Mendidik Anak Berkarakter Zaman Now
Jurnalis : Augustina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Dinarwaty, Augustina, Kenji (Tzu Chi Medan)Melly Kiong, seorang penulis dan pakar praktisi Parenting mengisi seminar yang digelar Tzu Chi Medan, pada Minggu, 18 Maret 2018 dengan topik "Mendidik Anak Berkarakter Zaman Now".
Mengangkat topik "Mendidik Anak Berkarakter Zaman Now", seminar parenting yang digelar Tzu Chi Medan, Minggu, 18 Maret 2018 dihadiri sekitar 144 orang tua murid Kelas Bimbingan Budi Pekerti. Seminar ini mengundang narasumber dari Jakarta, Melly Kiong, seorang penulis dan pakar praktisi Parenting Menata Keluarga.
Melly kiong yang juga pembina pada Yayasan Berkarakter Eling Indonesia mengajak para orang tua mempraktikkan kesadaran dengan lima dimensi dalam pola asuh anak. Yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati, tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain, pengendalian emosi diri, lalu adil dan bijaksana, serta yang kelima welas asih.
“Saya tidak memiliki teori, saya hanya mempunyai praktiknya” kata Melly kiong, sambil memperlihatkan tempelan tulisan pada wadah-wadah kecil yang bertuliskan tempat alat cukur, gunting kuku, odol dan lain-lain, dan catatan tambahan.
Menurut Melly, orang tua dapat memanfaatkan teknologi sekarang untuk berkomunikasi dengan keluarga dengan membuka group whatsApp atau line keluarga sehingga komunikasi terus terjalin setiap saat.
Tempelan-tempelan ini merupakan suatu cara yang bisa diterapkan orang tua untuk mendisipilinkan anak sekaligus menumbuhkan empati anak. “Tolong kembalikan pada tempatnya setelah dipakai. Kebiasaan-kebiasaan mengembalikan barang pada tempatnya sehingga memudahkan pencarian barang saat diperlukan, melatih disiplin dan tanggung jawab,” jelasnya.
Berikutnya, tempelan kertas “Hemat Air” akan mengingatkan anak akan kesusahan saudara kita yang di Nusa Tenggara Timur karena kekurangan air bersih. Tempelan ini mengingatkan kesadaran dalam penghematan pengunaan air, serta mengajarkan anak sejak kecil untuk berempati pada saudara jauh yang sangat butuh air bersih.
Contoh lainnya, sejak kecil anak harus ditanamkan karakter disiplin menabung. Misalnya setiap kali selesai minum susu, anak diajak untuk memasukan koin pada celengan kecil. Di sini Melly Kiong menjelaskan bahwa anak kecil membutuhkan stimulasi motorik tangan. Dengan mengajaknya menaruh sendiri akan membantu efektivitas tangan serta menyemangati anak. Setelah penuh isi celengan tersebut dapat digunakan untuk membantu orang lain yang kurang mampu.
Melly Kiong juga mengajak orang tua untuk memberikan atau memperlihatkan catatan kecil, sebagai wujud apresiasi kepada anak. Catatan kecil ini bisa ditempel di pintu kulkas sehinggga memicu anak berani dan bersedia menceritakan apapun yang dilakukannya di sekolah. Catatan kecil yang bisa dilihat juga oleh sang ayah saat pulang kerja atau oleh anggota keluarga lainnya akan menyelipkan rasa bangga tersendiri pada diri sang anak.
Melly kiong mengajak para orang tua mempraktikkan kesadaran dengan lima dimensi dalam pola asuh anak.
“Masih banyak contoh-contoh lain seperti kebiasaan membuang sampah setelah dipisahkan menjadi sampah basah dan sampah kotor, juga memo yang bertuliskan odol yang mengucapkan terimakasih karena odol telah dipakai secara maksimal,” kata Melly.
Menurut Melly Kiong, orang tua juga dapat memanfaatkan teknologi sekarang untuk berkomunikasi dengan keluarga dengan membuka group whatsApp atau line keluarga sehingga komunikasi terus terjalin setiap saat. Orang tua mengikuti perkembangan zaman tanpa harus menarik anak pada pola didikan zaman dulu.
Nana, seorang perserta seminar yang berprofesi sebagai guru bertanya bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri anak. “Anak saya sudah besar, namun bagaimana cara agar dapat memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada anak?” tanyanya.
“Tidak ada kata terlambat dalam mendidik anak. Setelah pulang dari sini ajaklah anak untuk duduk bersama dan berkomunikasilah. Mintalah maaf karena selama ini tidak mengerti pola asuh yang benar, jangan malu untuk minta maaf karena hal ini akan membuka lembaran baru hubungan antara Ibu dan anak,” tanggapan Melly Kiong.
Sekitar 144 peserta yang hadir mengikuti kelas parenting merasa sangat terinspirasi atas penjabaran sederhana Melly Kiong.
Sekitar 144 peserta yang hadir mengikuti kelas parenting kali ini merasa sangat terinspirasi atas penjabaran sederhana Melly Kiong.
“Semoga setelah mengikuti kelas parenting hari ini, orang tua dapat mengubah pola pikir mereka dalam pola pengasuhan terhadap anak mereka,” ujar Denny selaku koordinator acara ini. Ia juga berharap agar anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana, yang semua ini tentu berakar dari sebuah keluarga yang berkarakter baik dan berbudi luhur.
Mengutip Kata Perenungan Master Cheng Yen, ”Pendidikan anak adalah mengajarkan tata krama, mengasuh budi pekerti, menunjukkan jalan dan memandu mereka ke arah yang benar”.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Guru Pertama dan Utama adalah Orang Tua
23 Januari 2015 Pendidikan akademik yang diberikan di sekolah adalah penting, namun pendidikan di keluarga jauh lebih penting untuk perkembangan anak. Dalam hal ini orang tua memiliki peran utama. Jika konsep pendidikan di sekolah baik dan diimbangi dengan pendidikan dari orang tua yang baik, maka akan membentuk karakter dan lingkungan yang baik.Sepuluh Aspek Penting dalam Melesatkan Kesuksesan Anak
24 Agustus 2018Mendidik Anak Berkarakter Zaman Now
26 Maret 2018Mengangkat topik "Mendidik Anak Berkarakter Zaman Now", seminar parenting yang digelar Tzu Chi Medan, dihadiri sekitar 144 orang tua murid Kelas Bimbingan Budi Pekerti. Seminar ini mengundang narasumber dari Jakarta, Melly Kiong, seorang penulis dan pakar praktisi Parenting Menata Keluarga.