Menenteramkan Hati Keluarga Korban Pesawat Air Asia
Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Dok. Tzu Chi SurabayaRelawan Tzu Chi Surabaya memberikan pendampingan kepada keluarga korban penumpang pesawat Air Asia di Bandara Juanda, Surabaya.
Kabar duka dari dunia penerbangan kembali menyentak Indonesia. Pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8501 yang berangkat dari Surabaya dengan tujuan Singapura telah hilang kontak dengan menara pengawas Juanda setelah kurang lebih 1 jam terbang. Pesawat ini membawa 149 penumpang dan 6 orang awak pesawat. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murdjatmojo, pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 06.17 WIB. Pesawat lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, sekitar pukul 05.30 WIB, dan dijadwalkan tiba di Singapura 08.30 waktu setempat. Dari kontak terakhir dengan menara pengawas diperkirakan posisi terakhir ada di Tanjung Pandan Kalimantan.
Dalam kurun waktu 1 jam setelah pernyataan resmi dari Air Asia bahwa salah satu pesawatnya hilang kontak, keluarga korban penumpang pesawat Air Asia (QZ 8501) mulai berdatangan ke posko Air Asia di Terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya. Dalam keadaan shock dan penuh rasa khawatir mereka menanti informasi mengenai keberadaan keluarga yang berada di dalam pesawat. Hampir semua tampak menitikkan air mata dan tak jarang menangis tersedu-sedu. Dengan penuh kesabaran petugas melayani para keluarga korban yang sedang khawatir tersebut.
Ketua Tzu Chi Surabaya Vivian Shijie berusaha menghibur temannya, yang merupakan salah satu keluarga dari penumpang Air Asia.
Junita Shijie sedang menenangkan keluarga penumpang yang gelisah.
Relawan Tzu Chi Surabaya pun turut merasakan kesedihan mereka dengan membuka Posko Kunjungan Kasih langsung di Terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya. Sebanyak 11 relawan Tzu Chi Surabaya langsung turun ke lokasi dan dikordiniir oleh Ketua Tzu Chi Surabaya Vivian Fan (范曉慧). “Hari ini kami merasakan kesedihan yang mendalam atas terjadinya peristiwa ini,” kata Vivian Fan. Relawan Tzu Chi langsung berbaur untuk menenangkan dan mendampingi keluarga yang sedang bersedih tersebut. “Situasinya benar-benar sangat mengharukan, karena kebanyakan korban adalah satu keluarga, bahkan ada yang kehilangan 8 anggota keluarganya. Hari ini kami berbicara dengan mereka serta merasakan kesedihannya, serta memberikan rasa tenang sebisa yang kami mampu. Kami juga membagikan minuman dan roti kepada mereka selama masa penantian ini,” kata Tan Junita, salah satu relawan Tzu Chi yang bergabung.
Menurut kabar terakhir pencarian secara ekstensif dengan melibatkan kapal-kapal perang TNI AL dan pesawat pencari difokuskan di daerah Kalimantan dan Belitung. Dari konferensi pers resmi, dinyatakan ada 137 penumpang dewasa 17, anak-anak dan 1 bayi serta 7 orang awak pesawat, dimana 149 orang adalah Warga Negara Indonesia dan sisanya dari berbagai negara. Pencarian masih terus dilakukan dan semoga kabar baik bisa segera didapatkan.