Menebar Inspirasi Melalui Pameran Tzu Chi

Jurnalis : Giok Chin Lie, Felicite, Angela Maria (He Qi Timur), Fotografer : Stephanus Prasetyo, Giok Chin Lie, Felicite Angela Maria (He Qi Timur)

Menebar Inspirasi Melalui Pameran Tzu Chi

Paman dongeng menarik minat anak-anak pada Pameran Tzu Chi di Atrium Mall Kelapa Gading 3, Jakarta Utara, pada 19-20 November 2016.

Kemeriahan memenuhi salah satu sudut di Atrium Mall Kelapa Gading 3, Jakarta Utara, pada 19-20 November 2016. Para pengunjung Mall mengerumuni pameran Tzu Chi dan mendapatkan informasi serta mengenal Tzu Chi lebih jauh. Pameran Tzu Chi yang digelar selama dua hari ini mengusung tema utama, Teladan Cinta Kasih. Yondy, penanggung jawab utama pameran Tzu Chi ini mengatakan pameran ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih mendalam kepada masyarakat tentang Tzu Chi.

“Selama dua hari ini kita berharap dapat menggalang relawan baru, juga menyampaikan visi dan misi Tzu Chi kepada masyarakat. Kita juga tampilkan budaya humanis, serta teladan dari para relawan yang bisa dicontoh masyarakat,” ungkap Yondy.

Dalam pameran ini juga ditayangkan video tentang sosok pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, Master Cheng Yen, sejarah Tzu chi, serta keteladanan dan  kemandirian para shifu di Griya Jing Si, Hualien. Ditampilkan juga kisah-kisah inspiratif para relawan Tzu Chi di berbagai belahan dunia, seperti di Malaysia, Amerika, Afrika, bahkan juga sampai ke daerah konflik Timur Tengah, Syria dan Turki. Tak ketinggalan juga derap langkah para relawan Tzu Chi yang ada di Indonesia.

Menebar Inspirasi Melalui Pameran Tzu Chi

Para pengunjung mendapatkan informasi tentang misi-misi Tzu Chi.

Menebar Inspirasi Melalui Pameran Tzu Chi

Bhante Tejavaro (tengah) ikut menuangkan Celengan Bambu Tzu Chi.

Salah satu pengunjung pameran, Bhante Tejavaro terkesan dengan pameran Tzu Chi. Pemuka Agama Buddha dari Vihara Pondok Meditasi Asri Jaka Sampurna, Bekasi ini mengatakan, ia sudah cukup lama mendengar tentang kiprah Yayasan Buddha Tzu Chi dan relawan-relawan Tzu Chi mengingat komunitas relawan Tzu Chi sudah berkembang di wilayah Bekasi. Sebagai sesama pemuka Agama Buddha, ia juga sangat mengagumi sosok Master Cheng Yen sebagai guru spiritual.

“Bhante juga merasa senang sekali atas kegiatan seperti ini yang dilakukan para umat semuanya. Ini menjadi satu bentuk kita menimbulkan satu kepedulian. Setiap kali Tzu Chi membuat kegiatan selalu luar biasa. Bukan hanya di tempat-tempat yang istilahnya besar, tetapi di tempat-tempat di mana pun, sering Bhante mendengar, bahkan di daerah di kampung-kampung, sampai naik gunung. Kita semua tahu bahwa beliau Master Cheng Yen adalah sosok guru yang luar biasa. Karena dari perjuangan beliau ini kita bisa melihat, kita bisa merasakan betapa banyaknya murid-murid beliau yang mengabdikan mengikuti jalan beliau,” kata Bhante Tejavaro.

Dalam pameran ini, Tzu Chi juga memperkenalkan juga salah satu misi Tzu Chi, yaitu misi pendidikan, dalam hal ini diwakili oleh TCUCEC. Tzu Chi University Continuing  Education Center (TCUCEC) adalah sebuah lembaga  atau sarana yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bekerjasama dengan Universitas Tzu Chi Taiwan untuk memberikan kesempatan pembelajaran keterampilan bagi masyarakat umum dengan berbasis buday humanis Tzu Chi. TCUCEC memperkenalkan beberapa kelas mereka seperti kelas kecapi, ballet, wushu, kelas yoga, demo masak vegetarian oleh Chef Ade Irawan dengan menu donat kentang yang lembut dibalur coklat padat lezat.

Masih dari misi pendidikan, Tzu Chi Secondary School (SMP) yang tahun ini mulai membuka angkatan pertama tingkat SMA kelas 10 turut memberikan banyak informasi kepada para pengunjung. Tzu Chi School hadir dengan system belajar terpadu berstandar internasional, IB (International Baccalaureate) dibarengi dengan pendidikan budi pekerti yang luhur sesuai dengan tagline Noble Values with Qualify Education”. Tzu Chi School menampilkan video yang menggambarkan keseharian murid-murid Tzu Chi School, lengkap dengan fasilitas pendidikan dan menerapkan tiga bahasa dalam materi ajar mereka, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin.

Seperti yang diutarakan Anthony Chen, Marketing Manager Tzu Chi International School. “Yang membedakannya tentu saja adalah pendidikan budi pekerti kita, karena kita ini benar-benar menerapkan pendidikan budaya humanis yang memang benar-benar dari Tzu Chi Taiwan itu, kita mengacu ke sana,” jelas Anthony Chen.

Menebar Inspirasi Melalui Pameran Tzu Chi

Penampilan duet biola kakak beradik yang juga murid-murid kelas budi pekerti, Vimala dan Pramita membawakan lagu-lagu Tzu Chi.

Menebar Inspirasi Melalui Pameran Tzu Chi

Alunan musik yang indah membuat betah para pengunjung pameran.

Pameran ini memberikan banyak informasi yang diperlukan para pengunjung, seperti yang diungkapkan Sim Che Hui, yang biasa disapa Ibu Awai. Awai yang berdomisili di wilayah Ancol ini sudah lama mengenal Tzu Chi melalui tayangan-tayangan DAAI TV. Ia juga pernah ikut kegiatan pelestarian lingkungan di daerah Sunter Metro. Dirinya datang ke Mall Kelapa Gading dengan membawa serta kedua anaknya. Ia berencana untuk mendaftarkan anak-anaknya ikut kelas budi pekerti.

“Saya berharap anak-anak sekarang bisa bersyukurlah dengan keadaan yang sekarang ada. Jangan hanya merengek dan meminta. Dan mungkin sopan santun anak-anak sekarang agak kurang ya. Semoga bisa lebih banyak kelas budi pekerti jadi anak-anak yang lain juga bisa ikut,” ungkapnya.

Dalam pamerian ini ada juga perwakilan dari DAAI TV yang menayangkan beberapa testimoni pengunjung pameran yang memperhatikan tayangan-tayangan DAAI TV. Misalnya drama-drama DAAI TV yang berangkat dari kisah nyata kehidupan insan Tzu Chi sendiri yang inspiratif. Tidak ketinggalan juga Paman Dongeng yang membawakan dongeng-dongeng menarik dikemas dalam bentuk gerak dan lagu yang lucu, sarat akan pesan-pesan budi pekerti sehingga mengundang perhatian pengunjung khususnya anak-anak.

Pameran Tzu Chi ini semakin meriah oleh lantunan lagu-lagu Tzu Chi yang sudah familiar dalam penampilan Bahasa isyarat tangan oleh para relawan, Tzu Ching, serta peserta didik kelas budi pekerti. Penampilan duet biola kakak beradik yang juga murid-murid kelas budi pekerti, Vimala dan Pramita membawakan lagu-lagu Tzu Chi makin membuat kagum para pengunjung dan menikmati pameran.

Bagi Tzu Chi pameran ini diharapkan memberikan banyak informasi kepada masyarakat sehingga banyak yang turut bergabung menjadi relawan. Dengan banyaknya relawan akan makin banyak kegiatan yang bisa digelar dan memberikan manfaat bagi masyarakat.


Artikel Terkait

Pameran Jing si : Saatnya Menjadi Relawan

Pameran Jing si : Saatnya Menjadi Relawan

12 November 2015
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Jing Si Book and Cafe yang bekerjasama dengan PT.Summarecon.Tbk, berharap melalui event ini lebih banyak lagi masyarakat sekitar Kelapa Gading dan khususnya para pengunjung mal bisa mengenal Tzu Chi dan bergabung menjadi relawan.
Mengakrabkan Diri Dengan Tzu Chi Tangerang

Mengakrabkan Diri Dengan Tzu Chi Tangerang

03 Oktober 2016
Sebanyak 102 relawan dibantu oleh 22 murid kelas budi pekerti dan 12 anak asuh bahu membahu menyukseskan Pameran Jing Si di Tzu Chi Tangerang yang diadakan pada 24 dan 25 Septermber 2016.
Pameran Kesatuan Hati

Pameran Kesatuan Hati

15 Desember 2011 Yuli Natalia Shijie relawan dari Hu Ai PIK juga merasakan bahagia ketika mendapat tugas piket pameran pada hari biasa. Yuli Shijie merasakan keharmonisan, kehangatan dan kekompakan sesama relawan ketika saling berinteraksi pada saat pameran tersebut.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -