Mengajak Dokter dan Tenaga Medis

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Anand Yahya
 

foto
Peserta pelatihan calon anggota TIMA turut memeragakan bahasa isyarat tangan bersama relawan.

Tidak semua orang pintar itu bijak dan tidak semua praktisi medis bisa bersikap tulus pada pasiennya. Karena itu Master Cheng Yen mendirikan Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA) dengan harapan bisa menghasilkan dokter dan tenaga medis yang berjiwa humanis. Seiring berkembangnya Tzu Chi ke berbagai negara di dunia salah satunya Indonesia, TIMA di Indonesia terbentuk pada November 2002.

Dan sejak saat itu TIMA berfungsi mendukung kegiatan Tzu Chi Indonesia di bidang kesehatan. Dengan banyaknya kegiatan rutin Tzu Chi Indonesia, TIMA pun dituntut untuk semakin memiliki dokter-dokter yang humanis. Maka pada Minggu 16 Maret 2014, di gedung Tzu Chi Pantai Indah Kapuk TIMA Indonesia melakukan pelatihan bagi para dokter dan tenaga medis yang akan bergabung sebagai anggota TIMA. Diikuti oleh 31 peserta yang terdiri dari dokter dan tenaga medis, kegiatan itu  merupakan kegiatan rutin tahunan TIMA Indonesia dan pada pelatihan hari itu merupakan pelatihan TIMA pertama di tahun 2014. Melalui pelatihan ini diharapkan TIMA bisa menjaring dokter dan tenaga medis untuk bisa bersama-sama menjalani misi kesehatan Tzu Chi. Selama pelatihan para calon anggota TIMA diperkenalkan tentang budaya humanis Tzu Chi, sejarah Tzu Chi, dan filosofi Tzu Chi. Dr Hengky Ardono, selaku Ketua divisi Training dan Pembinaan Anggota TIMA menjelaskan bahwa Tzu Chi merupakan organisasi yang berlandaskan cinta kasih yang lintas suku, agam, maupun ras. Meski Master Cheng Yen seorang biksuni, ia tetap sangat terbuka pada semua agama. “Bahkan kepala rumah sakit di Taiwan dipimpin oleh seorang dokter beragama Nasrani. Saya pun seorang Nasrani,” kata dr. Hengky.

Selanjutnya dr. Hengky menerangkan bahwa Tzu Chi mengajarkan orang untuk peduli kepada sesama dan melakukan kebajikan. Menurutnya TIMA  merupakan ladang berkah yang besar. Sebab di tempat ini para dokter dan tenaga medis berlatih untuk membina diri sendiri, berlatih untuk menjadi toleran, dan bersikap humanis.  “Dari serangkaian itu maka kita bisa belajar bersyukur, ada perubahan pandangan hidup, ada perubahan sifat, ada perubahan perilaku, dan tentunya ada perubahan kebijaksanaan,” jelas dr. Hengky.

Untuk mempertajam kegiatan hari itu, maka dr. Subekti, Wakil Ketua Harian TIMA menambahkan materi tentang misi TIMA. “Pada dasarnya TIMA mempunyai visi mengobati penyakit, menyembuhkan hati,” terang dr. Subekti. Dan karena alasan itu pula banyak dokter dan tenaga medis yang bergabung di TIMA. Menurutnya meski teknologi pengobatan semakin maju, belum tentu kemajuan itu bisa mengobati perasaan para pasien. Karena kondisi psikologis pasien merupakan bagian terdalam yang baru bisa diobati dengan perhatian dan ketulusan. “Tzu Chi selalu mempedulikan jiwa dan perasaan pasien. Sentuhan-sentuhan inilah yang sesungguhnya bisa menyembuhkan pasien,” terang dr. Subekti.

foto   foto

Keterangan :

  • Dr. Hengky Ardono (depan) sedang menjelaskan tentang sejarah Tzu Chi dan TIMA. Menurutnya TIMA merupakan tempat untuk melatih diri (kiri).
  • Di penghujung acara para peserta latihan juga diajak untuk berpartisipasi menerima celangan bambu (kanan).

Lebih lanjut dr. Subekti menjelaskan pada dasarnya TIMA  bertugas untuk melaksanakan misi kesehatan Tzu Chi yang bidang kerjanya meliputi kegiatan bakti sosial, tanggap darurat, dan daerah binaan. Kegiatan TIMA  juga bersifat sukarela yang berlandaskan cinta kasih tanpa pamrih, tidak memandang ras, suku, maupun agama. Maka dengan landasan demikian secara langsung anggota TIMA bisa melayani pasien dengan rasa sepenanggungan dan menganggap pasien sebagai keluarga.

Pada akhirnya pelatihan hari itu mengajak para calon anggota TIMA untuk bisa mengenal Tzu Chi secara lebih dekat, bersedia menjalani filosofi Tzu Chi – bersyukur, menghormati, dan mencintai. “Di tempat inilah kita belajar menemukan diri sendiri,” kata dr. Subekti.

  
 

Artikel Terkait

Pengobatan untuk Opa dan Oma

Pengobatan untuk Opa dan Oma

19 Juli 2011
Saat penulis sampai ke lokasi kegiatan pada pukul 7 pagi, terlihat bahwa para opa dan oma sudah antri mengambil nomor, mendaftar sebagai pasien, dan sebagian sudah duduk manis menunggu para dokter dan suster datang.
Indahnya Berbagi di Bulan Ramadan

Indahnya Berbagi di Bulan Ramadan

15 Juli 2015 Menyambut Hari Raya Idul Fitri, Tzu Chi Medan melakukan pembagian paket lebaran berupa satu set baju muslim kepada pengungsi Rohingnya dan Bangladesh di Desa Kuala Langsa dan Bayeun, Aceh Timur.
Terus Berprestasi Saat Pandemi, Enam Siswa SMA Cinta Kasih Masuk PTN Ternama

Terus Berprestasi Saat Pandemi, Enam Siswa SMA Cinta Kasih Masuk PTN Ternama

24 Agustus 2021

Kondisi pandemi tidak menyurutkan semangat para siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi untuk tetap berprestasi. Di tahun ajaran baru ini, ada enam siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi yang berhasil masuk ke universitas negeri unggulan.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -