Mengabadikan Keindahan Melalui Lensa Kamera
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari, Siladhamo Mulyono
|
| ||
Dari harapan Master Cheng Yen tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi melalui Tim 3 in 1 mengadakan kegiatan bertajuk lomba foto yang bertujuan untuk mengeksplorasi bagian-bagian dari Aula Jing Si sebagai tempat Pembabaran Dharma Tanpa Suara. Selain itu, Hadi Pranoto yang merupakan ketua panitia penyelenggaraan lomba ini juga menuturkan bahwa tujuan lain adalah untuk memberikan pengertian lebih dalam kepada para peserta, baik relawan maupun peserta umum mengenai Aula Jing Si. “Dalam kegiatan ini kita tidak hanya sekadar melakukan perlombaan foto, tapi kita ingin membawa mereka lebih mengerti tentang Aula Jing Si khususnya untuk para relawan, sedangkan untuk para peserta umum ini merupakan suatu jalan yang kita buka bagi mereka untuk menjalin jodoh sebagai relawan,” ujar Hadi Shixiong. Kegiatan lomba yang dilaksanakan pada 1 September ini diikuti oleh 135 peserta yang merupakan gabungan dari relawan dan juga peserta umum. Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dalam sambutannya menyambut baik para peserta yang ikut serta dalam kegiatan ini. Liu Su Mei juga memberikan pesan bahwa pengambilan foto juga harus berdasarkan pada budaya humanis Tzu Chi yang tidak melupakan unsur Zhen (Kebenaran), Shan (Kebajikan), dan Mei (Keindahan). “Gedung Aula Jing Si terlihat seperti gedung yang megah sekali, namun dibalik itu gedung ini merupakan suatu benda mati namun dia bisa menjelaskan sesuatu yang ada, yang terkandung di dalam gedung ini. Di sini juga merupakan tonggak atau gagasan di mana semangat Tzu Chi itu berada.”
Keterangan :
“Saya berharap pada acara hari ini shixiong-shijie sekalian bisa menangkap apa yang ada di dalam setiap bangunan yang ada di setiap ruangan di gedung ini karena di setiap bangunan ini mereka memaparkan sesuatu dengan tanpa suara. Dengan kata lain, di dalam gedung inilah mengandung semangat-semangat Tzu Chi yang harus Shixiong-Shijie sekalian bisa menangkapnya,” tambahnya. Foto Berbudaya Humanis
Keterangan :
Salah satu peserta, William Gunawan, yang duduk di barisan paling depan dalam sosialisasi awalnya menganggap bahwa menghasilkan foto yang berbudaya humanis itu mudah. Namun pada saat praktik, dia merasa sangat sulit untuk ‘menjepret’ momen yang ‘humanis’ tersebut. “Mungkin bagi relawan ini merupakan hal biasa, namun untuk peserta umum, ini merupakan hal baru dan akhirnya mengetahui kalau ada ya organisasi seperti ini. Walaupun gedung ini besar, tapi saya merasakan bahwa gedung ini humble, dan seperti ingin mendekatkan diri,” ungkap William yang datang bersama istri, teman dan keluarganya. Hal senada juga dirasakan oleh Tonny Wijaya, peserta umum yang telah tiga kali mengikuti perlombaan foto di event lain. Dalam lomba yang diselenggarakan Tzu Chi, dia merasakan banyak hal yang berbeda yang membuatnya penasaran untuk mengenal Tzu Chi secara lebih dalam, “Kegiatan ini bagus, karena selain lomba foto, saya juga menjadi lebih tahu Tzu Chi dan latar belakang segala macam. Jadi bukan hanya fokus pada lomba, tapi juga mengenalkan apa itu Tzu Chi. Sebenarnya saya sudah ingin jadi relawan yang membantu foto-foto.” Tonny juga menambahkan bahwa gedung yang terlihat megah ini dipenuhi dengan keramahan dan kekeluargaan yang membuatnya kagum.
Keterangan :
Menambah Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi “Mudah-mudahan dengan adanya acara ini, barisan 3 in 1 di Tzu Chi ini semakin panjang, sehingga kita tidak perlu takut untuk kekurangan 3 in 1 untuk mendokumentasikan semua kegiatan. Karena Master Cheng Yen bilang kalau semua kegiatan akan disimpan dan menjadi sejarah Tzu Chi sehingga kita semua bisa saling bekerja sama,” kata Yoppie Budianto Shixiong, relawan Tzu Chi yang menjadi peserta lomba. Seperti yang Master Cheng Yen katakan, setiap relawan Tzu Chi merupakan relawan 3 in 1. Jadi dalam kegiatan apapun, misalnya dalam surveI kasus mestinya mereka sendiri yang bisa merasakan, yang bisa menulis cerita, karena mereka yang lebih memahami dan merasakan dari apa yang mereka lakukan. Menyambut dengan hangat apabila ada relawan yang bergabung dengan barisan 3 in 1. | |||
Artikel Terkait
Pariaman, Sum-Bar: “Demi Saudara Kitaâ€
12 Oktober 2009Saya Bisa Berkata Baik
24 November 2015Pada 15 November 2015, Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban kembali diadakan di Kantor Tzu Chi Pekanbaru. Sebanyak 20 xiao pu sa mengikuti kelas bertemakan “Saya Bisa Berkata Baik” ini.