Mendapat Keluarga Baru

Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Dwi Hariyanto, Mie Li (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
 
 

foto
Suasana acara semakin meriah dengan suguhan tarian Melayu yang disajikan oleh Xiao Tai Yang (murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) pada acara buka puasa bersama Gan En Hu (penerima bantuan).

Pada  tanggal 27 Juli 2013, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan acara buka puasa bersama dengan Gan En Hu (penerima bantuan) yang beragama Islam. Saat jarum jam menunjukkan angka lima sore hari, Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mulai dipadati para tamu yang mengenakan baju kurung dan peci yang datang bersama keluarganya. Sebanyak 60 relawan bersama-sama hadir memberikan kehangatan dalam acara ini. Ini membuktikan bahwa cinta kasih Tzu Chi tersebar secara universal dan tidak dibatasi oleh suku, ras, dan agama.

Peserta diarahkan menuju lantai dua Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Setelah semua berkumpul, acara pun dimulai dengan doa bersama dan pembacaan 10 sila Tzu Chi. Suasana acara semakin meriah dengan suguhan tarian Melayu yang disajikan oleh Xiao Tai Yang (murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi). Selain itu juga ada pembagian bingkisan dan santunan dari Tzu Chi kepada peserta. Relawan pun dipenuhi rasa sukacita memberikan bingkisan dan santunan tersebut. Wajah riang dan senyum bahagi muncul pada diri para Shixiong, Shijie, dan peserta.Keharmonisan dalam keluarga menjadi kental diantara mereka. Sukmawati Shijie, selaku koordinator acara buka bersama senantiasa merasa senang dan mengucapkan Gan En (terima kasih dan syukur) kepada seluruh tamu yang hadir. “Saya mengucapkan Gan en, karena Tzu Chi telah diberi kesempatan untuk berbuat kebaikan saling membantu. Terima kasih kepada para tamu telah menyempatkan waktunya untuk datang berbuka puasa bersama di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun,” ucap Sukmawati Shijie dalam kata sambutannya.

Kebersamaan
Sebelum Adzan Maghrib tiba, saya menghampiri seorang ibu yang mengenakan tongkat untuk berjalan saat duduk di barisan para tamu pada acara buka bersama. Farida (63), salah satu korban bencana tsunami di Aceh 2006 silam. Bencana ini memakan ribuan korban jiwa dan menghabiskan harta benda, juga membuat Farida harus kehilangan satu kakinya. Begitu juga dengan suaminya yang telah mengalami kelumpuhan pada tubuhnya. Sejak saat itu, Farida memutuskan untuk hijrah ke Tanjung Balai Karimun bersama suaminya sekalipun tidak memiliki saudara di kota ini. Hidup bersama suami tercinta, ia menjalani hari-harinya dengan penuh semangat dan sukacita.

foto   foto

Keterangan :

  • Para Gan En Hu berkumpul bersama sembari menunggu waktu berbuka puasa pada Sabtu, 27 Juli 2013 (kiri).
  • Salah satu relawan memapah Farida untuk memasuki acara di lantai dua kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun karena satu kakinya yang telah patah (kanan).

Melihat kondisi Farida yang tidak memungkinkan melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk menghadiri acara buka bersama ini, Farida dijemput oleh relawan di rumahnya. Ia datang dengan senyum bahagia. Farida juga menikmati suguhan acara dari Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Ia mengaku senang bisa hadir di tengah-tengah para peserta lain bersama relawan Tzu Chi. ”Saya merasa sangat bahagia sekali, walaupun saya umat Muslim saya merasa sangat diperhatikan,” ungkapnya. Farida juga menceritakan tentang kehidupanya selama di Aceh dan di Tanjung Balai Karimun. Ia mengatakan banyak sekali yang diperoleh selama tinggal di kota ini, kota dimana ia bersama suaminya mengadu nasib. Namun, di sisi lain Farida merasa bersyukur bisa berjodoh dengan Tzu Chi. Ia mengaku sangat diperhatikan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun di tengah-tengah kehidupannya yang serba kekurangan. ”Saya  seperti mendapat keluarga baru dan saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dan tidak bisa membalas apa- apa,” tutur Farida sendu.

Adzan Maghrib sudah tiba, Farida dan peserta lain menikmati tajil berupa minuman kolak dan snack yang disajikan relawan Tzu Chi sebagai awal untuk berbuka. Setelah minum dan makan snack Farida sholat ditempat yang sudah disediakan. Begitu juga peserta lainnya yang turut mengantri untuk melakukan ibadah sholat maghrib, karena keterbatasan ruangan. Selang beberapa waktu, Farida keluar dari ruangan dan menju tempat makan untuk bersmaa-sama menyantap makanan yang telah disediakan. Kehangatan dan kebersamaan dalam keluarga nampak jelas di wajah para relawan dan peserta. Cinta kasih yang ditabur dengan tulus membawa kebahagian dan kedamaian pada setiap orang. Dalam kata perenungan Master Cheng Yen menyebutkan bahwa sumbangsih dengan cinta kasih yang tulus ikhlas dari semua orang akan menyalakan pelita harapan di berbagai sudut gelap dunia.

  
 

Artikel Terkait

Mukjizat Itu Nyata

Mukjizat Itu Nyata

11 Maret 2014 Ayah dan Ibu Rizki tidak tega melihat Rizki, mereka pun kembali mencari informasi tentang pengobatan katarak. Suatu hari, ayah Rizki kembali mendapat informasi dari para tetangganya bahwa ada Yayasan Buddha Tzu Chi akan mengadakan operasi mata katarak gratis.
Dharma Masuk ke Hati

Dharma Masuk ke Hati

13 Januari 2012 Pada hari Kamis 12 Januari 2012 pukul 19.00 malam, relawan Tzu Chi mulai berkumpul dan berdatangan ke Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk lantai 4 untuk mengikuti latihan acara Pemberkahan Akhir Tahun yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 Januari ini.
Burung Walet Telah Kembali (Bag.1)

Burung Walet Telah Kembali (Bag.1)

08 Januari 2013 Ini bukan kepulanganku yang pertama kalinya, dan masih teringat Tzu Ching Camp International tahun 2011, lagu Yan Zi Gui Lai ini diputar dan seluruh Tzu Ching sedunia bersama-sama berjanji untuk pulang ke Taiwan di akhir tahun 2012, karena sebuah jalinan jodoh yang begitu luar biasa akhirnya saya bisa menepati janji itu.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -