Menenteramkan Raga, Menenteramkan Jiwa, Memulihkan Kehidupan
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
|
| ||
Dalam sambutannya Brigjen M. Irawan mengatakan bahwa apresiasi yang mendalam sangat patut diberikan bagi Yayasan Buddha Tzu Chi karena telah membantu warga yang tertimpa bencana gempa dengan membangunkan sebuah rumah layak huni. Selain itu, ia juga menegaskan cepat tanggap dan perhatian dari relawan sangat menyentuh hati karena tidak pernah membedakan sekat dari perbedaan suku, agama, budaya, dan lain sebagainya. “Kami terharu karena dalam hitungan bulan, rumah-rumah ini telah berdiri. Kami memberikan penghormatan pada Buddha Tzu Chi karena telah mampu meringankan beban saudara-saudara kami,” ujar M. Irawan. Wakil Bupati Lombok Utara juga mengutarakan hal yang serupa, mengungkapkan rasa syukur yang begitu dalam mewakili para warganya. “Kami atas nama kepala daerah Lombok Utara menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya. Pada para warga, mari kita bersama-sama bersyukur dan memanfaatkan bantuan ini dengan baik, gunakanlah rumah ini dengan semestinya, bercengkerama dengan keluarga. Dari rumah inilah kita hadirkan ide-ide, yang penting adalah rumah ini adalah tempat kita melakukan pendekatan kita pada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu kepada warga, mari kita menerima rumah ini dengan ucapan terima kasih.” Bukan Sekedar Ucapan Semata Ketidakpercayaan warga bukannya tanpa sebab, melainkan karena sebab yang paling mendasar. Banyak yang sudah melakukan survei bahkan sudah menjanjikan pembangunan rumah, namun ternyata masih belum direalisasikan. Dari sanalah, warga awalnya enggan berharap terlalu tinggi untuk mendapatkan mimpi mereka, membangun rumah mereka kembali. Namun sikap enggan dari para warga tidak berlangsung lama karena kesungguhan relawan dalam memberikan bantuan dan perhatian sangat terlihat oleh mereka.
Keterangan :
Bantuan Tepat Waktu dan Tepat Guna Dulu rumah Hermanto tergolong rumah layak huni, namun karena gempa 2 bulan lalu, dia dan istri serta anaknya harus mengungsi di tenda barang sementara dengan kondisi panas di kala siang dan dingin di kala malam. Bagi Hermanto, panas dan dingin bukanlah masalah besar, namun bagi istri dan anak laki-lakinya yang baru berusia 4 tahun, ketidakstabilan cuaca itu membuat kondisi badan mereka menurun. Melihat kondisi istri dan anaknya yang tidak membaik selama berada di tenda pengungsian, maka Hermanto berinisiatif untuk mengumpulakan uang dan membangun gubuk kecil di samping reruntuhan rumah lamanya. Gubuk itu berukuran 5x2 meter persegi yang dibangun dengan bilik bambu seharga Rp. 20.000,- per gulung dan beratap daun lontar seharga sekitar Rp. 1.500,- per lembarnya. Dengan bangunan yang sangat sederhana tersebut Hermanto dan istrinya merasa sangat beruntung. Rasa syukur seakan menyelimuti dirinya saat Yayasan Buddha Tzu Chi memberikan bantuan bagi pembangunan rumah mereka. Dari bantuan yang datang ini, Hermanto didaulat untuk menjadi asisten Kepala Dusun (Kadus) untuk mengoordinir para warga. Walaupun tidak mempunyai kemampuan khusus, namun Hermanto secara detil menyusun data dan mengoordinir warga.
Keterangan :
Bagi warga daerah Montong, KLU, membangun rumah bukanlah masalah gampang walaupun tanah mereka bisa dikatakan mencukupi. Masalah yang menghambat adalah ekonomi mereka yang masih minim. Seperti Hermanto yang sehari-hari merupakan seorang buruh tani, begitu pula istrinya. Mereka hanya akan mendapatkan penghasilan apabila masa panen tiba, di luar itu mereka biasa meminjam uang pada orang yang mempunyai ekonomi lebih tinggi dengan bunga pengembalian yang juga tinggi. Tidak jauh berbeda dengan Hermanto yang tinggal di Dusun Montong, warga Dusun Lenek, Kalipucak juga amat bersyukur karena bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi. Awalnya Dusun Lenek tidak tercatat dalam data bantuan Tzu Chi, namun atas informasi dari warga setempat relawan kemudian melakukan survei kembali dan menemukan 6 rumah yang layak dibantu. Bagai Keluarga Sendiri Melihat perhatian dari warga, relawan juga merasakan perasaan yang bahagia dan bersyukur karena bertambah lagi saudara dan keluarga mereka sehingga tali cinta kasih terus tersebar di seluruh Indonesia. “Mereka sangat berterima kasih waktu kita datang membawa angin segar untuk mereka. Selama ini saya memilih untuk tinggal bersama mereka hingga kami menjadi akrab dan bagai keluarga sendiri,” kata Chandra Chaidir. | |||
Artikel Terkait
Pelatihan Relawan Abu Putih Pertama di Banda Aceh
07 Mei 2024Relawan Tzu Chi Perwakilan Banda Aceh mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih pertama. Pelatihan dengan tema “Serambi Mekah Penuh Berkah” ini dilakukan dengan tujuan agar relawan lebih mengenal Tzu Chi serta visi dan misinya.
Donor Darah di Tzu Chi Palembang, Melayani dengan Cinta Kasih
12 Januari 2024Warga Kota Palembang sangat antusias dengan donor darah yang digelar Tzu Chi Palembang. Pada donor darah yang digelar Minggu 7 Januari 2024, ada 176 calon donor datang mendaftarkan diri.