Mengajari dan Mewariskan Kebaikan
Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi (Tzu Chi Batam)
|
| ||
Kelas budi pekerti kali ini diadakan pada hari Minggu, tanggal 16 Juni 2013. Kelas kali ini dimulai dengan Xiao Tai Yang yang membawakan isyarat tangan Xiao Tai Yang De Wei Xiao & Di Qiu De Hai Zi. Dengan irama lagu yang riang, suasana kelas minggu pagi menjadi lebih semangat dan segar. Setelah membawakan isyarat tangan, mereka mulai melakukan kilas balik mengenai kegiatan apa saja yang pernah mereka ikuti. Tanpa disadari, banyak kenangan kelas budi pekerti sudah terkumpul selama 1 tahun. Mulai dari pembukaan kelas baru Xiao Tai Yang sampai sekarang, mereka mengingat kembali kenang-kenangan melalui foto dan berita tentang kelas budi pekerti. Selain itu, mereka juga mengulas kembali pelajaran budi pekerti yang sudah pernah diajarkan oleh “papa” dan “mama” mereka (dalam hal ini, relawan yang membimbing kelas budi pekerti). Salah satu relawan yang hadir, Steven shixiong (46) mengatakan bahwa ajaran kelas budi pekerti sangat efeketif dalam menciptakan suatu kebiasaan dan sifat yang bagus. “Saya ada 4 orang anak yang telah di Xiao Tai Yang kemudian kadang-kadang mereka sedang marah-marah, kita cukup mengingatkan saja dan mereka akan memikirkan kembali dan diam itu salah-satu yang bisa saya rasakan,” jelasnya tentang perubahan yang dirasakan. Terima kasih Ayah
Keterangan :
Melalui kelas budi pekerti kali ini, para pembimbing mengajak Xiao Tai Yang untuk menulis ucapan untuk ayah mereka dalam sebuah kartu. Meskipun kartu tersebut ditulis dengan kata-kata yang sederhana, tetapi didalamnya tersirat terima kasih dan cinta Xiao Tai Yang untuk ayah mereka. “Papa” dan “mama” Xiao Tai Yang juga menayangkan video pendek yang menceritakan tentang kisah seorang ayah cacat dan anaknya. Secara singkat, video ini menceritakan tentang seorang anak yang merasa malu akan ayahnya yang cacat. Anak tersebut tidak pernah sadar akan cinta kasih dan pengorbanan ayahnya, hingga akhirnya dia menyesal akan sikap dan kelakuan buruknya terhadap ayahnya sendiri. “Barangkali tidak ada ayah yang sempurna, hanya ada ayah yang mencintai anaknya lebih dari apapun,” itulah sebuah pesan singkat yang disampaikan melalui video ini. Banyak dari mereka sempat meneteskan air mata terharu setelah menonton video tersebut, menyadari betapa besarnya cinta seorang ayah kepada anaknya. Dalam hati setiap orang sebenarnya terdapat benih-benih baik dan buruk. Tetapi karena pengaruh lingkungan dan orang sekitar, banyak orang secara tidak sadar memupuk benih-benih buruk, membiarkannya terus berkembang hari ke hari. Sampai akhirnya menyebabkan rusaknya keharmonisan keluarga di tengah kehidupan masyarakat sekarang. Demi mengarahkan generasi penerus ke arah yang lebih baik, Insan Tzu Chi mengajarkan Xiao Tai Yang tentang budi pekerti serta nilai moralitas yang benar. Menyebarluaskan benih-benih kebaikan serta mewariskan pandangan benar untuk generasi penerus. | |||
Artikel Terkait
Cara Istimewa Merayakan Bulan Tujuh Penuh Berkah
12 September 2018Menjadi Madrasah Hijau Bersama Tzu Chi
23 Desember 2022Rumah Baru untuk Sulastri
11 Oktober 2024Setelah suaminya meninggal, Sulastri tinggal sendiri dirumahnya yang memprihatinkan. Atap bocor, lantai sudah lapuk dan terendam setiap air pasang. Prihatin dengan kondisi ini, relawan Tzu Chi Medan membantu merenovasi rumah Sulastri menjadi lebih layak, baik, dan sehat.