Menerapkan Budaya Humanis dalam Memasak

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Cindy Kusuma
 
 

foto Selama hampir tiga bulan, Xie Guoxiang Shixiong membimbing para relawan konsumsi di Jakarta tentang masakan vegetarian dan budaya humanis dalam persiapan dan penyajiannya.

Bervegetarian dan mengonsumsi makanan 80% kenyang dan sisanya untuk berbuat kebajikan sudah menjadi budaya bagi para insan Tzu Chi. Ternyata untuk urusan konsumsi, tidak hanya vegetarian dan 80% kenyang saja, tapi cara memasak, penyajian, cara duduk saat makan, cara memegang mangkuk, dan sebagainya semuanya hendaknya menunjukkan keindahan budaya humanis.

 

 

Xie Guoxiang Shixiong adalah relawan konsumsi di Taiwan yang sudah selama hampir tiga bulan belakangan ini memberikan pelatihan kepada para relawan konsumsi Jakarta mengenai budaya makan Tzu Chi. Tidak hanya mengajarkan masakan vegetarian yang lezat dan menyehatkan, tetapi juga pentingnya budaya humanis dalam mempersiapkan dan menyajikan makanan. Pada pertemuan yang diadakan dua kali seminggu, sebelum mulai belajar mengenai masakan vegetarian, setiap peserta terlebih dulu memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen dan menonton ceramah dalam acara Lentera Kehidupan.

“Pada awalnya, staf dan relawan masih kurang (budaya humanisnya), mulai dari persiapan masakan sampai cara duduk. Tetapi, sekarang sudah banyak kemajuan,” ujar Xie Shixiong memuji para relawan.

foto  foto

Keterangan :

  • Dapur Aula Jing Si adalah sebuah ladang pelatihan diri bagi para relawan konsumsi dalam mempersiapkan makanan vegetarian yang lezat, menyehatkan, dan berbudaya humanis (kiri).
  • Meski bertugas di dapur, setiap relawan konsumsi diimbau untuk selalu memerhatikan kerapian berpakaian. Selain seragam, relawan diimbau untuk mengenakan celemek, penutup kepala, masker, dan sarung tangan (kanan).

Kembali ke Kampung Halaman
Ada pertemuan, ada juga perpisahan, Xie Shixiong harus kembali ke Taiwan, dan sebagai bentuk perpisahan, seluruh relawan konsumsi yang lebih kurang berjumlah 40 orang turun ke dapur untuk mempraktikkan apa yang sudah diajarkan Xie Shixiong selama ini. Pada hari Kamis, 23 Mei 2012, sejak jam 8 pagi, para relawan konsumsi dari setiap he qi mempersiapkan makan siang bagi para staf Yayasan dan Tzu Chi School.

“Meski Xie Shixiong akan meninggalkan kita di sini, namun ini bukan akhir. Ilmu yang diajarkan Shixiong harus sering dipraktikkan agar tidak sia-sia,” kata Lu Lien Chu Shijie, salah seorang relawan konsumsi yang juga Ketua Tzu Chi Tangerang.

Dalam praktiknya di dapur, para relawan mengerjakan tugasnya masing-masing. Ada yang mengupas kulit, memotong wortel, mengulek sambal, dan sebagainya. Apapun tugasnya, setiap relawan diingatkan untuk selalu memperhatikan kebersihan, serta kerapian berpakaian masing-masing. Setiap relawan konsumsi diingatkan untuk mengenakan celemek, masker, penutup rambut, dan sarung tangan. Dalam pembuangan sisa sampah dapur pun menerapkan pembuangan sampah sesuai dengan jenisnya. Ini adalah contoh konkrit budaya humanis dalam memasak.

foto  foto

Keterangan :

  • Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei, mengucapkan rasa syukurnya kepada Xie Shixiong (kiri) yang telah membimbing para relawan konsumsi selama ini (kiri).
  • Relawan dan staf membentuk antrian rapi dalam mengambil makanan dan setiap orang menggunakan alat makan ramah lingkungan (kanan).

Tidak hanya mempersembahkan makanan vegetarian yang lezat, ketika para staf yayasan sudah berkumpul di ruang makan, para relawan mempersembahkan sebuah peragaan isyarat tangan yang diiringi dengan nyanyian yang gembira. Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, di hadapan para staf dan relawan menyampaikan Gan En kepada Xie Shixiong yang telah membimbing para relawan selama ini, “Tidak hanya akan merindukan masakannya, tapi juga akan merindukan orangnya,” ujar Liu Su Mei yang disambut dengan anggukan setuju dari para relawan.

Dalam ekspresi wajah Xie Shixiong, terpancar kesan haru. Berat rasanya untuk meninggalkan keluarga Tzu Chi Indonesia, sampai-sampai ketika diminta berbicara di depan khalayak, hanya dua kata “Gan En” yang meluncur dari bibirnya sambil membungkukkan badan.

Gan En kepada Xie Shixiong yang telah memperkaya wawasan relawan konsumsi di Jakarta. Semoga semangat bervegetarian, 80% kenyang dan sisanya 20% untuk berbuat kebajikan serta budaya humanis semakin mantap di hati setiap insan Tzu Chi Indonesia.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Jalinan Jodoh di Kamboja

Suara Kasih: Jalinan Jodoh di Kamboja

09 Agustus 2011
Pada kehidupan di dunia ini, kita harus senantiasa memanfaatkan waktu. Saat jalinan jodoh matang, kita harus segera memanfaatkan waktu. Di Taiwan, kita dapat melihat melalui praktik pertobatan, banyak orang yang tersadarkan dari pandangan keliru.
Jamban Sehat Tzu Chi, untuk Sanitasi yang Lebih Baik

Jamban Sehat Tzu Chi, untuk Sanitasi yang Lebih Baik

01 Maret 2022

Pembangunan jamban sehat di Banyumas dilakukan sebanyak 226 jamban di 24 desa. Program Jamban Sehat di Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari Program Pembangunan 3.500 Jamban Sehat di Jawa Tengah.

Harmoni Tzu Chi Indonesia

Harmoni Tzu Chi Indonesia

20 Oktober 2015 Selama tiga hari, rombongan pengusaha dan relawan asal Singapura bersama relawan Tzu Chi Indonesia mengunjungi beberapa tempat: Tzu Chi Center, Kelurahan Pademangan Barat, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan Pondok Pesantren Nurul Iman.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -