Menebar Cinta Kasih Melalui Kelas Budi Pekerti
Jurnalis : Dayar (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Dayar (Tzu Chi Bandung)Seluruh peserta dan orang tua, serta para relawan yang hadir melakukan penghormatan terhadap Master Cheng Yen. Penghormatan terhadap Master ini selalu dilakukan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan.
Pengembangan nilai-nilai pekerti yang baik harus ditanamkan sejak usia dini. Seperti pada Kelas Budi Pekerti yang digelar Tzu Chi Bandung kali ini, Minggu 9 September 2018 yang memberikan materi tentang mengasihi dan membantu orang lain. Relawan memberikan pengajaran dalam kemasan yang menarik, selain dalam bentuk ilustrasi gambar, relawan pun menerangkan dalam bentuk mini drama agar lebih mudah dipahami oleh anak-anak.
“Bahan yang kita persiapkan harus lebih simple dan lebih gampang agar mudah diserap anak,” jelas Piter, anggota Tzu Ching Bandung, salah satu pemberi materi.
Setelah materi utama, para relawan mengajak anak dan orang tua untuk bermain, yakni menyusun puzzle. Permainan ini juga untuk membangun kreatifitas serta konsentrasi anak, juga membangun kedekatan antara anak dan orangtua. Kekompakan terlihat jelas saat para orang tua memberikan pengarahan terhadap anak untuk dapat menyelesaikan tantangan ini.
Piter yang juga memberikan pelajaran Bahasa Mandarin bagi peserta kelas budi pekerti.
Ye Ming (tengah), ibu dari peserta Richard, sedang merapikan puzzle yang berhasil diselesaikan oleh anaknya. Ye Ming selalu berusaha untuk menyempatkan diri mengantar anak dan ikut serta dalam kelas budi pekerti ini.
Peran serta orang tua dalam proses pemberian materi sangatlah penting. Ini diharapkan dapat memacu para orang tua untuk dapat mengembangkan pengetahuan anak lebih baik lagi di kehidupan sehari hari, seperti berwelas asih, menghormati orang tua, bersyukur dan lain lain. Seperti yang di ungkapkan oleh Ye Ming tentang kemajuan sang buah hati.
“Setelah anak saya ikut kelas budi pekerti ini terlihat perubahan yang baik. Seperti kemarin saya membawa sarung untuk diberikan kepada pemulung, anak saya memberikanya dengan kedua tangan. Saya kaget dengan caranya memberikan, setelah itu anak saya bercerita tentang keprihatinan kondisi pemulung tersebut, dan saya berpikir banyak sekali kemajuan terhadap anak saya,” ungkap Ye Ming.
Peran orang tua dan para relawan dalam kelas budi pekerti sangatlah penting untuk mengarahkan para Xiao Pu Sa dan menanamkan setiap aspek kebaikan.
Setelah semua sesi selesai, anak-anak mendapatkan makanan ringan vegetarian yang telah disiapkan oleh para relawan.
Yayasan Buddha Tzu Chi berusaha untuk dapat membawa perubahan sifat yang baik bagi para Xiao Pu Sa melalui kelas budi pekerti ini sehingga melahirkan generasiyang dapat terus menebar cinta kasih universal di muka bumi.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Merajut Tali Kasih Dengan Oma Opa di Panti Jompo
25 Februari 2019Sebanyak 80 Bodhisatwa cilik dengan semangat mengikuti kegiatan Kunjungan Kasih Ke Panti Jompo Yasobas dengan didampingi oleh orang tua mereka. Senyuman bahagia terlihat menghiasi wajah oma opa menyambut para Bodhisatwa cilik yang menyapa mereka dengan sebutan akong ama.
Menanamkan Nilai Budi Pekerti Sejak Dini
20 November 2017Penutupan kelas budi pekerti Qing Zhe Ban di komunitas relawan Tzu Chi He Qi Utara 2 berlangsung pada Minggu, 12 November 2017. Banyak hal yang dipelajari anak-anak selama dua jam kelas berlangsung, seperti budi pekerti, moral, dan etika. Anak-anak juga belajar bahasa Mandarin tentang kutipan Kata Perenungan.