiwan, dan setiap pemeran dituntut untuk memahami makna drama dan memerankan tokoh dengan baik agar pesan drama dapat juga dipahami oleh penonton.

foto  foto

Keterangan :

  • Suasana gladi resik tanggal 6 Agustus 2011. Di belakang layar tampak Johar(kiri) sebagai putra pengusaha, Thomas (kanan) sebagai pengusaha dan Maya (tengah) sebagai istri pengusaha berlatih sebelum tampil di depan. (kiri)
  • Para pemeran (relawan) sedang latihan adegan di saat pengusaha terserang penyakit setelah bisnisnya jatuh akibat ketamakannya.(kanan)

Para pemeran drama melakukan latihan pada malam hari di Jing-Si Books and Café Pluit, Jakarta Utara sebanyak dua sampai tiga kali dalam seminggu.    Selama menjalani latihan drama, Johar yang tinggal di daerah Serpong pun harus selalu  tiba di rumah larut malam. Namun  menurutnya, semuanya terobati dengan kerja sama para pemeran yang mau berlatih dengan sukacita dan kesungguhan hati. Ini pun dialami juga oleh semua relawan yang terlibat dalam pementasan. “Setelah mendalami drama ini membuat kita menyadari, harus tahu bersyukur atas kondisi kita hari ini, serta mengingatkan kita pada Papa yang sangat menyayangi kita,dan kasih sayangnya tidak kalah dengan mama tercinta,” ujar Johar.

Pesan dalam Peran
Untuk memerankan suatu karakter dalam drama memerlukan konsentrasi dan penjiwaan karakter yang tinggi. Tidak semua orang dapat melakukannya, tidak terkecuali Thomas, tokoh utama dalam drama ini. Pada awal latihan, Thomas merasa kesulitan memerankan tokoh pengusaha karena tidak memiliki pengalaman dalam bidang akting. “Pada awalnya saya sempat meminta Like Shijie (Ketua He Qi Utara), supaya saya digantikan orang Iain tetapi ia menolak  saya untuk mundur. Malah Like shijie menyemangati saya untuk maju terus dan belajar memegang tanggung jawab,” ujarThomas.

Di sela-sela kegiatannya, ia menyempatkan diri untuk menonton video drama asli dari Taiwan untuk membantunya berlatih gerakan dan ekspresi wajah yang tepat untuk setiap adegan. Dengan giat berlatih, Thomas semakin dapat menjiwai perannya, sehingga sejak gladi resik sampai pementasan berlangsung, ia semakin percaya diri untuk memerankan tokoh pengusaha tersebut.

Setelah memerankan peran dalam drama ini, Thomas pun berkaca ke masa lalunya yang selalu merasa kurang puas, terus mengejar karir yang lebih tinggi.  Ia pun berpesan, “Orang harus waspada terutama saat mengalami kesuksesan, harus tahu berpuas diri. Jika selalu tidak puas, mengejar keinginan dan tidak waspada, kita dapat kehilangan keluarga dan menderita.”

  
 

Artikel Terkait

Sebuah Dukungan untuk Kemanusiaan

Sebuah Dukungan untuk Kemanusiaan

30 Oktober 2018

Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) di Kantor BCA Pantai Indah Kapuk, Jumat, 26 Agustus 2018 sedikit berbeda dari biasanya.  Andre Zulman dari Sekretariat Tzu Chi Indonesia kali ini lebih banyak menyampaikan informasi tentang apa yang sedang Tzu Chi upayakan bagi warga korban gempa di Palu dan Lombok NTB.


Katarak Tak Menghalangi Kho Kim Kwe Merawat Tiga Anaknya

Katarak Tak Menghalangi Kho Kim Kwe Merawat Tiga Anaknya

21 April 2022

Meski ditinggal istri pergi entah kemana, Kho Kim Kwe (68) tetap bekerja keras menghidupi tiga anaknya walaupun kedua matanya sudah tidak dapat melihat akibat katarak.

Tzu Ching Cooking Competition: Eksplorasi Kuliner Vegetarian Dunia Barat

Tzu Ching Cooking Competition: Eksplorasi Kuliner Vegetarian Dunia Barat

12 September 2024

Relawan Muda-Mudi Tzu Chi (Tzu Ching) Universitas Prima Indonesia mengadakan lomba memasak vegetarian yang mengusung tema Menerapkan Pola Makan Nabati dan Bersama-sama Berbuat Kebajikan Demi Melindungi Bumi.

Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -