Menebar Kasih untuk Oma dan Opa
Jurnalis : Lindawati Tjiawi (Tzu Chi Medan), Fotografer : Ryanto Budiputra, Hasan Tiopan (Tzu Chi Medan)Anak-anak kelas Jing si Tzu Chi Medan memperagakan isyarat tangan saat berada di Panti Jompo Harapan Jaya Titi Papan pada Minggu 8 April 2018.
Wujud bakti pada orang tua dapat kita lakukan di Panti Jompo. Memberikan kasih sayang dan perhatian pada oma dan opa yang kesepian karena jauh dari keluarganya. Kita bisa menghibur mereka dengan bernyanyi bersama, mempertunjukan isyarat tangan, memijit oma opa dan makan bersama sama. Itulah yang dilakukan anak-anak kelas Jing si Tzu Chi Medan di Panti Jompo Harapan Jaya Titi Papan pada Minggu 8 April 2018.
Relawan dan donatur memberikan dua buah kursi roda, beras, obat-obatan, DAAI Mi, roti kering, pembersih lantai, sabun cuci piring , diapers dan juga sebuah kantong suvenir untuk setiap oma opa yang berisi cangkir, minyak kayu putih, bedak Herocyn, serta handuk.
Anak-anak berdoa dengan sangat khusuk.
Panti Jompo Harapan Jaya dihuni oleh 35 orang lansia, terdiri dari 21 Oma dan 14 Opa. Para lansia di sana kebanyakan memakai kursi roda karena alasan kesehatan. Cong Chun Hok yang biasa dipanggil Ahok, 56 tahun sebagai pengurus di panti ini menjelaskan kondisi para oma dan opa.
“Banyak lansia yang kakinya kurang tenaga tapi semangatnya masih ada. Itu kita bisa terima. Yang penting mereka mau tinggal di sini. Kalau yang ribut minta pulang dan ada penyakit menular tidak kita terima,” jelas Cong Chun Hok.
Para oma opa yang sebagian besar duduk di kursi roda dengan wajah cerah menyambut kedatangan relawan Tzu Chi dan anak-anak kelas Jing Si. Anak anak juga terlihat sangat senang bertemu dengan oma opa. Oma opa, relawan dan anak-anak yang berulang tahun di bulan Maret dan April dirayakan bersama sama di sana. Menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dan meniup lilin kue ulang tahun, membuat oma opa tersenyum bahagia. Semua yang hadir juga ikut bahagia, suasana menjadi hangat dan penuh kasih sayang.
Dari kiri, relawan Tony Honkley, Yanny, Siu Lin, Rosna menyerahkan bantuan kepada pengurus panti, Ahok (paling kanan).
Oma Opa dan anak-anak kelas Jingsi kumpul bersama di ruang tamu.
Pada kesempatan ini anak-anak juga memperagakan isyarat tangan dengan lagu ceria dan juga memijat oma dan opa dengan semangat. Anak-anak begitu tulus menyayangi oma opa di panti tersebut. Relawan juga ikut menghibur Oma Opa dengan bernyanyi bersama dan mengajak Oma Opa menari. Hal ini membuat, Oma Elly, (68) dari Jakarta yang baru lima bulan menghuni panti ini merasa sangat senang.
“Hari ini senang sekali, anak-anak datang untuk berkunjung dan saya berharap anak-anak datang berkunjung kembali dan tidak melupakan panti jompo ini,” harap Oma Elly.
“Dengan berkunjung ke panti jompo akan menumbuhkan rasa kasih sayang anak-anak pada orang tua dan mereka akan tahu merawat orang tua,” kata Linda Sumarli, orang tua murid.
Opa sangat senang saat dipijat oleh anak-anak.
Kegiatan ini disambut baik oleh para relawan dan orang tua anak-anak kelas Jing Si. ”Kegiatan ini sangat menyenangkan dan mudah-mudahan anak-anak yang ikut kegiatan ini dapat merawat orang tua nya, karena orang tua di sini sangat kasihan,” kata Ratna, seorang relawan.
Jolene, anak kelas Jing Si yang baru pertama kali berkunjung ke panti jompo ini merasa sangat senang dan masih ingin berkunjung kembali .”Saya sangat senang sekali karena saya memijat Akong Ama dan saya juga memperagakan isyarat tangan kepada Akong Ama” katanya.
“Saya akan memijat punggung papa dan mama saya” Jolene menambahkan dan juga berharap akan mengajak teman-teman ke panti jompo ini.
Relawan,anak-anak dan Oma Opa merayakan ulang tahun bersama.
Demikian juga dengan Marco, anak kelas Jing Si yang baru pertama kali juga berkunjung merasa senang. ”Saya senang karena bisa membuat orang tua di sini merasa terhibur. Saya berharap orang tua di sini sangat terhibur dan panjang umur” tutur Marco dengan semangat. ”Saya bisa menghargai orang tua di rumah setelah melihat orang tua di sini dan saya merasa mereka sangat kasihan” lanjut Marco.
“Tujuan kami mengadakan kegiatan ini adalah menanamkan rasa cinta kasih universal Bodhisatwa cilik dan juga menambah rasa bakti dari Bodhisatwa cilik kepada orang tua yang ada di rumah” tutur Husni selaku koordinator kunjungan kali ini. Husni juga mengharapkan agar para Bodhisatwa cilik bisa menghargai orang tua yang ada di rumah dan mengingat kembali jasa-jasa orang tua mereka.
“Pesan moralnya mengajarkan kepada Bodhisatwa cilik bahwa betapa beruntungnya mereka masih memiliki orang tua yang lengkap. Saya berharap kepada Bodhisatwa cilik untuk lebih bisa menghormati dan menyayangi orang tua mereka.” ungkap Jesslyn dari Tzu Qing.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Kisah Maitri yang mengalami Ambiguous Genitalia
26 November 2020Maitri Dhamma Visakha Chandra (3), bocah asal desa Kedung Waringin, Kecamatan Kedung Waringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memiliki alat kelamin yang terlahir tidak sempurna. Awal lahir Maitri dinyatakan terlahir sebagai perempuan.
Kebahagiaan di Rumah Tawon Tangerang
31 Agustus 2016Rumah Keluarga Tawon di Tanah Tinggi Tangerang pagi itu ramai kedatangan 35 relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Barat. Kedatangan relawan pada Minggu, 21 Agustus 2016 tersebut masih dalam rangka merayakan hari kemerdekaan RI.