Menebar Sukacita Waisak di Kampus UNPRI

Jurnalis : Jeff Leo Chendra, Clarence Chenvona (Tzu Ching Medan), Fotografer : Clarence, Charlin, Jeff Leo (Tzu Ching Medan), Kenji, Melisa (Tzu Chi Medan)

Peserta Waisak dengan khidmat mengikuti doa bersama.

Memperingati Hari Waisak, muda-mudi Tzu Ching UNPRI (Universitas Prima Indonesia) menyelenggarakan doa bersama di Kampus Universitas Prima Indonesia (UNPRI), Minggu, 19 Mei 2024. Doa bersama ini dihadiri 71 relawan Tzu Chi, Tzu Ching Medan, Tzu Ching UNPRI, 8 Bhante dan 2 Samanera, Rektorat, Dekan, Jajaran program studi Universitas Prima Indonesia serta sekitar 400 mahasiswa-mahasiswi Universitas Prima Indonesia. Hari Waisak adalah hari suci bagi umat Buddha untuk mengenang 3 peristiwa penting Buddha Gautama, yaitu hari kelahiran, pencerahan, dan Parinibbana (wafat). Hari tersebut dikenal sebagai hari Tri Suci Waisak.

Prosesi Waisak dilakukan dengan mengajak peserta yang kebanyakan adalah mahasiswa UNPRI ini untuk membungkuk, bersujud pada kaki Buddha dan mengambil kuncup bunga. Prosesi tersebut memiliki makna tersendiri,  membungkuk bermakna penghormatan terhadap Buddha, bersujud pada kaki Buddha bermakna membersihkan noda batin diri sendiri, dan mengambil kuncup bunga bermakna menerima semerbak harumnya Dharma.

Para peserta doa bersama tengah emanjatkan 3 Ikrar.

Acara diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh 8 Bhante dan 2 Samanera. Dilanjutkan dengan ceramah Dharma oleh Bhante Hitesaka Thera yang mengupas tentang riwayat hidup seorang manusia dan telah menempuh 10 Vassa (musim hujan).

“Semoga semua umat Buddha bisa mencontoh Petapa Sumedha yang selalu berusaha dalam menyelamatkan orang sekitar dan tidak hanya mementingkan ego sendiri” ujar Bhante Hitesaka Thera. 

Ceramah yang disampaikan Bhante Hitesaka Thera dengan lugas dan mudah dipahami ini memungkinkan para peserta dapat dengan mudah mengikuti dan mengambil hikmat. Seperti yang dirasakan Joshlyn Cennatha, salah satu relawan Tzu Ching.

“Waisak yang merupakan tiga hari besar Sang Buddha, sangat penting karena tanpa ada hari tersebut tidak adanya ajaran Sang Buddha,” ungkapnya.

Kebahagiaan muda-mudi Tzu Ching UNPRI, relawan Tzu Chi, Rektorat, Dekan, dan dosen UNPRI berfoto bersama Bhante.

Melalui doa bersama ini besar harapan para relawan agar Tzu Ching UNPRI dapat terus menginspirasi dan mengajak lebih banyak orang untuk bergabung dalam misi mulia membantu sesama.

Master Cheng Yen berharap setiap orang dapat mempraktikan sikap hidup bermoral dan bermakna. “Ajaran Buddha-Dharma bermanfaat bagi semua orang, terlepas dari kapasitas mereka. Orang yang cerdas melihatnya sebagai ajaran yang luas dan mendalam, orang biasa menemukan banyak manfaat, dan orang lainnya menganggapnya sebagai pegangan hidup.”

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Doa Bersama dalam Perayaan Hari Tri Suci Waisak

Doa Bersama dalam Perayaan Hari Tri Suci Waisak

31 Mei 2024

Tzu Chi Padang menggelar peringatan Tiga Hari Besar Tzu Chi yakni Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu 26 Mei 2024.

Menebar Sukacita Waisak di Kampus UNPRI

Menebar Sukacita Waisak di Kampus UNPRI

03 Juni 2024

Memperingati Hari Waisak, muda-mudi Tzu Ching UNPRI (Universitas Prima Indonesia) menyelenggarakan doa bersama di Kampus Universitas Prima Indonesia (UNPRI) pada Minggu, 19 Mei 2024.

Perayaan Tiga Hari Besar di Sekolah Husni Thamrin Medan

Perayaan Tiga Hari Besar di Sekolah Husni Thamrin Medan

30 Mei 2024

Tzu Chi Medan (Hu Ai Perintis) mengadakan prosesi perayaan tiga hari besar Tzu Chi, yaitu Perayaan Waisak, Hari Ibu Sedunia, dan Hari Tzu Chi Internasional di sekolah Husni Thamrin Medan. 

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -