Mendampingi Warga Ke Arah Yang Lebih Baik

Jurnalis : Willy, Fotografer : Willy

Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi yang juga merupakan CEO DAAI TV, Hong Tjhin (kiri) berdialog dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat (kanan) mengenai sejarah Kali Angke dan Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

“Di sini kan ada perubahan pola budaya bagi mereka yang dulu tinggal di bantaran sungai. Pindah ke sini itu ada semacam pola perubahan yang luar biasa. Artinya apa? Ini sebagai suatu role model yang bisa dterapkan bagi rusunawa-rusunawa (rumah susun sederahan sewa) yang akan dibangun atau sudah dibangun,” tutur Djarot Saiful Hidayat, Wakil Gubernur DKI Jakarta seusai mengunjungi Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pada Kamis, 29 Januari 2015. Selain Djarot, turut hadir juga Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, Wakil Wali Kota  Jakarta Barat M Yuliadi, dan Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, Ika Lestari Aji.

Lebih lanjut, Djarot menuturkan bahwa perubahan pola budaya dan hidup yang terjadi pada warga karena adanya pendampingan dari pengelola Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. “Yang paling sulit itu kan merubah budaya. Perlu ada pendampingan di sini. Ini perubahan luar biasa. Hal ini tidak bisa setelah masuk rusunawa, (warga) dilepas begitu saja. Nggak bisa, ini harus dikawal betul, didampingi betul,” tambah mantan Wali kota Blitar itu.

Hal ini juga diamini oleh Hartono, salah satu pengelola Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Menurut Hartono, kendala yang dihadapi untuk merubah pola hidup warga adalah pada kebiasaan mereka. “Kebiasaan mereka seperti buang sampah sembarangan, berbicara keras, berbicara tidak semestinya ke anak-anak. Jadi puji syukur hal seperti itu sekarang sudah berkurang. Jadi ini pengelola juga dibantu relawan (Tzu Chi) ya pada awal-awal. Tidak henti-hentinya relawan siang-malam mendampingi warga di sini, terjun ke lapangan, mengajak warga sharing. Jadi pengelola dan relawan saling bekerja sama,” tambah Hartono yang telah menjadi salah satu pengelola sejak awal pembangunan pembangunan itu.

Hartono, pengelola Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi menjelaskan konsep pendampingan pengelola pada warga kepada Djarot sembari berjalan berkeliling komplek perumahan.

Mengidamkan Depo di Perumahan Lain

Djarot juga mengunjungi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB), dan Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan yang masih berada dalam kompleks perumahan. Setelah berkeliling komplek perumahan, Djarot mengaku terkesan dengan konsep pembangunan yang diterapkan oleh Tzu Chi dengan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang menunjang. 

Salah satu yang menarik perhatian Djarot adalah adanya Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan. Menurut Johnny Candrina, relawan Tzu Chi, depo itu menerima sampah-sampah non-organik dari warga sekitar yang dipilah-pilah kembali guna meningkatkan nilai sampah tersebut. Meski begitu, tidak sedikit juga sampah itu datang dari warga di luar perumahan. Lebih lanjut, Johnny menjelaskan bahwa hasil pendapatan dari depo digunakan bagi kegiatan amal Tzu Chi.

Mengunjungi depo ini mendorong Djarot untuk meminjam konsep ini ke dapannya bagi rusun lain. “Di lokasi-lokasi yang memungkinkan itu bisa mendaur ulang, dilakukan. Jadi saya minta, untuk rusunawa di manapun di bawah kita, itu setiap jengkal (lahan) harus dimanfaatkan,” tutup Djarot.

Relawan Tzu Chi, Johnny Chandrina (kanan) menguraikan proses daur ulang yang dilakukan oleh Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan di komplek Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi kepada Djarot. Djarot menuturkan ingin menerapkan konsep tersebut kepada rusunawa yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta.


Artikel Terkait

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -