Menebarkan Cinta Kasih
Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru)
|
| ||
Tepat pukul 8 pagi, calon pasien telah berdatangan. Warga di sini merupakan masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Mereka sangat bersemangat sekali menyambut kehadiran relawan Tzu Chi yang akan memberikan pengobatan juga perhatian dan cinta kasih Bodhisatwa dunia tentunya. Dokter Mahadi, salah seorang tim dokter yang turut bersumbangsih dalam kegiatan ini, menangani seorang pasien anak-anak yang mengalami masalah nafsu makan. “Anak saya ini, susah sekali mau makan dokter, apapun tidak mau makan. Badannya jadi kurus sekali dan kurang gizinya,“ keluh ibunda dari anak laki-laki yang berusia 4 tahun ini. Dokter Mahadi yang dikenal sangat bersahabat dalam menangani setiap pasiennya memberikan nasihat yang bijaksana. “Anak kecil itu seperti selembar kertas putih, putih belum ada goresan apa-apa. Kita ingin menuangkan warna apa di atas kertas itu? Kitalah sebagai orang tuanya yang menentukan. Jika kita ingin memberikan warna biru, maka kita akan mencari warna yang biru. Begitu juga dengan anak-anak. Gizi dan pola makan anak-anak merupakan tanggung jawab orangtuanya. Jika ibu ingin anak ibu sehat dan memiliki nafsu makan yang bagus, maka ibu harus memikirkan cara yang bijaksana untuk mewujudkannya. Jadi hal ini tidak terletak pada kesalahan si anak,” jelas dr. Mahadi. Bukan hanya pola makan, sifat, sikap dan perilaku sang anak dalam kehidupannya sehari-hari juga merupakan peranan orangtua untuk membimbing mereka. Keluhan anak-anak lainnya juga ada seperti penyakit kulit, dan sakit ringan pada umumnya. Ada juga anak yang mengalami sakit kepala yang tidak biasa karena stres memikirkan ujian mereka. Jia you adik kecil, You can do it.
Keterangan :
Adik kecil lainnya bernama Denni Boy. Ia mengalami sedikit masalah dalam berbicara. Sang orang tua tidak menyadari sejak kapan sakit ini berawal. Jika Denni bicara, sulit untuk mengerti apa yang diucapkannya. Ibunya begitu cemas karena jika Denni terus begini maka ia tidak akan bisa bersekolah, sementara Denni kini telah berusia 6,5 tahun. Kekhawatiran sang ibu diketahui oleh relawan yang bernama Ationg Shixiong. Jalinan kasih hari ini terasa begitu istimewa karena banyaknya tim medis yang turut bersumbangsih dalam memberikan pelayanan kesehatan seperti tim medis dari Rumah Sakit Eka Hospital, Awal Bros, dan Safira. Beberapa pasien dewasa ada yang mengalami penyakit stroke, ada yang sudah mengalami penyakit ini sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dan ada juga yang hanya karena slek kecil, menjadikan sebelah tubuhnya tidak dapat lagi digerakkan. Penyakit lainnya seperti gula darah. Seorang ibu yang biasa disapa Mbak Ni menderita penyakit tersebut. Mbak Ni sehari sebelum kegiatan baksos ini digigit oleh binatang lipan, sehingga menjadikan lukanya tersebut melebar dan cukup dalam. Dokter Esterina yang kebetulan menangani beliau memberikan saran-saran untuk sang ibu sekaligus mengobati lukanya dan berpesan luka itu harus kering, sehingga tidak menyebabkan infeksi yang lebih parah lagi.
Keterangan :
Master Cheng Yen sangat menghawatirkan jika relawan hanya mau bekerja saja namun tidak menumbuhkan jiwa kebijaksanaan di dalam dirinya. Melalui kegiatan ini, seluruh relawan, tim dokter ataupun perawat dapat belajar banyak hal. Belajar bersyukur ketika melihat saudara lainnya yang menderita sakit. Kita yang bertubuh sehat ini tentu harus memanfaatkan tubuh kita dengan cara yang baik pula. Menggunakan tubuh yang sehat menyebarkan cinta kasih lebih luas, berbuat dengan tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan kembali. Indra Shixiong dari tim medis Awal Bros berharap bahwa dengan adanya kegiatan sosial ini dapat mengubah paradigma masyarakat tentang profesi tim medis. “Tidak semua tim medis itu bekerja hanya demi uang semata. Kita juga selalu berbuat dari lubuk hati yang paling dalam,” ucapnya. Dalam melakukan kegiatan Tzu Chi, kita semua memiliki satu niat yang sama, yaitu niat untuk berbuat kebajikan dan membantu Master Cheng Yen menebarkan cinta kasih ke seluruh dunia, tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama, dan adat istiadat. Semakin banyak orang yang berbuat baik, maka masyarakat di dunia dapat hidup lebih damai, tenteram sehingga dunia pun dapat terbebas dari bencana. Kekuatan manusia memang terbatas, namun jika kita dapat menyatukan semua daya upaya yang ada, maka bumi ini pasti dapat merasakan cinta kasih kita. | |||
Artikel Terkait

Waisak 2558: Keindahan di Balik Formasi
12 Mei 2014 Berkas cahaya sore dari ufuk barat seolah menambah keindahan Aula Jing Si menjadi lebih cemerlang. Aula Jing Si yang dibangun oleh ribuan titik cinta kasih itu menjadi pusat keramaian bagi para relawan dan pengunjung yang ingin memperingati Waisak 2014 dan memahami Budaya Humanis Tzu Chi.
Tzu Chi Diharapkan di Manado
03 Maret 2014 Dalam kegitan yang bersifat ramah tamah itu itu peserta kembali diberikan pengenalan tentang asal usul Tzu Chi dan sharing dari seorang karyawan Swiss Bell Hotel yang selama sebulan ini mulai mengenal Tzu Chi.
Kado Istimewa untuk Tzu Chi Indonesia yang Menginjak Usia 30 Tahun
27 Juni 2023Tzu Chi Indonesia sangat bersyukur atas kehadiran Stephen Huang, penasihat Tzu Chi Internasional ke Indonesia. Ia hadir dalam peresmian Tzu Chi Hospital, dan penyelenggara TIMA Global Forum 2023.