Menerapkan Program Pelestarian Lingkungan di Sekolah
Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)Sekolah Batari
mengundang relawan Tzu Chi Medan dalam acara open house Sekolah Batari yang diteruskan dengan peresmian titik
pengumpulan daur ulang.
Untuk memahami pelestarian lingkungan, terlebih dahulu kita harus tahu apa itu lingkungan? Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, sinar matahari, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia. Kita ketahui, lingkungan hidup manusia dewasa ini sudah banyak tercemar, untuk itu perlu adanya pelestarian lingkungan.
“Menyadari dampak dari lingkungan yang tercemar yang mengakibatkan bencana di muka bumi ini, maka pihak sekolah Batari ingin mengedukasi murid-murid bagaimana melestarikan lingkungan, bagaimana mengurangi sampah di muka bumi ini dan bagaimana menjaga bumi tetap bersih dan sehat sehingga nantinya kita akan mewariskan ke anak cucu kita. Untuk itu Sekolah Batari akan menerapkan program pelestarian lingkungan di sekolah,” tutur Linawaty Hamdani selaku Kepala Sekolah Batari.
Indrawani, relawan Tzu Chi Medan memberikan sosialisasi mengenai pelestarian lingkungan ditemani Ibu Linawaty, sekolah kepala sekolah.
Untuk menerapkan program pelestarian lingkungan ini, Sekolah Batari berkunjung ke Depo Pelestarian Mandala yang ada di Jalan Pukat VII Gang Indah Nomor 17, dengan membawa 56 murid beserta beberapa guru. Mereka melihat bagaimana insan Tzu Chi menjalankan pelestarian lingkungan dengan memilah kembali barang yang tidak dipakai dan masih bisa didaur ulang. Anak-anak juga dijelaskan mengenai pelestarian lingkungan secara lebih mendetail oleh Tony Honkley 5 pada Desember 2018 yang lalu.
Sebulan kemudian, 4 Januari 2019, Sekolah Batari kembali berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan Mandala. Namun kali ini yang datang berkunjung adalah para guru dan staf Sekolah Batari. Sebanyak 143 guru dan staf berkunjung ke Depo Pelestarian Mandala, untuk mempelajari apa itu pelestarian lingkungan, bagaimana melestarikan lingkungan dan bagaimana mencegah penggunaan barang-barang yang tidak bisa didaur ulang dan yang akan merusak bumi.
Ibu Linawaty juga ikut menyumbang, diterima Siu Huang selaku Koordinator Peresmian Titik Daur Ulang.
Setelah dua kali berkunjung ke Depo pelestarian lingkungan Mandala, akhirnya sekolah memutuskan untuk menerapkan program pelestarian lingkungan ini di lingkungan sekolah. Yaitu dengan menyediakan titik kumpul daur ulang (Green Point) di Sekolah Batari. Untuk itu Sabtu, 16 Februari 2019 sebanyak 11 relawan Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Medan Timur diundang ke Sekolah Batari untuk meresmikan titik pengumpulan barang daur ulang di Sekolah Batari. Di dalam acara open house ini, selain ada berbagai perlombaan, performance dan bazar, juga diisi dengan acara sosialisasi mengenai pelestarian lingkungan dari relawan Tzu Chi Medan yang dibawakan Indrawani.
Kekompakan guru
Sekolah Batari dengan para relawan Tzu Chi.
Dalam kesempatan ini, Indrawani selain menjelaskan tentang pelestarian lingkungan, juga mengajak para orang tua murid yang hadir untuk ikut berpartisipasi mendukung program pelestarian lingkungan. Orang tua murid bisa menyumbangkan barang yang tidak dipakai lagi ke titik pengumpulan daur ulang di Sekolah Batari. Ini juga memudahkan para orang tua karena tidak perlu jauh-jauh mengantar ke Depo pelestarian lingkungan Tzu Chi.
”Murid-murid atau orang tua bisa menyumbangkan barang yang tidak dipakai lagi ke titik pengumpulan barang daur ulang yang sudah disediakan sehingga nantinya barang yang terkumpul akan kita sumbangkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi,” Linawaty Hamdani menjelaskan.
Sekolah Batari yang begitu antusias menerapkan program pelestarian lingkungan di sekolah.
“Dengan mendengar lebih banyak tentang misi dan visi Tzu Chi, ke depannya pihak Sekolah Batari akan mendukung program SMAT (Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi). Kita akan mengedukasi murid-murid tentang bagaimana menyebarkan benih-benih cinta kasih untuk menolong saudara-saudara kita yang kurang mampu atau di daerah bencana dengan program celengan bambu dengan motto dana kecil amal besar “ Linawaty Hamdani menambahkan.
Siu Huang selaku koordinator kegiatan ini berharap jalinan jodoh Tzu Chi dengan Sekolah Batari tetap berjalan sesuai dengan misi dan visi Tzu Chi. “Kami para relawan akan selalu mendukung pihak Sekolah Batari di dalam menjalankan program pelestarian lingkungan. Dan dengan diresmikannya titik pengumpulan barang daur ulang di Sekolah Batari ini, merupakan titik pengumpulan barang daur ulang yang ke 8 di Tzu Chi Medan,” Tutur Siu Huang.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Pelestarian Lingkungan di Sekitar Kampus BINUS
12 Juni 2013 Ada yang berkata, “Bagaimana mungkin sampah menjadi emas? Lebih tidak mungkin lagi emas menjadi cinta kasih!” Ketika melakukan pemilahan sampah, pasti akan menemukan sampah yang dapat didaur ulang.Pentingnya Melestarikan Lingkungan
25 Juni 2024Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Pangeran Jayakarta pagi itu kedatangan 25 mahasiswa yang tergabung dalam Teach for Indonesia, yakni kelompok kerelawanan mahasiswa Universitas Bina Nusantara. Semangat kerelawanan mereka selaras dengan beberapa misi Tzu Chi.